Tue 6-May-2025

Mati Kelaparan Bahaya Ancam Setengah Juta Warga di Gaza Utara

Selasa 27-Februari-2024

Dengan semakin banyaknya kematian akibatkelaparan dan kehausan akibat blokade dan pengepungan Israel di Jalur Gazautara kekhawatiran semakin meningkat akan massifnya jumlah kelaparan dankematian ratusan ribu orang.

Siapa mengira ada orang atau anak-anak akanmati kelaparan di abad kedua puluh satu? .. tanya Abdel Halim Saeed dariPalestina yang berat badannya turun 15 kg setelah 142 hari agresi dan blokade diJalur Gaza.

Kepada Pusat Informasi Palestina Saeedmengatakan &ldquoSelama tiga hari saya hanya minum air yang dicampur dengan garamdan saya berisiko mencapai tempat di mana truk bantuan tiba namun saya kembalidengan tangan kosong takut akan pemboman jumlah syuhada dan banyaknya korbanluka.&rdquo
https://x.com/PalinfoAr/status/1761950123767009712?s=20

Minggu kemarin pemantau Hak Asasi ManusiaEuro-Mediterania mendokumentasikan kematian dan cedera 30 warga Palestinasetelah mereka menjadi sasaran pasukan pendudukan Israel ketika merekaberkumpul menunggu truk bantuan di dekat bundaran Nabulsi di Jalan Al-Rashidbarat daya Kota Gaza.

Dalam beberapa jam terakhir seorang anak terlukaMuhammad Ihab Jamil Nasrallah (8 tahun) meninggal di Rumah Sakit Al-Shifa KotaGaza karena dehidrasi serta kekurangan makanan dan obat-obatan.
https://x.com/RamAbdu/status/1761786766376190165?s=20

Mangsa Kematian

Dalam menghadapi semakin parahnya kelaparanorganisasi-organisasi hak asasi manusia Palestina sudah memperingatkan bahwasekitar setengah juta warga Palestina akan menjadi mangsa kematian karenakelaparan dan kehausan di Jalur Gaza bagian utara setelah mereka hampir tidakmenerima bantuan sama sekali selama berminggu-minggu. Semua bahan makanan pokokdan obat-obatan terutama tepung menjadi langka akibat pembatasan pendudukandan berlanjutnya agresi Israel selama 142 hari berturut-turut.

Lembaga-lembaga tersebut mengatakan &ldquoSeperempatpenduduk Jalur Gaza yang tinggal di bagian utara menderita kerawanan panganyang parah.&rdquo

Menurut laporan gabungan terbaru Program PanganDunia dan UNICEF anak-anak di bawah usia 5 tahun serta wanita hamil danmenyusui menderita kekurangan makanan dan bahan-bahan dasar untuk kelangsunganhidup mereka.
https://x.com/Sa7atPlBreaking/status/1761920874859401659?s=20

Kerawanan pangan ini juga menyebabkan kematianorang lanjut usia dan orang sakit karena kelaparan dan kehausan atau mengancampenderitaan kesehatan yang akan menimbulkan konsekuensi serius yang akanberlangsung selama beberapa generasi mendatang.

Menurut laporan tersebut pemeriksaan gizi yangdilakukan oleh para ahli di tempat penampungan dan pusat kesehatan di JalurGaza utara menemukan bahwa satu dari enam anak di bawah usia dua tahunmenderita kekurangan gizi akut.

Tanda-tanda Kelemahan dan Kekurusan

Dr Hossam Abu Safiya Direktur Rumah SakitKamal Adwan membenarkan bahwa dokter mencatat tanda-tanda kelemahan dankekurusan parah akibat kekurangan gizi dan kelaparan di semua kasus medis.

Abu Safiya menambahkan rumah sakit tersebutmenerima kapasitas tiga kali lipat karena masyarakat yang menderita penyakitdapat diobati dengan menyediakan makanan sehat yang memperkuat kekebalan tubuhdalam menghadapi penyebaran infeksi di tempat keramaian.

Ia menekankan bahwa semua kasus yang dirawat dirumah sakit berada dalam kondisi yang memprihatinkan dan menunjukkantanda-tanda pucat dan lemah akibat hilangnya nutrisi yang tepat sehinggamengharuskan mereka untuk tinggal lebih lama di rumah sakit untuk menerimaperawatan yang dianggap sangat sulit mengingat kondisi &nbspkemampuan yang tersedia.

Abu Safiya yakin bahwa ada privasi bagi setiappasien dalam hal gizi terutama orang tua dan anak-anak dan hilangnya bahanmakanan penting seperti susu formula tepung sayur-sayuran dan segala jenisbuah-buahan dianggap sebagai faktor yang berkontribusi dalam hal memburuknyakondisi kesehatan masyarakat secara umum.

Abu Safiya memperkirakan bahwa anak terkeciltelah kehilangan setidaknya 5 kilogram berat badannya akibat kekurangan giziakut. Hal ini tidak dialami oleh ibu hamil orang lanjut usia dan khususnyaibu menyusui karena mereka tidak dapat menemukan makanan untuk melanjutkanhidup dan menyusui yang menyebabkan hilangnya ASI pada perempuan yang menyusui.Hal ini umum terjadi di Jalur Gaza bagian utara.

Menurut Abu Safiya bayi di bawah usia 6 bulanadalah yang paling rentan terhadap kematian mengingat kemampuan rumah sakitsaat ini dan dokter tidak dapat membantu mereka dari kekurusan parah yangdisebabkan oleh kelaparan karena gejala mereka muncul dengan sangat cepat danmemburuk dalam waktu singkat.

