Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyenmengatakan pada hari Minggu bahwa Jalur Gaza sedang menghadapi kelaparan halyang tidak dapat diterima dan menyerukan perjanjian gencatan senjatasecepatnya.
Von der Leyen – dalam pidatonya di KTT EnamPihak Mesir-Eropa di Kairo – menyatakan keprihatinan Uni Eropa mengenai dampakIsrael melancarkan operasi militer di Rafah.
Dia menambahkan bahwa penting untuk mencapaikesepakatan gencatan senjata yang cepat sekarang yang mengarah pada pembebasantahanan dan memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan mencapai Jalur Gaza.
Presiden Komisi Eropa menambahkan bahwa diaakan bekerja berdampingan dengan Mesir dan mitra lainnya untuk mengarahkanbantuan ke Gaza melalui segala cara yang memungkinkan dan menunjukkan bahwaMesir adalah pilar stabilitas dan keamanan di Timur Tengah.
Von der Leyen menekankan perlunya melindungiwarga sipil dan tidak boleh ada pengungsian paksa warga Palestina dari JalurGaza.
Mereka menyerukan gencatan senjata sesegeramungkin yang bisa membebaskan tahanan dan pengiriman lebih banyak bantuankemanusiaan ke Gaza.
Presiden Komisi Eropa memperingatkan akan kemungkinanadanya operasi militer di kota Rafah selatan Jalur Gaza. Mereka menyatakankeprihatinannya mengenai risiko terhadap penduduk sipil yang tidak berdaya disana.
Dalam konteks terkait beliau mengatakan bahwakami ingin mengupayakan perdamaian abadi berdasarkan prinsip solusi dua negara.
Sejak 7 Oktober 2023 Israel telah melancarkanagresi brutal terhadap Jalur Gaza yang berbatasan dengan perbatasan Mesirmenyebabkan puluhan ribu orang menjadi martir di kalangan warga sipilkebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan ditambah lagi denganbencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kerusakaninfrastruktur besar-besaran yang menyebabkan Tel Aviv dituntut oleh dunia duniainternasional atas genosida di hadapan Pengadilan untuk pertama kalinya sejakdidirikan. (at/pip)