Surat kabar Amerika The Washington Postmengatakan bahwa kehidupan ratusan ribu penduduk Jalur Gaza yang tinggal ditenda menjadi lebih sulit dengan meningkatnya suhu musim panas yang ekstrem.
Surat kabar tersebut menjelaskan bahwa situasikemanusiaan menjadi lebih berbahaya dan kehidupan menjadi lebih sulit bagi parapengungsi dan warga terlantar yang berjuang untuk bertahan hidup dengansedikit listrik makanan dan air bersih.
Sebuah laporan oleh surat kabar Amerikamelaporkan bahwa penduduk di Jalur Gaza utara menderita kekurangan pangan yangparah di tengah lambatnya aliran bantuan ke wilayah mereka.
Laporan tersebut mencatat bahwa KantorKoordinasi Urusan Kemanusiaan menegaskan bahwa fasilitas air dan sanitasi masihrusak akibat pertempuran tersebut sementara banyak orang &ldquomengumpulkan airdari sumber yang tidak dapat diandalkan dalam wadah yang tidak tepat.&rdquo
Laporan tersebut menambahkan bahwa parapengungsi ini kekurangan perlengkapan kebersihan seperti sabun yangberkontribusi terhadap tingginya tingkat diare penyakit kulit dan penyebaranhepatitis.
Surat kabar tersebut menarik perhatian padapernyataan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros AdhanomGhebreyesus yang menyataka bahwa sebagian besar penduduk Gaza menghadapikondisi seperti kelaparan pada saat lembaga-lembaga bantuan terus melakukanupaya untuk mengatasi masalah tersebut seruan untuk mengizinkan lebih banyakbantuan masuk ke Jalur Gaza yang hancur.
The Washington Post mencatat bahwa Israel menyalahkan PBB atasketidakefisienan meskipun lembaga-lembaga bantuan mengatakan bahwa pertempurandi Gaza dan kesulitan dalam koordinasi dengan pihak berwenang Israel telahmempersulit mereka untuk mencapai penyeberangan Kerem Shalom. (at/pip)