Setelah berhari-hari kelaparangadis Palestina Haneen Saleh Jumaa meninggal dunia seorang syahid yangditambahkan ke dalam daftar syahid kelaparan yang disebabkan oleh agresipendudukan Israel yang sedang berlangsung terhadap Jalur Gaza.
Ayah dari gadis kecil ituHaneen tidak dapat membayangkan bahwa suatu hari akan tiba ketika dia tidakmampu menyediakan sepotong roti yang akan menjaga hati kecilnya tetap hidup.
Mati Kelaparan
Anak tersebut Hanin SalehHassan Jumaa (tahun) meninggal karena kelaparan karena ia menderitakekurangan kalsium yang parah menurut Observatorium Hak Asasi ManusiaEuro-Mediterania.
Ayahnya ingat malam tragis ituketika dia meminta makanan dan dia berjanji akan membawakannya besok pagi.Saat fajar keesokan harinya Hanin mulai menangis dan ketika dia mendekatinyadia menyadari bahwa dia hampir mati. Mereka membawanya dengan kereta keledai kerumah sakit karena tidak ada mobil. Dokter memberitahunya bahwa putrinyameninggal karena dehidrasi dan kekurangan makanan.
Kelaparan telah menjadi salahsatu penyebab kematian di Jalur Gaza khususnya di Kegubernuran Gaza dan bagianutaranya setelah pasukan pendudukan menggunakan kelaparan sebagai senjataperang di tengah keheningan dan ketidakmampuan masyarakat internasional bahkanuntuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza ratusan ribu orang kelaparan.
700.000 warga Palestina tinggaldi Kegubernuran Gaza dan Kegubernuran Gaza Utara setelah mereka menolakbermigrasi ke Lembah Gaza bagian selatan dan bersikeras untuk menggagalkanrencana pengungsian Israel sejak dimulainya perang brutal di Jalur Gaza.
Kesulitan Menghitung Angka
Israel menggunakan senjatakelaparan terhadap penduduk Jalur Gaza terutama bagian utaranya dan merekamemulai perang dahsyatnya pada tanggal 7 Oktober lalu dengan mendeklarasikanlarangan terhadap listrik air dan makanan serta melakukan pengepunganmenyeluruh terhadap wilayah tersebut dan menegaskan bahwa Menteri Perangnyamenggambarkan penduduk Gaza sebagai manusia binatang.
Anak tersebut Hanin bukanlahorang pertama yang meninggal akibat kelaparan di Jalur Gaza.OrbservatoriumEuro-Mediterania sebelumnya telah mendokumentasikan kematian banyak wargatermasuk anak-anak dan orang tua.
Sumber-sumber hak asasi manusiamengkonfirmasi bahwa jumlah kematian akibat kelaparan lebih besar dari yangdiumumkan karena tidak adanya mekanisme resmi yang jelas untuk menghitungkematian mereka. Apa yang terjadi adalah bahwa kematian mereka sering kalidicatat karena sebab-sebab lain sehingga menyembunyikan penyebab sebenarnyadari kematian mereka jumlah sebenarnya korban kelaparan.
Situasi semakin memburuk diGaza terutama di wilayah utara yang terisolasi dimana konvoi bantuanmenghadapi penolakan izin dan penundaan yang lama.
Sebagai bagian dari perjuanganuntuk bertahan hidup warga terpaksa mengambil tindakan paksa sepertimenggiling dan memakan pakan ternak untuk bertahan hidup.
Akses terhadap sumber dayadasar seperti air layanan kesehatan dan sistem sanitasi semakin terbatassehingga meningkatkan penyebaran penyakit.
Pakan Ternak
Salah satu warga Palestina MahmoudYasser dari Jabalia tampak lelah dan kelelahan saat dia menjelaskan kepadaPusat Informasi Palestina bagaimana dia menghabiskan waktu berjam-jam mencaritepung untuk memberi makan kelima anaknya namun dia tidak menemukan apa yangdia butuhkan dan terpaksa membeli pakan ternak untuk membuat roti.
Ia menambahkan tepung terigutidak ditemukan sehingga ia membeli pakan ternak sebanyak 3 kilogram.
Yasser melanjutkan sembari menyorotibetapa banyak warga di Jalur Gaza utara yang sudah lama makan nasi dan kiniharga beras sudah naik tiga kali lipat dan kami tidak mampu lagi membelinya tepungterigu hilang dan jagung dan tepung jelai sangat mahal dan rasanya tidak enak.
Membeli 3 kilogram tepungmembuat warga Palestina mengeluarkan biaya 100 shekel setiap hari (sekitar 30dolar) itulah sebabnya warga Palestina kesulitan untuk menabung jumlahtersebut.
Warga Ahmed Quraqi mencobamenjelaskan penderitaan yang dialami rekan-rekannya di Gaza.
Dia mengatakan “OrangPalestina hidup dalam tragedi di semua tingkatan. Tidak ada makanan atau tiduryang nyenyak karena berlanjutnya pemboman Israel dan tidak ada airminum.”
Dia melanjutkan bahwa warga diJalur Gaza utara hanya makan satu kali setiap dua hari dan bahwa makanantersebut tidak memuaskan dan tidak mengandung nilai gizi sehingga menyerukanrevolusi Arab untuk mencabut pengepungan di Gaza dan menahan penjajah dariperilaku terkutuknya.
Meskipun truk-truk terusmemasuki Jalur Gaza bagian selatan secara terbatas tidak satu pun daritruk-truk tersebut yang mencapai wilayah Gaza dan wilayah Utara.
Bencana Besar
Untuk menghadapi atmosferkelaparan yang dialami Jalur Gaza kantor media pemerintah di Gaza menyatakanbahwa kedua provinsi tersebut membutuhkan 1.300 truk makanan per hari untukkeluar dari keadaan kelaparan dengan 600 truk untuk wilayah utara dan 700 trukuntuk Gaza.
Adapun Direktur Operasi DaruratOrganisasi Kesehatan Dunia Michael Ryan menekankan bahwa penduduk Jalur Gaza&ldquomati kelaparan&rdquo akibat pembatasan bantuan kemanusiaan.
Ryan menyatakan “Adawarga yang sekarat karena kelaparan dan terdesak ke jurang jurang. Mereka bukanpihak dalam konflik ini (…) dan mereka harus dilindungi dan fasilitaskesehatan mereka harus dilindungi.&rdquo
Dia menambahkan: &ldquoRakyatPalestina di Gaza berada di tengah bencana besar&rdquo yang menunjukkan bahwasituasinya mungkin menjadi lebih buruk. (at/pip)