Melalui jembatan gantung yangmemanjang lebih dari 200 meter otoritas pendudukan Zionis Israel berusahauntuk memaksakan realitas yahudisasi yang menembus ruang udara Silwan di Al-Quds.
Setelah berbulan-bulan bekerjaotoritas pendudukan Zionis Israel hampir menyelesaikan proyek jembatan gantungdi kampung Wadi Rababa di kota Silwan yang merupakan salah satu proyek permukimanYahudi terbesar di selatan Masjid Al-Aqsha yang bertujuan untuk memfasilitasipergerakan para pemukim pendatang Yahudi dan perubahan fitur kota.
Jejak yahudisasi
Pakar urusan Al-Quds NasserAl-Hadmi membenarkan bahwa pendudukan Zionis Israel berupaya menguasai Wadi Rababa.Dalam rangka melaksanakan proyek dan rencana permukiman Yahudi terutama proyek&ldquoJembatan Gantung&rdquo yang dimulai dari kampung Al-Thawri melewati kampung WadiAl-Rababa ke daerah Nabi Daud ditambah pekerjaan lain di tanah kampung tersebutuntuk mengubahnya ke dalam &ldquojalan dan taman Taurat&rdquo selain menanam kuburanpalsu di bagian lain kampung.
Al-Hadmi menyatakan bahwa pendudukanZionis Israel berkonsentrasi pada wilayah Wadi Al-Rababa. Karena dekat denganMasjid Al-Aqsha yang diberkahi dan dianggap sebagai pinggang yang agak lemah.
Dia menjelaskan bahwa pendudukanZionis Israel ingin masuk dari sisi ini untuk menembus perkampungan Al-Quds danmemecahnya melalui koloni-koloni permukiman Yahudi di mana hantu-hantu pemukimpendatang Yahudi tinggal untuk mengontrol kota dan mencegah komunitas Al-Quds terintegrasidan saling memiliki ikatan
Proyek ini bertujuan di antarabanyak tujuan untuk memfasilitasi serbuan para pemukim pendatang Yahudi ke Al-Aqshadengan memberi mereka lebih banyak keamanan menormalkan keberadaan permukimandi bagian timur kota dan penetrasi mereka ke dalam kampung ini sehinggamemecah dan mengubahnya menjadi massa sepon yang disusupi dan mengandung banyakkoridor permukiman Yahudi. Demikian menurut Al-Hidmi.
Pengerjaan jembatan yang sebenarnyadimulai November lalu. Memanjang lebih dari 200 meter dengan ketinggian 35meter dari permukaan tanah dan lebar 45 meter.
Mengubah identitas budaya
Hanna Issa Sekretaris JenderalKomisi Islam Kristen mengatakan kampung (lembah) Wadi Al-Rababa merupakanbagian integral dari tanah Kota Suci al-Quds di samping lembah-lembah lainnyadan oleh karena itu pendudukan Zionis Israel menargetnya untuk permukimanYahudi dan melakukan yahudisasi.
Hanna Issa menyatakan bahwa Israelsekarang berencana untuk mendirikan apa yang disebut &ldquoYerusalem Raya&rdquo di ataslahan seluas 600 kilometer persegi dengan tujuan melakukan yahudisasi kotamenciptakan karakter Yahudi baru dan membangun &ldquoYerusalem Raya&rdquo. Dalam konteksini jembatan dan terowongan diimplementasikan dengan karakter Yahudi yangberusaha mengubah ciri dan identitas budaya dan perdaban kota.
Pemerintah pendudukan Zionis Israelmengalokasikan sekitar 20 juta shekel untuk mengimplementasikan proyek dibawah pengawasan langsung Kementerian Urusan Yerusalem dan KementerianPariwisata Israel dengan partisipasi Otoritas Pembangunan Yerusalem pemerintahkota pendudukan Zionis Israel perusahaan daerah “Moria” danasosiasi permukiman Yahudi “Elad”.
Menurut rencana penggunaanjembatan tersebut seharusnya dimulai pada Mei 2023 karena jembatan tersebutakan memungkinkan pejalan kaki untuk melewati perkampungan Al-Quds yangberbeda dan memfasilitasi akses para pemukim pendatang Yahudi ke Kota Tua danTembok Al-Buraq.
Karakter Yahudi Sesuai Taurat
Peneliti Al-Quds MuhammadJadallah menegaskan bahwa fitur alami dan morfologi Wadi Al-Rababa telahberubah secara signifikan. Dia mencatat &ldquoAda tanaman asing yang tumbuh cepatyang muncul di kota di bawah jembatan dan tanaman ini berbuah di waktu singkat.Tujuannya adalah untuk membuat narasi Yahudi baru.&rdquo
Jadallah menjelaskan &ldquoAda banyakperubahan yang dilakukan pendudukan Zionis Israel di kampung tersebut demiproyek ini termasuk mengubah geografi tempat seperti tembok kota pendudukanZionis Israel mendirikan tenda dan mulai menggali terowongan di areatersebut serta membangun stasiun air dan listrik.&rdquo
Dia menyatakan bahwa “tujuanutama dari proyek ini adalah untuk meyakinkan turis asing tentang narasiYahudi”. Dia menjelaskan bahwa “ketika turis menaiki jembatan gantungmereka akan menemukan taman hijau di sekitar mereka dengan karakter Yahudi sesuaiTaurat.”
