Menteri berhaluan sayap kanan ekstrim Itamar Ben Gvir mengumumkan penolakannya terhadap perjanjian untuk mengakhiri perang pemusnahan di Gaza yang ia gambarkan sebagai kesepakatan menyerah kepada Hamas. Kemajuan nyata dalam negosiasi tidak langsung yang dipimpin oleh Mesir Qatar dan Amerika Serikat saat ini.
Dalam video yang diunggahnya di media sosial Ben Gvir mengajak rekannya di koalisi pemerintah Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mendesaknya untuk bergabung dengannya dalam menentang kesepakatan tersebut dan menarik diri dari pemerintah Israel jika kesepakatan tersebut diterapkan karena kesepakatan tersebut mencerminkan ketundukan kepada Hamas.
Ben Gvir tampak sangat kesal ketika berbicara kepada Smotrich &ldquoMari kita menemui Perdana Menteri (Benjamin Netanyahu) dan memberi tahu dia bahwa jika dia menyetujui kesepakatan tersebut kita akan mundur dari pemerintahan.&rdquo
Patut dicatat bahwa partai Ben Gvir dan Smotrich tiba di Knesset Israel dengan satu daftar namun mereka adalah dua partai yang terpisah karena Smotrich sebelumnya telah mengumumkan penolakannya terhadap kesepakatan tersebut namun tanpa mengancam akan membubarkan pemerintah tidak seperti Ben Gvir.
Para ahli urusan Israel percaya bahwa Smotrich tidak akan tergoda untuk menerima undangan Ben Gvir karena dia tidak berkepentingan untuk membubarkan pemerintahan karena jajak pendapat tidak memberinya harapan untuk melewati ambang batas pemilihan dan oleh karena itu jika dia meninggalkan Knesset akan sulit baginya untuk kembali ke sana. Selain itu proyek untuk mencaplok Tepi Barat yang tinggal selangkah lagi sudah semakin dekat dengan masuknya Trump jadi mengapa dia mengorbankan hal itu demi Ben Gvir?
Selain itu Ben Gvir tidak dapat membubarkan pemerintahan sendirian karena ia memiliki 4 anggota dan ini akan digantikan oleh Gideon Saar ketua partai &ldquoHarapan Baru&rdquo yang baru-baru ini ditunjuk oleh Netanyahu sebagai Menteri Luar Negeri dan dia memiliki nomor persis ini. (at/pip)
