Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkanpada hari Selasa (28/5) bahwa evakuasi medis yang sangat dibutuhkan dari Gazayang sudah terbatas kini terhenti setelah serangan militer Israel di Rafah tigaminggu lalu.
&ldquoSejak Israel melancarkan serangan militernyake kota Rafah yang padat penduduk di bagian selatan pada awal Mei lalu semuaevakuasi medis terhenti&rdquo ujar juru bicara WHO Margaret Harris.
&ldquoLangkah ini berarti lebih banyak orang yangakan meninggal saat menunggu perawatan&rdquo ia memperingatkan.
&ldquoOrang-orang ini tidak dievakuasi hanya karenaperang dimulai jadi mereka semua masih membutuhkan rujukan medis&rdquo katanya.
&ldquoKarena layanan medis di Gaza sangat tergangguoleh perang lebih banyak orang harus pergi untuk mengakses layanan yangbiasanya mereka terima di dalam Gaza seperti kemoterapi atau cuci darah.  Selain itu ribuan orang sekarang harus pergisetelah menderita luka serius selama perang&rdquo katanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar10.000 orang perlu dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukandi tempat lain kata Harris.
&ldquoDi antara mereka terdapat lebih dari 6.000pasien trauma dan setidaknya 2.000 pasien dengan penyakit kronis yang seriusseperti kanker&rdquo katanya.
&ldquoSejak penghentian total evakuasi medis dariGaza pada 8 Mei lalu 1.000 pasien yang sakit kritis dan terluka telahditambahkan ke dalam daftar tersebut&rdquo ujar Harris.
Sejak 7 Oktober tahun lalu tentara penjajahIsrael terus melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza dengan dukungan AmerikaSerikat dan Eropa di mana pesawat-pesawatnya membombardir rumah sakitbangunan menara dan rumah-rumah warga sipil Palestina dan menghancurkannya diatas kepala para penghuninya serta mencegah masuknya air makanan obat-obatandan bahan bakar.
Agresi penjajah Zionis di Gaza telahmengakibatkan 36.096 orang gugur 81.136 orang terluka dan sekitar 17 jutaorang mengungsi menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). (at/pip)