Direktur Program di Kantor Layanan Proyek Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOPS) di Palestina Sophie Nyirabakwe mengatakan bahwa badan tersebut berupaya melaksanakan operasi bantuan darurat untuk Jalur Gaza selain mendukung pusat penampungan dan perumahan serta operasi restorasi bagi sebagian wilayah yang rusak.
Dalam pernyataannya selama kunjungannya ke ruang operasi pemerintah untuk intervensi darurat di wilayah selatan Jalur Gaza Nyirabakwe menegaskan bahwa operasi bantuan mendesak dari PBB termasuk distribusi bahan bakar dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan semua sektor.
UNOPS mengindikasikan bahwa PBB saat ini sedang mempersiapkan skenario terpadu untuk operasi bantuan memberikan prioritas pada penyediaan tempat berlindung dan juga mengumumkan rencana untuk memasukkan sekitar 12 juta liter bahan bakar ke Jalur Gaza.
Sementara itu koordinator ruang operasi pemerintah untuk intervensi darurat di wilayah selatan Mehdi Hamdan memberikan presentasi komprehensif mengenai tugas dan tujuan ruang tersebut serta menunjukkan perannya dalam memperbarui rencana tanggap darurat dan memastikan pelaksanaannya secara efisien melalui koordinasi dengan seluruh kementerian masing-masing dalam bidang kompetensinya.
Hamdan mengatakan ruang operasi sedang dalam sidang permanen menekankan pentingnya keharmonisan semua pihak dan mitra untuk memastikan pencapaian tujuan dan untuk memobilisasi sumber daya dan dukungan yang diperlukan untuk melaksanakan rencana tanggap darurat dengan cara terbaik.
Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi bersama di tingkat tertinggi antara ruang operasi pemerintah dan UNOPS untuk melaksanakan rencana bantuan dan tanggap darurat dengan fokus pada isu-isu shelter dan restorasi.
Presiden Regional UNOPS dijadwalkan mengunjungi Palestina minggu depan untuk menerjemahkan pemahaman tersebut ke dalam praktik melalui serangkaian pertemuan dengan Menteri Pertolongan dan Pembangunan Sosial Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan pihak terkait lainnya.
Pada tanggal 19 Januari gencatan senjata mulai berlaku di Gaza yang pada tahap pertama berlangsung selama 42 hari di mana negosiasi diadakan untuk memulai tahap kedua dan ketiga yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar serta Amerika Serikat. (at/pip