Khaled Misy&rsquoal ketua GerakanPerlawanan Islam Hamas di luar negeri menegaskan kesiapan rakyat Palestina dalampertempuran mempertahankan Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds. Dia memuji kepahlawanandan ketabahan rakyat Palestina dalam menghadapi rencana penjajah Zionis.
Misy&rsquoal mengatakan pada Kamis (13/4/2023)malam “Al-Quds dan Tepi Barat telah mengejutkan pendudukan Zionis Israeldengan aksi-aksi perlawanan heroik.” Dia menyatakan bahwa pendudukanZionis Israel memutuskan untuk tidak menyerbu Al-Aqsha selama sepuluh hariterakhir Ramadhan karena tidak menginginkan tajuk pertempurannya adalah Al-Qudsdan Al-Aqsha.
Dia menyatakan bahwa pemerintah pendudukanZionis Israel berusaha untuk melakukan yahudisasi Al-Aqsha secara diam-diamuntuk mencegah intifadhah rakyat dengan menempuh kebijakan bertahap dan pengelabuandalam melakukan yahudisasi Al-Aqsha. Dia memperingatkan bahwa peringatan haribesar Yahudi dengan yang bertepatan dengan bulan Ramadhan menimbulkankonskuensi timbulnya gesekan dan ketegangan karena pendudukan Zionis Israelberusaha untuk menyelesaikan pertempuran di Al-Quds dan membagi Al-Aqshasecara ruang dan waktu.
Dia menyatakan bahwa rencana pendudukanZionis Israel untuk memaksakan pembagian secara ruang dan waktu di Masjid Al-Aqshaakan membentur hambatan yang dilakukan para pejuang perlawanan para jamaahyang bersiaga di Masjid al-Aqsha dan beri&rsquotikaf di dalamya terutama padasepuluh hari terakhir Ramadhan yang dianggap sebagai ibadah perlawanan jihaddan tanggung jawab nasional.
Misy&rsquoal menekankan bahwa rencana pendudukanZionis Israel telah gagal ketika semua arena meledak di hadapannya. Dia menegaskanpentingnya memerangi Zionis dengan front terbuka dan banyak.
Dia menyatakan bahwa pemerintahIsrael ingin melakukan yahudiisasi Al-Aqsha secara diam-diam tanpa membuat&ldquosarang lebah&rdquo dan tanpa menimbulkan intifdhah rakyat dengan menempuh kebijakanbertahap dan pengelabuan dalam melakukan yahudisasi Al-Aqsha.
Dia memperingatkan bahwa kelompok ekstremkanan religious dan ekstrem kanan nasional mengontrol agenda pemerintah Israeldan berusaha untuk melaksanakan rencana mereka tanpa pertimbangan dan perhitunganapapun karena mereka percaya bahwa Al-Aqsha adalah milik mereka dan bahwa kinisudah waktunya untuk membangun Kuil Yahudi dan menyembelih korban sebagai awaldari “kembalinya Kristus Sang Juru Selamat.”
Misy&rsquoal melanjutkan kelompok-kelompokekstremis percaya bahwa dengan berlalunya waktu mereka dapat memutuskanpertempuran di Al-Aqsha karena mereka menyadari kelemahan Netanyahu di depanmereka. “Setiap pelanggaran terhadap mereka berarti putusnya kontrakkoalisi pemerintah.”
Misy&rsquoal memuji kepahlawanan danketabahan rakyat Palestina dalam melawan rencana pendudukan Zionis Israel yang&ldquoselelah dan seberat apapun mereka mereka selalu siap berperang apalagi jika tajuknyaadalah Al-Quds dan Al-Aqsha.&rdquo