Juru bicara PBB Stephane Dujarric menegaskanbahwa &ldquokeluarga di Jalur Gaza dipaksa mengambil keputusan mustahil setiapperintah evakuasi.
Dujarric menyinggung dalam konferensi pers padahari Senin bahwa sebuah tim dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan(OCHA) mengambil tindakan untuk mendukung para pengungsi dari Gaza utara keselatan.
Dia mengutuk tindakan yang menargetkan wargasipil bahwa serangan yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir telahmenunjukkan sekali lagi bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza.
Patut dicatat bahwa Amnesty International(sebuah organisasi non-pemerintah) menganggap bahwa perintah evakuasi Israelyang berulang kali di Gaza sama dengan (pengungsian ilegal) yang merupakankejahatan perang.
Dia menambahkan bahwa &ldquowarga sipil Palestinamenghadapi berbagai gelombang pengungsian&rdquo akibat agresi pendudukan Israelterhadap Jalur Gaza yang telah berlangsung selama lebih dari 9 bulan danperintah &ldquoevakuasi&rdquo yang berulang kali.
Sejak tanggal 7 Oktober tentara pendudukanIsrael melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza dengan dukungan Amerika danEropa ketika pesawat-pesawatnya mengebom sekitar rumah sakit gedung menaradan rumah-rumah warga sipil Palestina menghancurkannya di atas kepala parapenghuninya dan mencegah masuknya air makanan obat-obatan dan bahan bakar.
Agresi berkelanjutan pendudukan terhadap Gazamenyebabkan kematian 38.664 martir dan melukai 89.970 lainnya yang menyebabkansekitar 19 juta orang mengungsi dari Jalur Gaza menurut data PBB. (at/pip)