PusatStudi Tawanan Palestina mengatakan bahwa otoritas pendudukan Zionis Israeltelah menggunakan kebijakan penahanan sebagai alat hukuman kolektif terhadapwarga Palestina sejak mereka menduduki tanah Palestina. Di mana data menunjukansebanyak 60.000 keputusan penahanan administratif (tanpa tuduhan dan proseshukum serta bisa diperpanjang kapan saja) yang dikeluarkan oleh pendudukanZionis Israel sejak tahun 1967.
Dalamsebuah laporan yang dikeluarkan pada hari Sabtu (10/6/2023) Pusat StudyTawanan menyatakan bahwa pendudukan Zionis Israel meningkatkan penggunaanpenahanan administratif sebagai senjata untuk menghadapi gerakan dan intifadhahrakyat dan meningkatnya aksi-aksi perlawanan. Di mana intensifikasi penahananadministratif terkait dengan situasi revolusioner di wilayah pendudukan. Akan tetapikebijakan ini tidak pernah berhenti sejak pendudukan Zionis Israel atasPalestina.
PusatStudy Tawanan menyatakan grafik penahanan untuk penahanan administratifberbentuk zigzag pada tahun-tahun pertama pendudukan tercatat mengalami peningkatanyang luar biasa. Setelah satu dekade mulai menurun secara bertahap hingga tahun1980 hampir mencapai titik nol. Namun pendudukan Zionis Israel kembali memberlakukanpenahanan administrative pada tahun 1985 dan mengaktifkan banyak keputusanyang memfasilitasi penggunaan kebijakan tersebut secara luas.
PusaatStudy Tawanan menyatakan bahwa dengan dimulainya intifadhah pertama pada tahun1987 otoritas pendudukan Zionis Israel meningkatkan pemberlakuan penahananadministratif sebagai bagian dari kebijakan tangan besi di wilayah pendudukansehingga terjadi peningkatan jumlah tawanan administrative secara signifikan. SetelahKesepakatan Oslo 1994 frekuensi penahanan jenis ini menurun secara signifikan sehinggapada awal tahun 2000 jumlah tawanan administratif hanya tujuh tawanan.
PusatStudy Tawanan menyatakan bahwa dengan pecahnya Intifadhah Al-Aqsha pada bulanSeptember 2000 kebijakan ini muncul kembali dan penerbitan perintah penahananadministratif oleh pengadilan pendudukan Zionis Israel meningkat terkadangmencapai ratusan keputusan per bulan antara yang baru dan yang diperbarui danjumlah tawanan administratif juga meningkat secara signifikan.
PusatStudy Tawanan menambahkan bahwa jumlah tawanan administratif meningkat padatahun-tahun pertama Intifadhah Al-Aqsha kemudian menurun lagi di mana terjadipenurunan selama tahun-tahun setelah tahun 2008 hingga mencapai sekitar 150 tawananpada akhir 2013.
Kemudianjumlah tawanan administrative meningkat lagi pada tahun 2014 mencapai hampir350 tawanan. Hal ini yang mendorong para tawanan pada tahun itu untuk melakukanpemogokan massal yang berlangsung selama 62 hari berturut-turut. Setelahpecahnya intifadhah Al-Aqsha pada bulan Oktober tahun 2015 pendudukan ZionisIsrael kembali meningkatkan penerbitan surat perintah penahanan administrative.Rata-rata setiap bulan mencapai lebih dari seribu keputusan dan masa penahananberkisar antara tiga bulan hingga tiga tahun dan pada tahun 2017 mencapailebih dari 1.700 keputusan penahanan administratif.