Direktur Organisasi Kesehatan Dunia PBB Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa lebih dari 12.000 orang di Gaza masih memerlukan evakuasi medis.
Dalam pernyataan yang diterima oleh Pusat Informasi Palestina pada Rabu malam dia menambahkan &ldquoKami terus mendesak Israel untuk meningkatkan tingkat persetujuan evakuasi medis.&rdquo
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA mengatakan sebelumnya pada hari ini bahwa &ldquorumah sakit di Gaza yang terus-menerus menjadi sasaran pemboman Israel telah menjadi &lsquoperangkap maut&rsquo.&rdquo
Hal tersebut tertuang dalam postingan di platform &ldquoX&rdquo (sebelumnya Twitter) hari ini Rabu terkait genosida yang dilakukan tentara pendudukan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
UNRWA menyatakan &ldquoKeluarga-keluarga terpecah dan anak-anak sekarat karena kedinginan di Gaza akibat agresi pendudukan Israel.&rdquo
Dia menunjukkan bahwa &ldquokelaparan merenggut nyawa orang-orang di Jalur Gaza karena krisis pangan semakin memburuk akibat pembatasan dan pengekangan yang diberlakukan oleh pasukan pendudukan terhadap masuknya bantuan kemanusiaan.&rdquo
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza &ldquohanya 14 dari 36 rumah sakit di Gaza yang menyediakan sebagian layanannya.&rdquo
Rumah sakit-rumah sakit ini mengalami kekurangan obat-obatan dan perbekalan medis karena ketidakmampuan memberikan bantuan yang cukup kepada mereka.
Selama 460 hari berturut-turut tentara pendudukan Israel yang didukung oleh Amerika Serikat dan Eropa melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza dengan pesawat-pesawatnya mengebom sekitar rumah sakit dan gedung-gedung.Ini menghancurkan menara dan rumah warga sipil Palestina dan menghancurkannya di atas kepala penghuninya serta mencegah masuknya air makanan obat-obatan dan bahan bakar.
Agresi tersebut menyebabkan lebih dari 155.200 orang Palestina gugur syahid dan terluka kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan dan lebih dari 11.000 orang hilang di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang menewaskan puluhan anak-anak dan orang tua dalam salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia. (at/pip)