Tidak peduli dengan suasana hatirakyat yang menolak koordinasi keamanan dan kesepahaman keamanan antaraOtoritas Palestina dengan pendudukan Zionis Israel Otoritas Palestina berangkatke pertemuan keamanan Aqaba yang bertujuan untuk menghabisi perlawanan dan memberangusnyadi Tepi Barat terutama di Jenin dan Nablus.
KTT Aqaba terutama membahas rencanaJenderal AS Mike Fenzel yang menyediakan pelatihan bagi 5.000 anggota dinaskeamanan Otoritas Palestina di Yordania di bawah pengawasan Amerika. Untukmengendalikan situasi di Nablus dan Jenin selain untuk mengembalikankoordinasi keamanan antara Otoritas Palestina dengan pendudukan Zionis Israel dibawah pengawasan Amerika.
Patut dicatat bahwa OtoritasPalestina telah mengumumkan penghentian koordinasi keamanan dengan pendudukanZionis Israel lebih dari 60 kali sejak pendiriannya. Setiap kali mengumumkanpenghentian maka dengan segera kembali untuk menghindari sanksi Israel atautunduk pada tekanan Amerika atau dengan dalih adanya penegasan dari pendudukanZionis Israel untuk berkomitmen pada perjanjian-perjanjian yang ditandatanganiantara kedua pihak.
Termasuk ke dalam delegasi Otoritas Palestinayang berangkat ke Aqaba adalah Sekretaris Komite Eksekutif Hussein Al-Sheikhkepala dinas intelijen Majed Faraj dan penasihat diplomatik Presiden MahmoudAbbas Majdi Al-Khalidi.
“Keterlibatan Politik”
Sebuah sumber informasi menjelaskankepada surat kabar Yordania Al-Ghad bahwa pertemuan tersebut datang dalamkonteks upaya yang dilakukan untuk “menghentikan tindakan sepihak danmencapai periode tenang dan tindakan untuk membangun kepercayaan untukmencapai keterlibatan politik yang lebih komprehensif antara kedua belah pihak- Otoritas Palestina dan Entitas Pendudukan Zionis.”
Sumber tersebut menambahkan bahwapertemuan tersebut dilakukan sebagai kelanjutan dari upaya intensif yangdilakukan oleh Yordania dalam koordinasi dengan Otoritas Palestina dan pihaklainnya untuk menghentikan tindakan sepihak dan peningkatan keamanan daripendudukan Israel yang mengancam akan meletusnya siklus besar kekerasan”selain langkah-langkah keamanan dan ekonomi yang meringankan penderitaanrakyat Palestina.”
Sumber tersebut menyatakan bahwapertemuan tersebut yang akan diadakan sehubungan dengan tantangan politik dankeamanan utama adalah pertemuan pertama antara Otoritas Palestina dan Entitas Israeldengan partisipasi regional dan internasional sejak bertahun-tahun.
Sumber itu mengatakan”Penghentian semua tindakan sepihak adalah titik awal utama untukmenghentikan kemerosotan dan itu akan menjadi isu terdepan yang akan dibahasdalam pertemuan.”
Sumber-sumber diplomatik menekankanpentingnya pertemuan ini yang diadakan pada waktu yang sangat sensitif danmengadakannya merupakan langkah yang diperlukan untuk mencapai kesepahaman antaraOtoritas Palestina dan pendudukan Zionis yang akan menghentikan kemerosotan dan”membuka jalan bagi prosedur yang membuka jalan untuk keterlibatan yanglebih umum.”
Visi Amerika
Penulis dan analis politik AbdullahAl-Akkad mengatakan bahwa apa yang baru dalam partisipasi Otoritas Palestina dipertemuan keamanan Aqaba ini adalah bahwa hal itu telah menjadi bagian dari &ldquokesepakatanabad ini&rdquo (deal of century) sesuai dengan visi Amerika.
Dia menambahkan kepada koresponden PusatInformasi Palestina “Visi ini didasarkan pada pertimbangan &lsquoIsrael adalahsandaran pintu Amerika&rsquo.”
