Setiap pagi ribuan ayah ibu dan anak-anakberangkat ke Gaza utara dalam misi yang sulit untuk mencari makanan yang bisamemuaskan dahaga mereka dan menyelamatkan keluarga dari momok kematian akibatkelaparan yang bukan lagi sekedar slogan atau hanya peringatan namun telahmenjadi kenyataan yang setiap hari memangsa lebih banyak korban di depan dunia.
Warga Palestina Saeed Asleem mengatakan kepadakoresponden Pusat Informasi Palestina bahwa &ldquoSetiap hari saya berangkatpagi-pagi untuk berjalan-jalan di jalanan tanah dan pusat penampunganberharap mendapatkan apa pun untuk memberi makan keluarga saya yangberanggotakan 6 orang.&rdquo
Ia menyebutkan bahwa semua anggota keluargamelakukan tugas berat setiap hari anak-anak berangkat mencari air danmembawanya dari jarak jauh dan istri mengumpulkan kayu bakar dan menunggumungkin menyiapkan sesuatu yang bisa dimakan sementara dirinya berkeliling didalam berputar dalam &ldquolingkaran setan&rdquo dan seringkali kembali dengan tangankosong.
Dia menekankan bahwa sejak penjajah Israel menyerbuJabalia utara Gaza tidak ada bantuan atau bahkan barang yang masuk dantepung saat ini tersedia dalam jumlah kecil dan beberapa makanan kaleng sudahhabis dan harganya meroket.
Sejak pasukan penjajah Israel menyerbu Rafahpada tanggal 7 Mei pasukan penjajah Israel telah melakukan pengepungan yangketat di Jalur Gaza bagian utara dan hampir sepenuhnya menghentikan aliranbantuan setelah bantuan sebagian yang hanya berlangsung selamaberminggu-minggu menyebabkan ratusan ribu warga menghadapi momok kelaparan.
Krisis Kelaparan Sudah Dekat
Kantor media pemerintah di Gaza terusmengeluarkan peringatan bahwa kelaparan akan segera terjadi di wilayah Gaza danwilayah utara.
Dia mengatakan &ldquoTidak ada barang di wilayahGaza dan Utara dan orang-orang mungkin terpaksa memakan daun pohon. Iamendesak komunitas internasional untuk memaksa penjajah Israel membukapenyeberangan dan membawa bantuan.&rdquo
Dimensi dan aspek kelaparan ini bermacam-macam:tidak ada makanan yang dapat dipastikan tidak ada susu untuk bayi dan tidakada obat untuk orang sakit menciptakan tiga episode pencekikan yang dokterperingatkan akan berdampak serius terhadap kesehatan ratusan ribu orang yangmasih hidup dan tinggal di Jalur Gaza bagian utara.
Komisi Penyelidikan Internasional Independenmengenai Wilayah Penjajah Israel Palestina menyimpulkan bahwa Israelmenggunakan kelaparan sebagai metode perang dan memperingatkan dampaknyaterhadap penduduk Gaza selama beberapa dekade mendatang dengan konsekuensinegatif terutama bagi anak-anak dan menekankan bahwa hal ini merupakan perangkejahatan.
Komisi menyoroti dalam laporan yang diterbitkanbeberapa hari terakhir bahwa pada saat laporan ini ditulis dia telah meninggal.
Anak-anak mengalami kekurangan gizi parah dandehidrasi akibat blokade yang diberlakukan oleh Israel yang menahan bantuanpenting dan memutus pasokan air makanan listrik bahan bakar dan pasokandasar lainnya termasuk bantuan kemanusiaan.
Para blogger berinteraksi dengan beberapa tagaryang membahas kelaparan di Gaza utara menyerukan gerakan yang lebih luas untukmemaksa penjajah Israel menghentikan perang berdarah dan berhenti menggunakankelaparan sebagai senjata. (at/pip)