Hari ini Sabtu (22/4/2023) pasukanpendudukan Zionis Israel menyerbu mushalla Bab al-Rahma yang terletak diwilayah timur Masjid Al-Aqsha yang diberkahi.
Sebuah potongan video menunjukkanefek kehancuran yang disebabkan oleh pasukan pendudukan Zionis Israel di dalam mushallatersebut. Di mana kabel listrik diputus pintu-pintu gerbang dilepas dan isi mushalladihancurkan memanfaatkan kesibukan masyarakat yang sedang merayakan IdulFitri.
Pihak-pihak Al-Quds mengutukserangan ini dan menyerukan semua pihak untuk bersiaga secara permanen diMasjid Al-Aqsha untuk mencegah serangan pendudukan Zionis dan para pemukimpendatang Yahudi.
Mushalla Bab al-Rahma terletak disebelah timur Masjid Al-Aqsha dan fondasinya berusia 1.300 tahun.
Warga Al-Quds dapat membuka kembalimushalla tersebut pada 22 Februari 2019 ketika ribuan orang Palestina shalatJum&rsquoat di sekitar mushalla Bab al-Rahma sebelah timur Masjid Al-Aqsha setelahitu mereka dapat membuka mushalla yang telah ditutup selama 16 tahun yang padasaat itu dikenal sebagai aksi massa Bab al-Rahma yang terjadi antara aksimassa gerbang elektronik “Gerbang Asbat” pada 2017 dan aksi massa 28Ramadhan pada tahun 2021 yang menggagalkan penyerbuan masjid oleh para pemukimpendatang Yahudi.
Bani Umayyah membangun Bab al-Rahmasekitar 1.300 tahun yang lalu menjadi pintu umum antara Tembok Al-Quds dan timurMasjid Al-Aqsha dan bersebelahan dengan mushalla Bab al-Rahma yang terdiridari gerbang “at-Taubah” dan “al-Rahma” yang mengarah keaula besar berkubah yang ditopang oleh tiang marmer.
Mushallatetap terbuka sampai era Abbasiyah kemudian kaum Frank menempatinya danmembukanya pada hari-hari Paskah dan menguduskannya mengklaim bahwa tempattersebut adalah pintu masuk yang dilalui Tuhan Kristus.
Setelahpembebasan Al-Quds Salahuddin al-Ayyubi menutup gerbang tersebut – untuktujuan keamanan – dan mengubah mushalla menjadi tempat shalat hingga periodeMamluk dan Ottoman dan Imam Abu Hamid al-Ghazali pensiun di sana dan menulisbukunya “Ihya Ulum al-Din” dan para sufi aktif di dalamnya.
Jamaahyang datang ke masjid menurun selama era pendudukan Inggris karena pembatasanjamaah meskipun tetap dibuka hingga era Yordania kemudian benar-benarterbengkalai setelah pendudukan Zionis atas Masjid Al-Aqsha pada tahun 1967.
Namunpada tahun 1992 di gerbang tersebut terjadi kebangkitan luar biasa yangberlangsung selama 11 tahun setelah Komite Warisan Islam menjadikannya sebagaikantor pusatnya dan mengaktifkan kegiatan keagamaan dan sosial di dalamnyahingga pendudukan Zionis Israel melarangnya pada awal tahun 2003 danmenganggap itu sebagai dalih untuk menutup mushalla sepenuhnya.
Sejaksaat itu Mushalla Bab Al-Rahma tidak dibuka untuk jamaah melainkan digunakansebagai aula untuk mengadakan ujian sekolah Syariah Al-Aqsha hingga tibalah hariyang luar biasa pada pertengahan Februari 2019 ketika pendudukan Zionis Israelmenutup gerbang besi menuju ke tangga batu menuju mushalla Bab Al-Rahma denganalasan karena Wakaf Islam mengadakan pertemuan di dalam mushalla. Sebagai responnyabeberapa orang Al-Quds berkumpul dan melepas kunci gerbang dan kemudian seluruhgerbang.
Setelahitu peristiwa datang susul menyusul. Jumlah jamaah dari Al-Quds dan wilayahPalestina yang diduduki Israel tahun 1948 (Palestina 48) meningkat yangmelakukan shalat berjamaah di sekitar mushalla dan bentrok dengan pasukan pendudukanZionis Israel pada malam tanggal 19 bulan yang sama dan puluhan mereka terlukadan ditangkap.
Gelombangaksi duduk yang dilakukan dengan intens yang berlangsung selama beberapa hariberpuncak pada shalat Jumat massal dihadiri oleh ribuan orang yang bergegassetelah shalat menuju dua pintu mushalla dan membukanya dengan paksa disertaidengan beberapa totok agama Al-Quds dan bergemalah takbir dan yel-yel untukpertama kalinya dalam 16 tahun di dalam mushalla.
Seharisetelah pembukaan mushalla pasukan pendudukan Zionis Israel terus menangkapsiapa saja yang membuka mushalla Bab al-Rahma di pagi hari. Perintah dimulaidengan penangkapan penjaga Masjid Al-Aqsha yang membukanya dan mendeportasimereka untuk jangka waktu antara 4 dan 6 bulan. Kemudian perintah penangkapan tidakwajib kepada para jamaah yang membuka pintu dan dideportasi. Situasi iniberlanjut selama sekitar 6 bulan selama itu polisi pendudukan Zionis Israeldan para petugas Israel menyerbu mushalla dengan mengenakan sepatu danmenangkap para jamaah dari dalamnya dan mengintimidasi mereka serta mencegahmasuknya kebutuhan mushalla. Pada Juli 2020 pengadilan Israel mengeluarkankeputusan untuk menutup kembali mushalla tetapi tidak dilaksanakan.
Selama3 tahun hingga hari ini pasukan pendudukan Zionis Israel terus menyerbu mushalladengan mengenakan sepatu mereka dan juga mendirikan pos pengamatan di atasnyadan satu lagi di sebelahnya sepanjang waktu.
DirekturMasjid Al-Aqsha Sheikh Omar Al-Kiswani menegaskan bahwa pendudukan Zionis Israeltidak mengizinkan pemugaran mushalla sejak dibuka hingga hari ini yang sangatmembutuhkan renovasi internal dan eksternal karena air hujan merembes ke daam setiapmusim dingin dan kelembabannya berlipat ganda sehingga mengganggu para jamaah.