Tiga organisasi hak asasi manusia Palestinamemperingatkan dampak dari peningkatan &ldquooperasi pemindahan (baca pengusiran)paksa&rdquo yang dilakukan Israel terhadap penduduk Jalur Gaza dan meningkatkankekhawatiran akan terjadinya Nakba (prahara) baru bagi warga Palestina.
Pusat Hak Asasi Manusia Palestina Pusat AlMezan dan Yayasan Hak Asasi Manusia Al-Haq mengatakan dalam pernyataan bersamaIsrael melanjutkan rencananya untuk mengusir penduduk Jalur Gaza ke luarperbatasannya di tengah perang yang mereka lancarkan serangan terhadap JalurGaza sejak 7 Oktober saat operasi perang &ldquoBadai Topan Al-Aqsa diluncurkan.&rdquo
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwatentara Israel mengeluarkan perintah baru dalam beberapa jam terakhir memaksapuluhan ribu warga di berbagai wilayah Jalur Gaza meninggalkan rumah mereka.
Lembaga HAM Palestina menyebutkan bahwa Israelmenerbitkan peta interaktif yang membagi Jalur Gaza menjadi beberapa wilayahyang masing-masing memuat nomor tertentu dalam sebuah rencana yang bertujuanuntuk memindahkan mereka dari satu kotak ke kotak lainnya dengan memperingatkanmereka setiap saat.
Menurut ketiga organisasi tersebut Sejauh iniperintah pengungsian hanya berdampak pada lingkungan Al-Mahatta Al-KatibaHamad Al-Satar Bani Suhaila dan Maan di Khan Yunis yang dinyatakan sebagaizona &ldquooperasi perang&rdquo dan penduduknya diisolasi dan  diminta berangkat ke Rafah setelah sebelumnyaada perintah terkait wilayah Khuzaa Bani Suhaila Abasan dan Al-Qarara.
Menurut pernyataan tersebut komunitaspemukiman tersebut mencakup lebih dari 200.000 warga sipil selain puluhan ribuorang yang mengungsi ke daerah tersebut dari Lembah Gaza bagian utara.
Dia menyatakan &ldquoYang perlu diperhatikan adalahbahwa peta yang diterbitkan oleh tentara Israel mencakup bagian selatan wilayahMesir yang diberi warna tertentu dan disebut (zona penyangga antara Sinai danJalur Gaza).&rdquo
Organisasi-organisasi hak asasi manusia inimenganggap bahwa penerbitan peta tersebut &ldquobertujuan untuk menyesatkan duniadan bahwa Israel telah memberikan peringatan sebelum melakukan pengebomankarena mengetahui bahwa mengingat listrik dan pemadaman internet warga sipiltidak dapat mengakses peta atau mengetahui lokasi mereka di peta.&rdquo
Israel terus melancarkan ratusan serangan diseluruh Jalur Gaza termasuk rumah-rumah penduduk di luar blok yang dinyatakantanpa peringatan sebelumnya.
Tentara pendudukan juga mengeluarkan – menurutpernyataan itu – perintah serupa kepada penduduk Jabalia Al-ShujaiyaAl-Zaytoun dan Kota Tua Gaza dan menerbitkan jumlah kotak yang harusditinggalkan oleh penduduk dan pergi ke pusat penampungan dan sekolah yangterkenal di lingkungan Al-Daraj Al-Tuffah dan sebelah barat Kota Gaza.
Perintah ini menyebabkan terjadinya gelombangpengungsian baru yang mencakup puluhan ribu warga sipil. Beberapa di antaranyaterpaksa berpindah lebih dari satu kali dari satu tempat ke tempat lain padasaat ruang dan tempat di mana mereka dapat mencari perlindungan semakinmenyusut.
Meskipun diperkirakan sekitar 19 juta wargaPalestina telah mengungsi Israel terus membatasi pasokan makanan airlistrik bahan bakar dan obat-obatan.
Ketiga organisasi hak asasi manusia tersebutmenegaskan kembali bahwa tidak ada tempat yang aman di seluruh Jalur Gaza danbahwa perintah evakuasi Israel untuk secara paksa mendorong ratusan ribu wargaPalestina ke Rafah dan memindahkan mereka ke tempat-tempat yang dekat denganperbatasan dengan Mesir menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya Nakba baruuntuk Palestina. (at/pip)