Jalan pendekatan Israel dengan keterlibatanBarat. Demikian kesimpulan yang dicapai lembaga hak asasi manusia Palestinaterkait pembantaian pendudukan di Sekolah Al-Tabaeen di Kota Gaza.
Lembaga-lembaga tersebut mengatakan:Pembantaian yang menyebabkan 100 warga tewas gugur dan puluhan lainnyaluka-luka merupakan ekspresi terang-terangan dari kebijakan Israel yang terusmelakukan kejahatan mengerikan semacam ini selama 10 bulan setelah seranganmiliter besar-besaran di Jalur Gaza.
Detail Pembantaian
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh PusatHak Asasi Manusia Palestina Pusat Al Mezan dan Yayasan Al-Haq dalam pernyataanbersama pada hari Sabtu pembantaian tersebut terjadi sekitar pukul 04:40 hariSabtu ketika pesawat tempur penjajah Israel melakukan pemboman dengan tigapeluru kendali ke sebuah bangunan yang lantai dasarnya termasuk ruang sholatdan lantai satu sebagai pusat penampungan pengungsi perempuan dan anak-anak didalam Sekolah Ilmu Syariah Al-Tabaeen yang menampung ribuan pengungsi lainnyadi Jalan Al-Nafaq di Kota Gaza. Serangan  bertepatan dengan puluhan pengungsi menunaikansalat subuh.
Pengeboman menyasar gedung tersebutmengakibatkan matinya puluhan pengungsi dan jamaah termasuk keluarga danseluruh keluarga yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan terlukaterbakar dan diamputasi.
Menurut sumber-sumber medis sejumlah besarsyuhada tiba di Rumah Sakit Baptis di Kota Gaza banyak di antaranya merupakanbagian tubuh terpotong dan terkoyak dan 70 di antaranya telah teridentifikasisementara sisa-sisa sekitar 10 syuhada lainnya masih belum teridentifikasi dansejumlah besar jumlah korban masih tertimbun reruntuhan.
Puluhan korban luka juga datang termasuksejumlah besar orang yang mengalami luka bakar parah dan amputasi termasukkasus serius banyak di antaranya meninggal di rumah sakit. Oleh karena itujumlah korban kemungkinan akan bertambah apalagi dengan runtuhnya sistemkesehatan di Jalur Gaza. Rumah Sakit Al-Ahli merupakan satu-satunya rumah sakityang beroperasi tidak penuh dan dengan kemampuan terbatas di Kota Gaza.
Pengacara dari Pusat Hak Asasi ManusiaPalestina yang dating ke sekolah tersebut setelah menjadi sasaran untukmendokumentasikan kejahatan tersebut menyatakan bahwa jumlah awal korbansyuhada menurut sumber medis berjumlah 97 syuhada beberapa di antaranyadipindahkan ke Rumah Sakit Baptist (Al-Ahli) dan sebagian lainnya terkubur disekolah menandakan situasi sulit. Sangat penting dalam mengidentifikasijenazah karena merupakan bagian tubuh dan terkoyak.
Impunitas Hukum
Pembantaian ini &ndash menurut lembaga hak asasimanusia &ndash adalah hasil dari kebijakan impunitas yang terus berlanjut danketerlibatan sejumlah negara Barat dalam pelanggaran berat terhadap rakyatPalestina dengan memasok senjata dan amunisi kepada pasukan penjajah Israel. Bahkanhal itu dilakukan tanpa adanya keinginan internasional untuk mewajibkan negara penjajahIsrael untuk melaksanakan keputusan Mahkamah Internasional untuk menghentikankejahatan genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina di JalurGaza.
Lembaga-lembaga HAM Palestina mengungkapkanketerkejutan mereka atas kejadian pembakaran sisa-sisa puluhan syuhada yangtersebar di kapel dan halaman sekolah. Hal tersebut dinilai sebagai bukti rudalyang ditembakkan ke arah sekolah adalah jenis rudal yang merusak dan membakaryang digunakan oleh penjajah Israel dalam perang genosida terhadap rakyatPalestina dan dipasok oleh Amerika dan Eropa.
