Mon 5-May-2025

Apa Tujuan Pasukan Zionis Menyerbu Mushalla al-Rahma?!

Minggu 23-April-2023

HariSabtu (22/4/2023) di tengah-tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri dengan tiba-tibapasukan polisi pendudukan Zionis Israel menyerbu mushalla Bab al-Rahma diMasjid Al-Aqsha yang diberkahi. Mereka melakukan perusakan di dalamnya danmemutus instalasi listrik. Sementara itu aktivis dan organisasi Palestinamemperingatkan tujuan pendudukan Zionis Israel yang berusaha untuk memaksakanpembagian secara ruang dan waktu di Masjid Al-Aqsha antara Yahudi dan UmatIslam.

Sikafwakaf Islam

BadanWakaf Islam dan Tempat Suci di Al-Quds memperingatkan tentang pelanggaran yangdilakukan pendudukan Zionis Israel di Masjid Al-Aqsha dan menekankan bahwatujuannya tidak akan tercapai.

WakafIslam menekankan bahwa mushalla Bab al-Rahma adalah “bagian otentik dariMasjid Al-Aqsha dengan luas keseluruhan 144.000 meter persegi dan akan tetapmenjadi masjid Islam murni yang tidak menerima pembagian atau kemitraan denganpihak manapun dan masjid ini adalah milik seluruh umat Islam.&rdquo

&ldquoKamimenegaskan penolakan kami terhadap intervensi polisi pendudukan Zionis Israeldan tindakan mereka yang menghalangi pekerjaan pembangunan kembali Masjid Al-Aqshadan sabotase yang dilakukan sengaja terhadap pekerjaan pemeliharaan dan renovasiyang dilakukan Wakaf Islam&rdquo tambahnya..

Eskalasiperang agama

Dalamkonteks ini juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan bahwa penyerbuan mushallaBab al-Rahma dan penghancuran apa yang ada di dalamnya adalah kegigihan pendudukanZionis Israel untuk meningkatkan perang agamanya terhadap tempat-tempat suci.

Diamenilai &ldquoPerebutan identitas Masjid Al-Aqsha terbuka dan perjuangan terusberlanjut hingga pertempuran ini terselesaikan untuk membuktikan identitasMasjid Al-Aqsha yaitu identitas Palestina Arab dan Islam.&rdquo

Jurubicara Gerakan Jihad Islam Tariq Selmi menegaskan bahwa “mushalla Babal-Rahma adalah bagian dari Masjid Al-Aqsha dan semua upaya pendudukan ZionisIsrael untuk mengontrol atau menguasainya tidak akan berhasil.”

Diamenambahkan &ldquoOrang-orang Palestina tidak akan meninggalkan tugas merekaterhadap Masjid Al-Aqsha dengan semua areanya mushalla kubah dan sekolahnyadan serangan terhadap Al-Aqsha dan tempat-tempat suci akan berdampak besar di kawasantersebut.&rdquo

Diamelanjutkan &ldquoRakyat Palestina dengan segala komponennya akan tetap waspadaterhadap upaya penodaan Masjid Al-Aqsha dan terhadap rencana pendudukan ZionisIsrael yang menargetkannya.&rdquo

Mengintensifikanribat

GerakanMujahidin menyerukan untuk “mengintensifkan ribat (kesiap siagaan)di Masjid Al-Aqsha sebagai tanggapan atas serangan terhadap mushalla BabAl-Rahma dan penolakan terhadap terorisme Zionis di Al-Quds dan Al-Aqsha.”

GerakanMujahidin menilai bahwa penyerbuan tersebut &ldquoadalah upaya yang gagal untukmelenyapkan monumen keagamaan dan merusak tempat suci Islam dan merupakanbagian dari rencana yahudisasi sistematis yang tidak akan mulus.&rdquo

Pihaknyamenyerukan kepada umat itu untuk &ldquomemikul tanggung jawabnya terhadap Al-Qudsdan Al-Aqsha melawan pengabaian nyata terhadap perasaan dan tempat suci umatIslam.&rdquo

Pembagianruang

PenelitiZiyad Abhis mengatakan bahwa polisi pendudukan Zionis Israel &ldquomemperbaruiupayanya untuk membagi secara tempat dengan memotong mushalla Bab al-Rahma dansekitarnya di sisi timur Al-Aqsha dan upayanya untuk memisahkan area tersebut dariseluruh masjid lainnya dengan memanfaatkan situasi umat yang sedang merayaanHari Raya Idul Fitri.&rdquo

Diamenambahkan para jamaah menemukan serangan ini pada saat shalat Zuhur hari Sabtu(22/4/2023). Yang menimbulkan pertanyaan kembali tentang kemampuan Badan Wakaf Yordaniauntuk mengelola Al-Aqsha sebagai ruang suci di mana polisi pendudukan ZionisIsrael bertindak sebagai pihak yang mengelolanya serta tentang kemunduran yangterjadi pada peran penjaga Al-Aqsha yang sebelumnya memiliki peran lanjutan diBab al-Rahma terutama selama upaya pendudukan Zionis Israel untuk menutupkembali mushalla selama bulan Maret dan April 2019.

PenelitiKhaled Odallah menilai bahwa pendudukan Zionis Israel dengan menyerbu danmerusak mushalla Bab al-Rahma &ldquomengumumkan dimulainya pertempuran untukmemulihkan harga diri setelah menurun di bulan Ramadhan.&rdquo

1300tahun

MushallaBab al-Rahma terletak di sebelah timur Masjid Al-Aqsha dan fondasinya berusia1.300 tahun.

