Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan(OCHA) mengatakan bahwa warga Palestina di Jalur Gaza utara menghadapi situasiyang tragis dan tidak aman dengan berlanjutnya agresi Israel dan operasimiliter yang gencar di Jalur Gaza utara. Perlu melindungi warga sipil dimanapunmereka berada.
Kantor OCHA menambahkan dalam sebuahpernyataan pada hari Selasa bahwa otoritas pendudukan Israel terus menolakupaya PBB untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang penting.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa hari inipenjajah Israel menolak dua upaya untuk mencapai rumah sakit di Gaza utara dimana misi tersebut berusaha mengevakuasi pasien dari rumah sakit Al Awda danIndonesia selain mengirimkan makanan air bahan bakar dan pasokan kebersihankepada penduduk di daerah tersebut.
Kantor OCHA menjelaskan bahwa akses ke RumahSakit Al-Awda di Jabalia masih sangat terbatas akibat pengepungan Israel yangdilakukan di Gaza utara mengingat bahwa Rumah Sakit Al-Awda adalah satu-satunyarumah sakit yang masih beroperasi sebagian di wilayah tersebut namun rumahsakit tersebut mengalami penderitaan akibat serangan Israel dan kekuranganbahan bakar dan pasokan medis.
OCHA menegaskan bahwa rumah sakit di Indonesiamasih belum dapat digunakan karena peralatan dasar telah hancur dan fasilitastersebut kekurangan air listrik perlengkapan kebersihan dan jumlah karyawanyang memadai sementara PBB terakhir kali dapat menjangkau rumah sakit tersebutdengan keterbatasan persediaan akhir bulan lalu.
Direktur medis rumah sakit Indonesia dr MarwanSultan membenarkan bahwa lantai dua rumah sakit yang terletak di kota BeitLahia di Jalur Gaza utara rusak parah akibat penargetan pendudukan kemarinSenin.
Dalam pernyataan media Sultan menyatakan bahwaseorang dokter terluka parah ketika dia mencoba meninggalkan pintu rumah sakitkemarin dan Israel menghancurkan generator listrik dan stasiun oksigen di sana.
Ia melanjutkan “Kami tidak mempunyai airatau makanan dan menghadapi pengepungan total. Situasi semakin memburuk danmenjadi bencana besar sejak Rumah Sakit Kamal Odwan tidak berfungsi lagi.”
Dua hari yang lalu sebuah video menggambarkan kenyataantragis dan kondisi kemanusiaan yang sangat sulit yang dialami oleh mereka yangterkepung di dalam rumah sakit Indonesia di Jalur Gaza utara yang menjadisasaran agresi Israel yang sedang berlangsung.
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)segera menyerukan penghentian segera agresi terhadap Rumah Sakit Al Awda di Talal-Zaatar Jalur Gaza bagian utara dan agar jalan-jalan dibuat dapat dilaluidan akses ke Rumah Sakit tersebut difasilitasi agar Rumah Sakit tersebut tetapdapat beroperasi.
WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan hariini Sabtu bahwa mereka sedang mencoba untuk mencapai Rumah Sakit Al-Awda diTal Al-Zaatar di Jalur Gaza utara untuk memasok pasokan dan menilai situasidi Rumah Sakit Kamal Adwan mencatat bahwa jalan-jalan rusak parah dan tempatitu tidak aman akibat pemboman Israel yang terus menerus yang setiap saatmembahayakan nyawa kru kami.
Sementara itu WHO mengindikasikan bahwakurangnya fasilitas akses yang disediakan oleh otoritas pendudukan Israelmembuat mustahil untuk mencapai fasilitas-fasilitas tersebut dengan aman yangmerupakan tantangan serius.
Dalam pernyataannya Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) menyatakan bahwa Rumah Sakit Al Awda yang merupakan rumah sakit terakhiryang berfungsi sebagian di Kegubernuran Gaza Utara menderita kekurangan bahanbakar dan pasokan medis dasar yang parah. (at/pip)