Tue 6-May-2025

Ratu Rania Jordania: Kekejaman Israel Berusia 75 Tahun

Kamis 26-Oktober-2023

Ratu Rania Al-Abdullah dari Yordaniamengungkapkan keterkejutan dan kekecewaan dunia Arab atas standar ganda mencolokdan sikap diam membisu dalam menghadapi perang Israel di Jalur Gaza.

Dalam wawancara langsung dengan jurnalisChristiane Amanpour di CNN kemarin malam Selasa Ratu Rania menegaskanbahwa meskipun ada narasi yang berlaku di media Barat konflik ini sebenarnya tidakdimulai 7 Oktober.

Dia mengatakan &ldquoSebagian besar jaringan TVmeliput berita ini dengan judul &ldquoIsrael sedang berperang&rdquo. Namun bagi bangsaPalestina yang berada di balik tembok pemisah dan di balik kawat berduriperang tidak pernah berhenti adalah kisah berusia 75 tahun kisah kematian danpengungsian rakyat Palestina.&rdquo

Narasi Fakta

Ratu Rania menunjukkan bahwa narasi barat ituabai menyoroti negara adidaya regional yang bersenjata nuklir (Israel) yangmenduduki dan menjajah menindas dan melakukan kejahatan sehari-hari terhadaporang-orang Palestina.

Dia memperingatkan bahwa ibu-ibu Palestinaterpaksa menuliskan nama anak-anak mereka di tangan mereka karena kemungkinanbesar mereka akan dibom sampai mati dan tubuh mereka berubah menjadi mayat dan terpotong-potong.

Dia menekankan bahwa aturan konfrontasi dan pertempuranharus berlaku untuk semua orang mengingat bahwa Israel melakukan tindakanbrutal dengan kedok membela diri.

Dia menyatakan sebanyak 6 ribu warga sipil telahtewas gugur sejauh ini 2400 anak-anak. Bagaimana ini bisa dianggap sebagaipembelaan diri? Kita melihat pembantaian besar-besaran dengan menggunakansenjata akurasi tinggi. Jadi selama dua minggu terakhir kita telah melihatpemboman tanpa pandang bulu di Gaza. Seluruh keluarga dimusnahkan lingkunganpemukiman diratakan dengan tanah dan rumah sakit sekolah gereja masjidtenaga medis jurnalis dan pekerja bantuan PBB menjadi sasaran. Bagaimana inibisa dianggap sebagai pembelaan diri?!&rdquo

Ratu Rania menekankan bahwa bagi banyak orangdi kawasan ini dunia Barat terlibat dalam perang ini melalui dukungan danperlindungan yang mereka berikan kepada Israel.

&ldquoIni pertama kalinya dalam sejarah modern kitamenyaksikan penderitaan manusia seperti ini dan dunia tidak menyerukangencatan senjata&rdquo katanya.

Berbicara tentang penderitaan rakyat PalestinaRatu Rania menyatakan lebih dari 500 pos pemeriksaan yang tersebar di seluruhTepi Barat. Israel melanggar setidaknya 30 resolusi PBB yang menuntut agarIsrael sendiri yang berupaya menarik diri dari wilayah yang diduduki pada tahun1967 dan menghentikan pemukiman dan tembok pemisah serta pelanggaran hak asasimanusia.

Dia mencatat bahwa Israel telahdiklasifikasikan sebagai rezim apartheid oleh organisasi hak asasi manusiaIsrael sendiri dan internasional.

Standar Ganda

Ia percaya bahwa sekutu-sekutu Israel tidakmemberikan guna apapun dengan memberikan dukungan secara membabi buta. Namun tindakansekutu Israel hanya mempercepat dan memperluas wilayah sasaran senjatamematikan kepada Israel dan hanya memperluas konflik ini. Itu hanya akanmemperpanjang dan memperdalam penderitaan.

Ratu Rania menunjuk pada standar ganda lawanbicara di Barat yang meminta mereka yang mewakili pihak Palestina untuk segeramengeluarkan kecaman.

Dia juga berbicara tentang penindasan terhadapekspresi solidaritas terhadap orang-orang Palestina di negara-negara demokrasiBarat dengan menyatakan bahwa ketika orang-orang bersatu untuk mendukungIsrael mereka menggunakan hak mereka untuk berkumpul. Namun ketika merekabersatu demi Palestina mereka dianggap simpatisan teroris atau anti-Semit.

Kebebasan berekspresi adalah nilai universalkecuali Palestina disebutkan. (at/pip)

Tautan Pendek:

Copied