WargaAl-Quds dapat membuka kembali mushalla tersebut pada 22 Februari 2019 ketikaribuan orang Palestina shalat Jum&rsquoat di sekitar mushalla Bab al-Rahma sebelahtimur Masjid Al-Aqsha setelah itu mereka dapat membuka mushalla yang telahditutup selama 16 tahun yang pada saat itu dikenal sebagai aksi massa Babal-Rahma yang terjadi antara aksi massa gerbang elektronik “Gerbang Asbat”pada 2017 dan aksi massa 28 Ramadhan pada tahun 2021 yang menggagalkanpenyerbuan masjid oleh para pemukim pendatang Yahudi.

BaniUmayyah membangun Bab al-Rahma sekitar 1.300 tahun yang lalu menjadi pintu umumantara Tembok Al-Quds dan timur Masjid Al-Aqsha dan bersebelahan dengan mushallaBab al-Rahma yang terdiri dari gerbang “at-Taubah” dan “al-Rahma”yang mengarah ke aula besar berkubah yang ditopang oleh tiang marmer.

Mushallatetap terbuka sampai era Abbasiyah kemudian kaum Frank menempatinya danmembukanya pada hari-hari Paskah dan menguduskannya mengklaim bahwa tempattersebut adalah pintu masuk yang dilalui Tuhan Kristus.

Setelahpembebasan Al-Quds Salahuddin al-Ayyubi menutup gerbang tersebut – untuktujuan keamanan – dan mengubah mushalla menjadi tempat shalat hingga periodeMamluk dan Ottoman dan Imam Abu Hamid al-Ghazali pensiun di sana dan menulisbukunya “Ihya Ulum al-Din” dan para sufi aktif di dalamnya.

Jamaahyang datang ke masjid menurun selama era pendudukan Inggris karena pembatasanjamaah meskipun tetap dibuka hingga era Yordania kemudian benar-benarterbengkalai setelah pendudukan Zionis atas Masjid Al-Aqsha pada tahun 1967.

Namunpada tahun 1992 di gerbang tersebut terjadi kebangkitan luar biasa yangberlangsung selama 11 tahun setelah Komite Warisan Islam menjadikannya sebagaikantor pusatnya dan mengaktifkan kegiatan keagamaan dan sosial di dalamnyahingga pendudukan Zionis Israel melarangnya pada awal tahun 2003 danmenganggap itu sebagai dalih untuk menutup mushalla sepenuhnya.

Sejaksaat itu Mushalla Bab Al-Rahma tidak dibuka untuk jamaah melainkan digunakansebagai aula untuk mengadakan ujian sekolah Syariah Al-Aqsha hingga tibalah hariyang luar biasa pada pertengahan Februari 2019 ketika pendudukan Zionis Israelmenutup gerbang besi menuju ke tangga batu menuju mushalla Bab Al-Rahma denganalasan karena Wakaf Islam mengadakan pertemuan di dalam mushalla. Sebagai responnyabeberapa orang Al-Quds berkumpul dan melepas kunci gerbang dan kemudian seluruhgerbang.

Setelahitu peristiwa datang susul menyusul. Jumlah jamaah dari Al-Quds dan wilayahPalestina yang diduduki Israel tahun 1948 (Palestina 48) meningkat yangmelakukan shalat berjamaah di sekitar mushalla dan bentrok dengan pasukan pendudukanZionis Israel pada malam tanggal 19 bulan yang sama dan puluhan mereka terlukadan ditangkap.

Gelombangaksi duduk yang dilakukan dengan intens yang berlangsung selama beberapa hariberpuncak pada shalat Jumat massal dihadiri oleh ribuan orang yang bergegassetelah shalat menuju dua pintu mushalla dan membukanya dengan paksa disertaidengan beberapa totok agama Al-Quds dan bergemalah takbir dan yel-yel untukpertama kalinya dalam 16 tahun di dalam mushalla.

Seharisetelah pembukaan mushalla pasukan pendudukan Zionis Israel terus menangkapsiapa saja yang membuka mushalla Bab al-Rahma di pagi hari. Perintah dimulaidengan penangkapan penjaga Masjid Al-Aqsha yang membukanya dan mendeportasimereka untuk jangka waktu antara 4 dan 6 bulan. Kemudian perintah penangkapan tidakwajib kepada para jamaah yang membuka pintu dan dideportasi. Situasi iniberlanjut selama sekitar 6 bulan selama itu polisi pendudukan Zionis Israeldan para petugas Israel menyerbu mushalla dengan mengenakan sepatu danmenangkap para jamaah dari dalamnya dan mengintimidasi mereka serta mencegahmasuknya kebutuhan mushalla. Pada Juli 2020 pengadilan Israel mengeluarkankeputusan untuk menutup kembali mushalla tetapi tidak dilaksanakan.

Selama3 tahun hingga hari ini pasukan pendudukan Zionis Israel terus menyerbu mushalladengan mengenakan sepatu mereka dan juga mendirikan pos pengamatan di atasnyadan satu lagi di sebelahnya sepanjang waktu.

DirekturMasjid Al-Aqsha Sheikh Omar Al-Kiswani menegaskan bahwa pendudukan Zionis Israeltidak mengizinkan pemugaran mushalla sejak dibuka hingga hari ini yang sangatmembutuhkan renovasi internal dan eksternal karena air hujan merembes ke daam setiapmusim dingin dan kelembabannya berlipat ganda sehingga mengganggu para jamaah.

Tautan Pendek:

Copied