Dia menambahkan &ldquoProyek jembatantersebut berada di dalam wilayah kota Silwan di perbatasan barat Al-Qudssehingga pendudukan Zionis Israel berupaya untuk mengaktifkan akses para pemukimpendatang Yahudi ke Masjid Al-Aqsha dan Kota Tua.&rdquo
Lebih lanjut dia mengatakan &ldquoMekanismepengoperasian jembatan dengan mengurangi jarak dan waktu dapat meningkatkanmasuknya pemukim pendatang Yahudi ke Kota Tua dan Masjid Al-Aqsha.&rdquo
Dia memperingatkan bahwa &ldquopendudukanZionis Israel sedang mengerjakan proyek yahudisasi kota Al-Quds secarabertahap melalui proyek permukiman Yahudi yang mencekik dan mengepung MasjidAl-Aqsha dan menutup cakrawala di sekitarnya.&rdquo
Perubahan fitur
Peneliti Al-Quds Rasem Obeidatmenegaskan bahwa jembatan gantung di kampung Wadi Rababa adalah salah satuproyek permukiman Yahudi paling berbahaya di Al-Quds dan merupakan proyek wisatapermukiman Yahudi.
Obeidat menjelaskan &ldquoAmbisi pembangunanpermukiman Yahudi di wilayah tersebut sangat besar. Pendudukan Zionis Israelmenarget seluruh kota Silwan yang disebut pendudukan Zionis Israel sebagai&ldquoCekungan Suci&rdquo dan termasuk segala sesuatu yang mengelilingi Kota Tua dansemua lereng pegunungan yang menghadap ke Masjid Al-Aqsha.&rdquo
Dia memperingatkan &ldquoPendudukanZionis ingin melakukan yahudisasi seluruh kota Al-Quds dan mengubah karaktergeografisnya dan pemandangan keseluruhan sehingga berusaha untukmengimplementasikan proyek permukiman Yahudi dan yahudisasi selama tahap ini.&rdquo
Dia menambahkan “PendudukanZionis Israel bekerja di jantung seluruh kampung Wadi Rababa. Otoritas AlamIsrael membawa pohon-pohon besar dan menanamnya di lembah di bawah jembatan gantung.Itu juga mengubah fitur tanah dan menempatkan penunjuk Taurat Talmud didalamnya.&rdquo
Wadi Al-Rababa terletak di ataslahan seluas sekitar 210.000 meter persegi. Penduduknya menentang kebijakan pendudukanZionis Israel dan para pemukim pendatang Yahudi yang bertujuan untuk mengusirmereka dari tanahnya.
Bagian dari rencana besar
Spesialis dalam urusan Al-QudsFakhri Abu Diab memperingatkan bahwa &ldquoProyek Zionis di daerah Wadi Al-Rababaadalah bagian besar dari rencana pendudukan Zionis Israel di taman Taurat yangmengelilingi Masjid Al-Aqsha.&rdquo
Abu Diab menyatakan &ldquoPendudukanZionis ingin mencekik Masjid Al-Aqsha melalui taman Talmud dan Taurat. Mengubahpemandangan di sekitar Masjid Al-Aqsha. Mengubah karakter kawasan secara alami.Sehingga pendudukan Zionis Israel ingin mencuci otak mereka yang mencobamencapai Masjid Al-Aqsha dari semua sisi.
Dia menjelaskan bahwa “tujuanutama dari proyek ini adalah untuk mengubah identitas daerah dan memaksakankendali atas tanah warga Al-Quds dan mencegah mereka mengambil keuntungandarinya. Oleh karena itu jembatan tersebut dibangun di Wadi Al-Rababa dengan mengorbankantanah orang-orang Al-Quds sehingga tanah-tanah itu disita dengan dalih untuk membangundan memperbaiki daerah itu.&rdquo
Dia menyatakan &ldquoPendudukan ZionisIsrael berkepentingan dengan proyek ini. Ini merupakan salah satu proyek permukimanYahudi paling berbahaya yang melayani aspirasi pendudukan Zionis Israel danmerupakan salah satu rencana untuk mengubah seluruh wajah peradaban kota Al-Qudsmembuatnya memiliki sidik jari Yahudi dan benar-benar menghapusnya dariwarisan budaya sejarah Arabnya.&rdquo
Meskipun langkah-langkah Zionis begitucepat untuk menempatkan sidik jari Yahudi di wilayah tersebut untuk menanggalkanwarisan budaya Arabnya dan untuk mengepung Masjid Al-Aqsha dengan sabuk proyekyahudisasi namun orang-orang Al-Quds dengan suara bulat setuju bahwa identitasArab-Islam di kota Al-Quds akan tetap ada meskipun pendudukan Zionis Israelberusaha dengan segala cara.