Pada hari Minggu pemerintah kota penjajah Israel memaksa warga Yerusalem Ahmed Abd Hussein Alyan untuk menghancurkan rumahnya secara paksa di kota Beit Safafa barat daya Yerusalem yang diduduki.
Tariq Ahmed Alyan mengatakan bahwa pegawai Kota Yerusalem di pemerintah Israel menyerahkan keputusan kepada ayahnya pada tanggal 10 Agustus lalu yang menetapkan bahwa rumah tersebut akan dibongkar sendiri hingga tanggal 15 September. Jika tidak krunya akan datang dan melakukan pembongkaran.
Tariq menyebutkan bahwa keputusan untuk menghancurkan rumah tersebut sangat sulit namun yang lebih sulit adalah petugas kota datang untuk menghancurkan rumah tersebut dan memaksa mereka untuk membayar puluhan ribu syikal selain pelanggaran bangunan yang mereka harus bayarkan.
Putranya Tariq Alyan telah tinggal di rumah tersebut selama 22 tahun bersama istri dan ketiga anaknya yang tertua berusia 20 tahun dan yang bungsu berusia 12 tahun. Luas rumahnya 100 meter persegi dan terdiri dari lima kamar dan rungan serta bagian-bagian lainnya.
Dalam sidang hari ini di Pengadilan Distrik Yerusalem mengenai tanah di mana rumah tersebut berdiri Ahmed Alyan menyatakan 22 tahun telah berlalu sejak kasus tersebut diedarkan melalui pengadilan Israel.
Dia menambahkan bahwa pengacaranya meminta perwakilan Departemen Pertanahan Israel selama sesi tersebut untuk menunjukkan dokumen yang membuktikan pembelian tanah tersebut namun mereka menolak.
Ahmed menunjukkan bahwa ayahnya selama beberapa tahun terakhir membayar sekitar 200.000 shekel untuk pelanggaran bangunan dan masih ada sisa 40.000 shekel. (at/pip)