Dengan berakhirnya tahun 2022 efek daritantangan yang akan dihadapi pada sisa tahun ini terhadap situasi Palestinasecara umum dan terhadap situasi warga Palestina di luar negeri padakhususnya telah dimulai. Karena keberadaan mereka (yang di luar negeri) adalahsegmen penting dan besar yang dapat membawa perubahan dalam bentuk hubungandengan negara-negara di dunia dan memberikan tekanan pada lobi zionis yangtersebar.
Palestina menghadapi tantanganberat yang sebagian besar membutuhkan upaya bersama oleh semua pihak danmembutuhkan solusi kreatif dan inovatif untuk mengatasinya. Salah satu yangpaling menonjol dari solusi ini adalah merawat orang-orang Palestina di luarnegeri dan mengubahnya menjadi pusat kekuatan yang mendukung isu perjuanganmereka baik itu pada tingkat media politik atau kerja sosial.
Orang-orang Palestina di luar negeritidak mendapat perhatian prioritas dari para aktor politik Palestina meskipun jumlahmereka lebih dari separuh rakyat Palestina. Dengan terus menurunnya prosesperdamaian dan berkembangnya konfrontasi Palestina-Israel mereka dapatmenempati posisi yang lebih maju. posisi dari sebelumnya tetapi mereka menghadapisejumlah tantangan.
Keanekaragaman tantangan
Ziyad al-Alul juru bicara Kongres RakyatPalestina di Luar Negeri mengatakan bahwa ada tantangan besar yang dihadapiwarga Palestina yang tersebar di berbagai negara. Karena kerja tersebut tidakberada dalam satu geografi. Ada keragaman dan perbedaan tantangan yang dihadapiantara orang Palestina yang tinggal di Eropa atau yang tinggal di Amerika atauorang Palestina yang tinggal di negara-negara sekitar seperti LebanonYordania dan Suriah.
Dalam wawancara dengan PusatInformasi Palestina al-Aloul menekankan bahwa tantangan yang dihadapiwarga Palestina terutama yang tinggal di Lebanon sangatlah besar. Sebagianbesar adalah tantangan terkait status kemanusiaan dan hukum pengungsi Palestina.Di Lebanon tidak semua upaya tingkat rakyat atau resmi untuk meringankanpenderitaan warga Palestina di sana berhasil.
Dia menyatakan bahwa kebebasan dinegara-negara Arab terbatas tidak seperti negara-negara Eropa sehingga adakerja besar di sana. Ada lembaga-lembaga Palestina yang tersebar di Barat.
Dia menekankan ada tantangan alamiyang dihadapi oleh warga Palestina di luar negeri seperti keberadaan Israel danlobi Zionis yang tersebar di Barat &ldquoyang menganggap kami sebagai musuh bahkan meskipunkami tinggal di luar tanah pendudukan (Palestina) sehingga mereka memperlakukankami sebagai musuh dan berusaha membatasi aktivitas kami.”
Dia juga menyatakan bahwa pendudukanIsrael dan lobi Zionis berusaha untuk mendefinisikan anti-Semitisme dan sekedarmengkritik “negara pendudukan” sudah dianggap sebagai kejahatan. Dia menjelaskanbahwa penuntutan semacam itu dapat menakut-nakuti beberapa orang yang bersimpatipada isu perjuangan Palestina dengan mengganggu gerakan mereka menuduh merekadan menangguhkan keanggotaannya di partai politik.
Dia menambahkan “Terlepas darisemua yang dilakukan pendudukan namun aksi terus meningkat. Aksi di tingkatrakyat hanya berkurang di beberapa negara Arab atau Eropa.” Dia memberikanbukti apa yang terjadi dalam Pertempuran Saif al-Quds yang menjelaskan bahwadunia masih berempati dengan isu perjuangan Palestina dan menganggapnya sebagaiisu yang adil.
Al-Aloul mengingatkan bahwa tahun2023 memikul tantangan besar. Proyek terpenting yang akan dikerjakan adalah menghancurkanblokade di Jalur Gaza yang telah dimulai di semua tingkatan baik hukumpolitik HAM bantuan dan kerakyatan termasuk pengiriman armada laut ataudarat ke Jalur Gaza.
Dia juga menyatakan bahwa ada masalahlain yang akan dikerjakan yaitu masalah keterwakilan warga Palestina di luarnegeri “karena suara kami absen dari pengambilan keputusan dan tidak keterwakilandi koridor PLO.”
Kesatuan afiliasi
Sementara itu seorang penulis dananalis politik Ibrahim Al-Madhoun mengatakan bahwa ada lebih dari 7 juta wargaPalestina di luar negeri tersebar di negara-negara sekitar seperti YordaniaSuriah dan Lebanon di kamp-kamp pengungsi serta di mana pun di dunia.
