Gerakan Hamas mengatakan pada Rabu malam bahwa perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza adalah hasil dari ketabahan legendaris rakyat Palestina dan perlawanan gagah berani mereka selama lebih dari 15 bulan ketabahan dan perlawanan terhadap penjajah.
Hamas menegaskan dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh Pusat Informasi Palestina bahwa perjanjian ini merupakan pencapaian besar bagi rakyat perlawanan mereka bangsa mereka dan rakyat bebas di dunia dan merupakan langkah penting menuju pencapaian tujuan pembebasan dan kepulangan rakyat.
Hamas menjelaskan bahwa perjanjian tersebut muncul sebagai respons terhadap tanggung jawab mereka terhadap orang-orang yang sabar di Jalur Gaza dengan tujuan menghentikan agresi Israel dan mengakhiri pertumpahan darah pembantaian dan perang pemusnahan terburuk yang dialami oleh rakyat Jalur Gaza.
Hamas juga menyampaikan penghargaan yang mendalam atas semua sikap terhormat pemerintah-pemerintah dan publik yang mendukung Gaza dan berkontribusi dalam mengungkap pendudukan dan menghentikan agresi baik di dunia Arab Islam atau internasional.
Hamas menyampaikan terima kasih khusus kepada para mediator yang berupaya keras untuk mencapai kesepakatan ini yang dipimpin oleh Qatar dan Mesir.
Presiden terpilih AS Donald Trump sebelumnya telah mengkonfirmasi dalam sebuah wawancara dengan Newsmax News Network bahwa mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dan pertukaran tahanan sudah sangat dekat.
Patut dicatat bahwa negosiasi tidak langsung untuk gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang dilakukan melalui mediasi Qatar-Mesir-Amerika telah mengalami kegagalan lebih dari sekali selama beberapa bulan terakhir. Karena sikap keras kepala Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sikapnya yang suka menunda-nunda dan penolakannya terhadap apa yang disepakati untuk tujuan politik.
Namun Stephen Witkoff utusan Trump untuk Timur Tengah telah memberikan tekanan pada Netanyahu dalam beberapa hari terakhir untuk menerima &ldquokonsesi yang diperlukan&rdquo untuk menyelesaikan kesepakatan saat ini sebelum pelantikan Trump pada 20 Januari menurut Times of Israel. (at/pip)