Kami Makan Pakan Ternak!

Warga negara Nasser Ahmed 56 tahun penduduklingkungan Al-Saftawi dan ayah dari lima anak mengatakan menurut pernyataanhak asasi manusia &ldquoKami benar-benar menderita kelaparan dan ada kelangkaanbesar kebutuhan pokok bahan makanan dan saya tidak bisa menyediakan makananapa pun untuk anak-anak saya dan anak-anak saya menjadi tidak mampu. Saatbepergian kami makan pakan ternak (barli dan jagung). Kami mendengar tentangkematian anak-anak akibat kurangnya makanan yang sehat dan memadai dan sayakhawatir saya akan kehilangan anak-anak saya karena kelaparan.&rdquo

Harga Tinggi

Adapun Ny. M. SH seorang ibu dari tiga anakyang tinggal di lingkungan Al-Nasr di Kota Gaza mengatakan &ldquoSaya kehilangansuami saya dua bulan lalu karena pemboman Israel yang sedang berlangsung diJalur Gaza dan tidak ada pencari nafkah bagi saya dan ketiga anakku.&rdquo Beberapahari yang lalu saya membeli jelai dan jagung untuk membuat roti bagi anak-anaksaya dengan uang yang saya miliki dan hasilnya hampir habis karena tingginyaharga bahan pokok.&rdquo

Dia mencontohkan harga sekantong tepung(beratnya 25 kilogram) mencapai sekitar $700 dan barang-barang penting sepertisayuran buah-buahan beras gula minyak goreng dan banyak bahan pokok tidaktersedia dan jika tersedia harganya sangat tinggi dan kami tidak mampumembelinya.

Dia berkata “Saya merasa sangat sulituntuk menyediakan susu bagi anak saya yang masih kecil karena harganya naikmenjadi sekitar $40 per wadah. Anak-anak saya terbiasa dengan ayah mereka yangmenyediakan semua makanan dan minuman yang mereka perlukan dan sekarangsetelah ayahnya gugur saya berjuang untuk memberi makan mereka dan seluruhkeluarga suami saya di Jalur Gaza utara.&rdquo

Warga di lingkungan Kota Gaza menderita krisiskehausan yang parah akibat terganggunya pasokan air minum yang aman dankurangnya ketersediaan sumber air. Defisit telah mencapai sekitar 90% yangjuga memperburuk malnutrisi karena kekurangan air untuk keperluan memasak dankebersihan. Individu menerima 3 liter untuk menutupi semua penggunaan termasukpembersihan dan minum.

Air dan Pati untuk Mengurangi Rasa Lapar

Samira Issa 68 tahun dari lingkungan Al-Nasrdi Kota Gaza mengatakan: &ldquoSaya dan suami saya yang lanjut usia tinggal diJalur Gaza bagian utara setelah anak-anak saya dan istri serta anak-anakmereka mengungsi ke Jalur Selatan. Tidak ada makanan di kota dan ketikasuamiku mencoba pergi menunggu truk tepung. Dalam perjalanan menuju pantai Gazamereka terkena tembakan tentara Israel dan beberapa warga sipil terluka hinggamengakibatkan kematian. Setiap kali suami saya kembali tanpa bisa mendapatkantepung. Kami mencampur air dan pati untuk memuaskan rasa lapar kami.&rdquo

Tidak Ada Air

Pemuda Walid Adel Awad 29 tahun yang tinggaldi lingkungan Sheikh Radwan sebelah barat Kota Gaza mengatakan: &ldquoSelama duabulan tidak ada satu liter pun yang dipompa ke tangki rumah kami dan inimemaksa kami untuk membawa air minum jika tersedia dari tempat yang jauh atauuntuk membeli air laut adalah salah satu dari sedikit truk yang berkeliaran dijalan untuk mencuci dan membersihkan.&rdquo

Beliau menambahkan dirinya menanggung banyakbiaya dengan membeli makanan dan minuman dengan harga tinggi dan sejak awalkita berusaha mencari sesuatu untuk dimakan dan menghabiskan hari-hari tanpamakanan atau minuman. Kami semua mengalami penurunan berat badan 10-15 kilogramper orang dan kami melihat situasinya semakin buruk seiring berjalannya waktu.

Kotamadya Gaza

Menurut data Kota Gaza pasukan penjajah IsraelIsrael memutus sumber air dari Jalur Gaza mencegah masuknya bahan bakar yangdiperlukan untuk mengoperasikan sumur dan menghancurkan sekitar 40 sumur air9 tangki berbagai ukuran dan sekitar 42.000 meter air jaringan dengan diameterberbeda.

Penjajah Israel juga menghancurkan sumur-sumurlokal dan pusat terutama sumur Al-Safa di timur laut kota yang memasok 20%kebutuhan air kota sementara air yang dibeli dari perusahaan Israel Makrotmemenuhi 25% kebutuhan kota. Dengan demikian pendudukan telah menghancurkansekitar 60 dari 80 sumur yang beroperasi sebelum agresi militer di Jalur Gazaselain menghancurkan dan merusak pabrik desalinasi yang memasok sekitar 10%kebutuhan harian kota tersebut.

Pertanyaannya adalah: Kapan tangisanorang-orang kelaparan yang tetap gigih meski terjadi penindasan di Jalur Gazaakan sampai ke telinga dunia sehingga mereka bisa menjawab panggilankemanusiaan? (at/pip)

Tautan Pendek:

Copied