Dia menekankan bahwa OtoritasPalestina dengan partisipasinya telah melewati koordinasi keamanan denganpendudukan Israel menuju kemitraan keamanan strategis dengan pendudukan Israeldan sistem Pakta Abrahah.
Adapun Iyad Al-Qarra seorangpenulis dan analis politik menjelaskan bahwa KTT Aqaba merupakan hasilkunjungan delegasi Amerika ke kawasan dalam upaya untuk menguasai Tepi Baratdan mengakhiri perlawanan di sana.
Dia mengatakan bahwa KTT Aqababertujuan untuk mendukung upaya Otoritas Palestina di Ramallah untukmerehabilitasi dinas keamanannya dan mengakhiri situasi perlawanan seperti ArinUsud Brigade Jenin dan lainnya.
Dia menekankan bahwa KTT Aqabadengan taget utamanya adalah bertujuan untuk mengubur intifadhah dengan caraapa pun sebelum bulan Ramadhan.
Tidak akan berhasil
Aktivis independen Yordania MaysaraMalas mengatakan “Konferensi Normalisasi Aqaba dan konferensi-konferensi lainyang sebelumnya diadakan di masa lalu bertujuan untuk menjatuhkan perlawananPalestina tetapi upaya mereka tidak berhasil.”
Dia menambahkan “Mereka yang melakukankonferensi semacam itu mengetahui sepenuhnya bahwa hasilnya adalah sama sepertisebelumnya. Bahwa perlawanan tidak akan bisa dipatahkan. Konferensi ini telah didahuluioleh konferensi lain yang diadakan di Sharm al-Sheikh Mesir dan perlawananPalestina tetap kokoh.”
Dia mengatakan “Kita tidakakan mendapatkan keuntungan dari konferensi ini sebagai orang Arab dan Muslimkecuali semakin bertambah kehinaannya dan semakin bertambah liputan bagi penjahat(Israel) dalam tindakannya di depan rakyat Palestina. Jika bukan karena adanyapayung Arab dan normalisasi Arab dari negara-negara Arab dan Islam maka entitas(Israel) yang brutal ini tidak akan dapat melanjutkan tingkat kriminalitas danpembunuhan yang saat ini menyebar di Tepi Barat.&rdquo
Selain itu penulis Yordania dananalis politik Rami Ayasra berkata “Konferensi Aqaba hadir dalam konteksmenutup situasi perlawanan yang terbentuk di Tepi Barat dari rakyat Palestinadan kekuatan-kekuatan vitalnya.”
Dia menilai bahwa konferensi itudatang &ldquountuk mengidentifikasi dengan kebijakan Amerika yang jelas yangcenderung kepada penenangan situasi di wilayah Palestina tanpa tekanan padapemerintah pendudukan Israel untuk menghentikan tindakan provokatifnya diMasjid Al-Aqsha baik di kota-kota maupun di wilayah Tepi Barat atau yahudisasiMasjid Al-Aqsha.”
Ayasra menyatakan bahwa”penenangan situasi dalam pandangan Amerika dan negara-negara Arabmengarah pada upaya untuk meredam reaksi Palestina terhadap kejahatan Israeldan membiarkan pihak Israel untuk bisa melakukan apa pun yang diinginkannya dilapangan mulai dari perluasan permukiman dan penyerbuan Al-Aqsha dan perimbangannyajelas menuju tekanan pada perlawanan dan tidak pada pendudukan Israel.”
Dan dia melihat bahwa gagasan”konferensi ini tidak akan berhasil karena pengalaman sebelumnyamengkonfirmasi kegagalan proyek semacam itu dan tidak realistis untuk selalumenekan pihak Palestina yang melakukan perlawanan terhadap penjajah tanpa ada tekananpada pendudukan Israel dan melalui pengalaman sebelumnya kita dapatmengatakan bahwa rencana pendudukan ini akan gagal seperti rencana Dayton yanggagal melalui konferensi Sharm el-Sheikh.” (was/pip)