Mofokeng Tlaleng Pelapor Khusus PBB tentang hak atas kesehatan mengatakan bahwa serangan dan kejahatan Israel yang terjadi di Jalur Gaza adalah &ldquoterorisme psikologis dan bagian dari rencana genosida.&rdquo
Pejabat PBB tersebut memperingatkan bahwa tingkat kecemasan dan keterkejutan di kalangan warga Gaza telah mencapai tingkat yang tidak normal dan menunjukkan memburuknya akses terhadap layanan kesehatan dan pengobatan di Jalur Gaza yang terkepung dan dilanda bencana.
Pelapor PBB juga menyatakan penyesalannya bahwa ada satu generasi anak-anak di Gaza yang meninggal atau hampir tidak bisa bertahan hidup bahkan sebelum mereka memperoleh akta kelahiran.
Hal ini terjadi satu tahun setelah meletusnya perang pemusnahan yang dilakukan oleh Israel di Gaza dengan dukungan Amerika yang hingga saat ini telah mengakibatkan lebih dari 139.000 orang Palestina menjadi martir dan terluka serta ribuan orang hilang di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang telah terjadi membunuh puluhan anak-anak dan orang tua.
Untuk tahun kedua berturut-turut Israel melanjutkan perang genosida di Jalur Gaza mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk segera mengakhirinya dan perintah Mahkamah Internasional untuk mengambil tindakan untuk mencegah tindakan genosida dan memperbaiki situasi kemanusiaan yang menyedihkan di Gaza.
Sejak tanggal 23 September lalu Israel telah memperluas cakupan genosida yang dilakukannya di Gaza hingga mencakup sebagian besar wilayah Lebanon termasuk ibu kotanya Beirut melalui serangan udara dengan kekerasan dan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Israel juga memulai serangan darat ke wilayah selatan mengabaikan peringatan internasional dan resolusi PBB. (at/pip)
Lazzarini: Gaza Jadi Kuburan Anak-anak Menanggung Beban Kekerasan 1 Tahun
New York – Pusat Informasi Palestina
Komisaris Jenderal Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan pada hari Senin bahwa kekerasan parah selama satu tahun telah mengubah Jalur Gaza menjadi kuburan bagi puluhan ribu warga Palestina termasuk sejumlah besar anak-anak.
Hari ini 7 Oktober 2024 menandai peringatan satu tahun pertempuran &ldquoBadai Al-Aqsa&rdquo yang dilakukan perlawanan Palestina untuk membela rakyat tempat suci dan tawanan pada pagi hari tanggal 7 Oktober 2023.
Dalam pernyataannya Lazzarini menekankan bahwa setelah satu tahun keluarga-keluarga di Gaza menghadapi penderitaan sehari-hari yang tak terhitung banyaknya karena penderitaan akibat pengungsian paksa penyakit kelaparan dan kematian telah menjadi kenyataan sehari-hari bagi dua juta orang yang terjebak di daerah bencana.
Dia menambahkan: &ldquoPerang berdarah ini mengubah Jalur Gaza menjadi tempat kehancuran yang tidak dapat dikenali dan menjadi kuburan massal bagi puluhan ribu warga sipil termasuk banyak anak-anak.&rdquo
Lazzarini menekankan bahwa kehancuran infrastruktur dasar telah mencapai tingkat bencana. Di Gaza warga sipil masih menanggung akibat paling besar dari perang ini.
Lazzarini menyinggung penderitaan anak-anak di Gaza dengan mengatakan bahwa mereka sangat mampu menanggung dampak kekerasan ini. Mereka tidak hanya menderita luka fisik tetapi setiap anak di sana menderita trauma psikologis yang mendalam begitu pula banyak luka psikologis telah meninggalkan bekas luka permanen dan lebih dari 650.000 anak mengenyam pendidikan selama satu tahun penuh.
Pasukan penjajah Israel melanjutkan kejahatan genosida dan perang destruktif di Jalur Gaza yang terkepung selama 367 hari berturut-turut bertepatan dengan pemboman dan penargetan udara dan artileri yang intens terutama di bagian utara Jalur Gaza.
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan dalam pernyataannya hari ini Senin jumlah korban syahid di Jalur Gaza mencapai 41.909 orang Lebih dari 60% di antaranya adalah anak-anak dan perempuan serta 97.303 orang terluka. (at/pip)