Mantan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglumemuji dan mengapresiasi ketabahan masyarakat Gaza selama agresi Israel.
Dalam pidatonya di markas Partai Kebahagiaan dikota Yalova Davutoglu membandingkan apa yang terjadi pada negara-negara Arabselama perang tahun 1967 atau yang dikenal sebagai setback dan agresibaru-baru ini terhadap Gaza.
Pasukan pendudukan Israel melancarkan agresibesar-besaran baik darat udara dan laut terhadap Jalur Gaza sejak tanggal 7Oktober lalu. Sejauh ini telah menjatuhkan bom di Gaza setara dengan dua bomatom yang dijatuhkan di Hiroshima pada Perang Dunia II dan menyebabkanmenyerahnya Jepang.
Dalam pidatonya Davutoglu mengenang perangtahun 1967 dan berkata: &ldquoDalam perang tahun 1967 Israel melawan 4 negaraArab: Mesir Suriah Yordania dan Lebanon.&rdquo
https://www.instagram.com/reel/C0CeoOEsFko/?utm_source=ig_embed&ig_rid=5bd89181-0f90-4962-80c7-5a8fb9cd7c5f
Dia menambahkan &ldquoPerang itu hanya berlangsung6 hari di mana &ldquoIsrael&rdquo mampu merebut Semenanjung Sinai dari Mesir DataranTinggi Golan dari Suriah Tepi Barat dari Yordania dan Peternakan Shebaa dariLebanon semua ini hanya dalam waktu singkat 6 hari.”
Davutoglu melanjutkan dengan mengatakan &ldquoHariini 46 hari yang lalu (setelah agresi Israel di Gaza) tentara Israel yangmemiliki bom nuklir dan meskipun armada Amerika dan Inggris datang untukmendukungnya para pahlawan yang tinggal di kota tersebut (Gaza) yang lebihkecil dari kota Yalova (barat laut Turki) tapi mampu membuat dunia semakinketat bagi Israel.&rdquo
“Saya salut kepada mereka. Merekamelakukan apa yang negara lain tidak bisa lakukan.” Lanjutnya.
Agresi Israel di Jalur Gaza sejauh ini telahmengakibatkan kematian sekitar 15.000 warga Palestina yang sebagian besaradalah anak-anak dan perempuan dan juga mengakibatkan lebih dari 70 persenpopulasi Jalur Gaza yang berjumlah 23 juta orang mengungsi.
Perlawanan mampu menahan agresi yangmenimbulkan kerugian besar baik nyawa maupun peralatan militer dan tentaraIsrael mengakui terbunuhnya puluhan serdadu bahkan perwiranya. Sementara pihakperlawanan mengatakan bahwa kerugian yang dialami tentara pendudukan jauh lebihbesar dari apa yang mereka umumkan. (at/pip)