Gerakan Hamas menghargai dan mengapresiasisikap jelas dan berani dari Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo yangmenegaskan penolakannya terhadap penghancuran Gaza dan pembunuhan warga sipil. Halyang sama disampaikan kepada Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez yangmengutuk pembunuhan tanpa pandang bulu yang dilakukan oleh negara teroris pendudukanzionis terhadap warga sipil di Jalur Gaza. Kedua negara itu berpeluang mengambilkeputusan sepihak untuk mengakui negara Palestina jika Uni Eropa tidakmengambil langkah tersebut.
Dalam pernyataannya Hamas meminta semua negaradi dunia berpihak pada keadilan perjuangan Palestina dan hak rakyat untukmenentukan nasib sendiri dan mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem sebagaiibu kotanya.
Mereka juga menyerukan untuk mendukung sikapberani ini dan melakukan sikap lebih jauh dari sekadar menentang pendudukanmenghentikan agresi dan perang genosida yang mereka lakukan terhadap rakyatPalestina dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin mereka atas kejahatanmereka terhadap anak-anak dan warga sipil.
Sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza 50hari lalu perdana menteri Spanyol dan Belgia telah menjadi pemimpin palingvokal di Uni Eropa dalam menekankan perlunya gencatan senjata dan penghormatanterhadap hak asasi manusia di Gaza.
Perdana Menteri Belgia meminta Israel untukmenghormati hukum kemanusiaan internasional dan menekankan bahwa &ldquopembunuhanwarga sipil harus dihentikan.&rdquo
Sementara Perdana Menteri Spanyol mengatakan&ldquoPembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa (di Gaza)termasuk ribuan anak benar-benar tidak dapat diterima&rdquo menyerukan gencatansenjata permanen untuk mengakhiri &ldquosituasi bencana&rdquo yang dialami penduduk JalurGaza. .
PM Spanyol menambahkan bahwa solusi terhadapkrisis Gaza saja tidak cukup namun Israel harus menjadi pihak pertama yangmengambil pendekatan komprehensif untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestinatermasuk Tepi Barat dan Al-Quds yang diduduki.
PM Spanyol juga mendesak komunitasinternasional dan Israel untuk mengakui negara Palestina. (at/pip)