Pada hari Senin (13/3/2023)pemerintah kota pendudukan Zionis Israel di al-Quds menyerahkan surat keputusankepada warga Al-Quds Fatima Salem untuk menghancurkan sebuah kamar dirumahnya yang terancam penggusuran di kampung Sheikh Jarrah di Al-Quds dengandalih karena membangun tanpa izin.
Kantor berita Safa mengutip IbrahimSalem yang mengatakan bahwa pegawai pemerintah kota pendudukan Israeldidampingi oleh polisi pendudukan Zionis Israel datang ke rumah tersebut danmenyerahkan keputusan untuk menghancurkan kamar ibunya dan memberinya waktu 21hari untuk menghancurkannya sendiri jika tidak pembongkaran akan dilakukanoleh tim pemerintah kota pendudukan Israel dengan dikenakan denda selangit.Luas bangunan yang diperintahkan untuk dibongkar adalah 15 meter persegi.
Ibrahim menegaskan keluarganyatidak akan melaksanakan keputusan penggusuran kamar tersebut dan tidakmempermasalahkan keputusan pengosongan rumah atau penggusuran kamar tersebut.
Dia berkata “Kami akan tetapteguh di rumah dan tanah kami terlepas dari semua tekanan dan ancaman.”
Sedianya sidang dijadwalkan diadakanpada tanggal sembilan bulan ini terkait dengan masalah penggusuran Fatima Salemdari rumahnya di kampung Sheikh Jarrah di Al-Quds namun kemudian ditunda.
Ibrahim Salem menyatakan bahwakeputusan untuk menghancurkan kamar tersebut terjadi dalam konteks seranganyang dilancarkan oleh pendudukan Zionis Israel dan pemukim pendatang Zionisterhadap keluarga tersebut dengan tujuan untuk mengevakuasinya dari rumahnyadi kampung tersebut.
Dia menyatakan bahwa keluarganyasetiap hari mengalami provokasi dan serangan dari para para pemukim pendatangZionis terutama pemukim pendatang Zionis dari permukiman Yahudi”Tal” yang merebut sebuah rumah di kampung tersebut dengan cara melemparbatu menghancurkan mobil melontarkan kata-kata rasis dan mengancam akanmerebut rumahnya.
Ibrahim menyebutkan bahwa ibunyalahir di rumah itu pada tahun 1948 tinggal di dalamnya bersama ayahnyamenikah dan memiliki delapan putra dan putri di dalamnya dan sekarang memiliki28 cucu. (was/pip
