Setidaknya 27 warga gugur tewas dalam pembantaian baru Israel setelah pemboman sebuah rumah keluarga Al-Mabhouh di kamp Jabalia di Jalur Gaza utara.
Gambar-gambar mengerikan menunjukkan dua gadis di bawah reruntuhan akibat pasukan pendudukan menargetkan rumah keluarga mereka &ldquoAl-Mabhouh&rdquo dekat sekolah Abu Hussein di kamp Jabalia. Sementara tidak ada ambulans dan kru pertahanan sipil di Gaza utara di tempat terjadinya pembantaian yang merenggut nyawa lebih dari 30 syahid dan mengakibatkan puluhan orang terluka dan hilang di bawah reruntuhan.
Pertahanan Sipil Gaza mengumumkan adanya permohonan dan panggilan darurat di hadapan para syuhada dan terluka di bawah reruntuhan rumah keluarga &ldquoAl-Mabhouh&rdquo di sekitar sekolah Abu Hussein di kamp Jabalia di Jalur Gaza utara.
Pertahanan Sipil mengutuk tindakan penjajah Israel yang terus menghalangi kerja Pertahanan Sipil dan tim medis di Jalur Gaza utara dan mencegah mereka menanggapi panggilan warga di rumah-rumah yang dibom di sana.
Sejak dini pada hari Kamis 46 warga gugur tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza 36 di antaranya terjadi di Jalur Gaza utara.
Pendudukan Israel melakukan 6 pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza termasuk 78 syahid dan 214 orang luka-luka selama 48 jam terakhir menurut Kementerian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa sejumlah korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalan dan kru ambulans serta pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka.
Israel melanjutkan perang genosidanya di Jalur Gaza selama 398 hari berturut-turut di mana mereka menghancurkan Jalur Gaza memusnahkan seluruh keluarga membunuh dan melukai ratusan ribu orang dan membuat mayoritas penduduk Jalur Gaza mengungsi dari rumah mereka.
Sejak fajar pada hari Kamis 46 warga telah gugur syahid dalam serangan Israel di Jalur Gaza 36 di antaranya terjadi di Jalur Gaza utara.
Sudah hari ke-33 pasukan pendudukan Israel melanjutkan agresi luasnya terhadap Jalur Gaza bagian utara bertepatan dengan hancurnya kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup warga yang menolak untuk mengungsi dan meninggalkan tanah dan rumah mereka. (at/pip)