Membantah Klaim Pendudukan
Lembaga HAM Palestina membantah klaim penjajahIsrael bahwa mereka menggunakan bom pintar dalam serangan militernya. Hal itu dinilaiklaim palsu Israel dan membuktikan pelecehan Israel terhadap seluruh dunia. SebabIsrael terus melakukan pembunuhan massal dan memberikan pembenaran tidakberdasar yang bertentangan dengan fakta.
Lembaga HAM menyatakan bahwa rakyat Palestina menghadapikejahatan kelas satu yang membukatikan pendekatan dan cara Israel yang sengajamelakukan genosida dengan keputusan politik mengacu pada pernyataan publikMenteri Keuangan Israel yang ekstremis Bezalel Smotrich bahwa membunuh dua jutawarga Palestina di Jalur Gaza dari kelaparan mungkin adil dan bermoral untuk mengembalikansandera Israel dari Jalur Gaza.
Pembenaran berulang yang dilakukan penjajah Israeluntuk menargetkan anggota Hamas atau pejuangnya hanyalah tuduhan yang tidakberharga menurut organisasi hak asasi manusia. Pembenaran apapun dan dengancara apa pun atas penggunaan kekuatan yang tidak proporsional dan tidak perluyang menyebabkan kematian seorang pejuang sejumlah besar warga sipillaki-laki dan perempuan sama sekali tidak bisa diterima.
Lembaga menyebutkan bahwa Israel menurut apayang diumumkan tentaranya memiliki informasi intelijen yang akurat tentangpergerakan dan lokasi orang-orang dan memiliki rudal yang tepat yang ditujukanuntuk individu namun Israel menggunakan senjata yang sangat besar dan sengajamenargetkan pada saat jamaah sedang berkumpul untuk salat subuh. Hal inimenunjukkan niatnya untuk menimbulkan jumlah korban terbesar.
Pembunuhan yang ditargetkan pada prinsipnyamerupakan kejahatan yang melanggar kaidah hukum hak asasi manusia internasionaldan hukum humaniter internasional.
Kejahatan Berulang
Lembaga menyatakan bahwa menargetkan tempatpenampungan para pengungsi yang terletak di dalam sekolah bukanlah sebuahinsiden dan kasus terpisah. Ini sebuah ekspresi kebijakan dan pendekatankekerasan Israel yang sistematis. Apalagi dengan semakin intensifnya pasukanpendudukan sejak awal bulan ini menargetkan pusat-pusat tempat penampungan yangada di sekolah-sekolah di Kota Gaza di saat penduduk dan pengungsi sedang didalamnya. Israel mengebom 10 sekolah serta membunuh dan melukai puluhanpengungsi di dalamnya yang menunjukkan bahwa mereka bertujuan untuk menghancurkansemua pusat perlindungan dan secara paksa mengevakuasi pengungsi ke arahselatan ke lembah Gaza. Ini pembunuhan dan pemboman terhadap pengungsi danlainnya juga terus berlanjut di sana.
Sejak awal serangan militer pada bulan Oktober2023 pesawat pendudukan telah membom sekitar 160 sekolah dan pusat penampunganpengungsi yang menewaskan ratusan orang di dalamnya dan melukai ribuan orangselain menargetkan tenda-tenda pengungsi dan tempat berkumpulnya merekatermasuk di dalam tempat yang disebut sebagai zona kemanusiaan yang ditetapkanpasukan pendudukan di Khan Yunis dan Rafah Mawasi.
Lembaga HAM Palestina mendesak negara-negarayang memasok senjata dan amunisi kepada Israel khususnya Amerika Serikat yangmemberikan perlindungan politik hukum dan keuangan bagi Israel dan merupakanpemasok senjata dan amunisi terbesar ke Israel untuk berhenti melakukan haltersebut secara langsung.
Semua negara-negara ini terlibat dalamkejahatan genosida dan kejahatan lainnya yang dilakukan di Jalur Gaza. (at/pip)