Pejabat Kantor PBB untuk Koordinasi UrusanKemanusiaan di Gaza (OCHA) Yasmina Gerda mengatakan lebih dari 200 pekerjabantuan kemanusiaan telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober lalu.
Gerda menjelaskan dalam keterangan pers padaSelasa situasi di Gaza sangat buruk sehingga tidak bisa diukur dengan jumlahhingga menjadi kawasan yang tidak aman bagi siapa pun.
Dia menambahkan &ldquoDi Gaza saya mendengar danmelihat langsung cerita-cerita yang akan menghantui saya seumur hidup.&rdquo
Dia menyebut kesulitan yang dihadapi oleh timdalam menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan. Banyakkebutuhan masyarakat akan makanan tempat tinggal kesehatan dan kebutuhandasar lainnya tidak terpenuhi.
Sejak tanggal 7 Oktober lalu &ldquoIsrael&rdquo telahmelancarkan perang yang menghancurkan di Gaza dengan dukungan penuh dariAmerika yang telah menyebabkan sekitar 124.000 warga Palestina tewas gugursyahid dan terluka selain ribuan orang hilang.
Penjajah Israel terus melanjutkan perangnyameskipun ada dua resolusi Dewan Keamanan PBB yang segera menghentikannya danperintah dari Mahkamah Internasional untuk mengakhiri invasi terhadap kotaRafah di Jalur Gaza bagian selatan dan mengambil tindakan mencegah &ldquogenosida&rdquoagar tidak terjadi dan untuk memperbaiki situasi kemanusiaan yang mengerikandi Gaza.
Di sisi lain Kementerian Kesehatan di Gazamengumumkan bahwa penjajah melakukan 4 pembantaian terhadap keluarga di JalurGaza termasuk 60 orang syahid dan 140 orang luka-luka selama 24 jam terakhir.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkandalam update hariannya bahwa jumlah korban agresi telah meningkat menjadi37.718 orang yang tewas dan 86.377 orang terluka sejak tanggal 7 Oktober lalu.
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa masihada sejumlah korban di bawah reruntuhan dan di jalan dan ambulans serta krupertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka. (at/pip)