Ulamaumat menegaskan bahwa mobilisasi massa ke Masjid Al-Aqsha untuk menunaikan kehendakumat Islam dan untuk mencegah serbuan pemukim pendatang Yahudi serta menggagalkanpawai bendera Yahudi adalah kewajiban syariat bagi setiap orang yang mampu.
Dalampernyataan yang dirilis hari Selasa (16/5/2023) para ulama mendesakmemobilisasi massa untuk mendukung Al-Aqsha mengorganisir demonstrasi rakyat padahari Kamis (18/5/2023) di negara-negara Muslim dan mengepung kedutaan entitasZionis dimanapun mereka berada.
Paraulama menekankan bahwa tugas para ulama elit dan pemimpin umat saat ini adalahmemobilisasi energi dan memobilisasi upaya untuk menghidupkan kembali persoalanAl-Aqsha di hati rakyatnya dan mengarahkan mereka untuk membelanya.
Paraulama memperingatkan para penguasa dan rakyat terhadap sikap abai untukmendukung Masjid Al-Aqsha dalam menghadapi pawai agresif bendera yang menargetseluruh umat dalam agama keyakinan dan tempat-tempat sucinya.
Paraulama mengatakan bahwa pengibaran bendera Yahudi Al-Aqsha merupakan langkahagresif yang dimaksudkan untuk menghina seluruh umat Islam dan diarahkan untukpenghancuran Al-Aqsha.
Paraulama menyerukan jihad dalam segala bentuknya untuk mempertahankan Al-Aqshamembebaskan Palestina mengambil posisi mereka dalam perlawanan dan menjadibagian dari pertempuran pembebasan yang sedang berlangsung.
Sebelumnyapara aktivis dari kelompok ekstremis Yahudi yang meyebut diri mereka &ldquoKembalike Bukit Bait Suci&rdquo (Return to the Temple Mount) telah mengajukanpermintaan resmi kepada pihak otoritas pendudukan Israel untuk mengizinkan parapemukim ekstremis Yahudi memasuki Masjid Al-Aqsha sebagai bagian dari agenda &ldquopawaibendera Israel&rdquo yang dijadwalkan pada hari Kamis 18 Mei besok.
Permintaankelompok ekstremis Yahudi ini tidak terbatas pada penyerbuan Al-Aqsha sebagaibagian dari Pawai Bendera tetapi lebih dari itu mereka meminta untuk melakukanpenyerbuan dari Gerbang Asbat bukan dari gerbang barat.