Al-Madhoun menjelaskan bahwa yangmembedakan orang Palestina di luar negeri adalah bahwa mereka semua memilikitujuan komitmen dengan identitasnya dan berinteraksi dengan peristiwa diPalestina dan setiap orang Palestina bangga dengan ke-Palestina-annya danmendiskusikan bagaimana bekerja untuk Palestina. Dengan demikian orang-orangPalestina di luar negeri telah berubah menjadi pusat-pusat kekuatan yangmendukung isu perjuangan mereka baik di tingkat media politik atau amal sosialatau bidang lainnya.
Al-Madhoun mengatakan “Hariini ada akumulasi upaya untuk mengumpulkan orang-orang Palestina di luarnegeri untuk meningkatkan partisipasi interaksi dan efektivitas mereka dalammenghadapi pendudukan Israel dan proyek Zionis.”
Dia menyatakan bahwa penyebaranorang-orang Palestina di negara-negara di dunia adalah salah satu tantanganpaling menonjol yang mungkin mereka hadapi menyadari bahwa orang-orangPalestina di luar negeri sedang bekerja untuk mengurangi masalah dilema dantantangan ini dan mereka berusaha untuk mengubah tantangan menjadi peluanguntuk mengaktifkan komponen-komponen Palestina di tempat-tempat kehadiranmereka baik di Timur Tengah maupun di berbagai benua.
Adapun tantangan kedua adalah kenyataanhidup yang sulit yang diderita orang-orang Palestina di luar negeri terutamadi kamp-kamp pengungsi di Suriah dan Lebanon. Dia menyatakan ada situasi sulitdi mana orang-orang Palestina tinggal dan ada niat nyata dari Amerika Serikatmengepung dan menguras potensi untuk membuat lelah orang-orang Palestina untukmenekan mereka agar melepaskan identitas mereka dan mendorong mereka untukberemigrasi dan pergi jauh.
Al-Madhoun menekankan bahwa upayadan konspirasi ini gagal untuk menghancurkan situasi Palestina memecah belahdan memaksa orang Palestina untuk menjauh dan meninggalkan isu perjuangannya merekamasih berpegang teguh pada identitas dan isu perjuangan mereka dan menolakuntuk melepaskan perannya dalam proyek nasional ini.
Tidak adanya peran PLO
Adapun tantangan ketiga adalah absennyaOrganisasi Pembebasan Palestina (PLO) pembusukan institusinya lemahnyakehadiran dan efektivitasnya di luar negeri selain kegagalan reformasiorganisasi dengan memasukkan kekuatan nasional baru yang menjadikan Dewan NasionalPalestina tidak dipilih dan tidak mewakili situasi Palestina yang sebenarnyaselain kurangnya minat komite eksekutif PLO dalam urusan Palestina di LuarNegeri yang meninggalkan peran aslinya dan meninggalkan kekosongan yang sangatbesar.
Al-Madhoun melanjutkan &ldquoSaat iniada upaya untuk mendirikan institusi Palestina yang menjaga situasi Palestinadan mencermati realitas Palestina di luar negeri untuk memantau urusannya danmengumpulkan kekuatannya.&rdquo Dia menekankan bahwa masalah ini sangat pentingdengan mengaktifkan kekuatan perlawanan terutama Hamas Front Rakyat (PFLP)Jihad Islam dan sebagian dari gerakan Fatah dengan tujuan dipertimbangkannyakembali institusi nasional Palestina yang menyatukan rakyat Palestina di dalamdan luar.
Tentang bagaimana mengaktifkan peranorang Palestina di luar negeri dia menyebutkan bahwa hal itu bisa dilakukan denganmehidupkan lembaga-lembaga Palestina. Dia menyatakan bahwa konferensi rakyat Palestinadi luar negeri adalah proyek Palestina yang ambisius yang dapat didukung dandiperkuat selain mereformasi PLO.
Dia menjelaskan hal terpenting yangdapat dilakukan untuk mengaktifkan peran warga Palestina di luar negeri adalahmembangun institusi yang kuat dan efektif yang memimpin peran warga Palestinadi luar negeri meningkatkan citra mereka dan melembagakannya kembali untukmewakili rakyat Palestina dan dipertimbangkannya kembali piagam pertama rakyatPalestina di PLO yang diwujudkan melui komitmen pada konstanta dan menolak pengabaianhak rakyat Palestina serta menolak setiap solusi dan penyelesaian yangmenyebabkan hilang dan melemahkan hak Palestina.
Sebarkan semangat perlawanan
Sementara itu anggota SekretariatJenderal Kongres Rakyat Palestina di Luar Negeri Yasser Ali menegaskan bahwatantangan yang dihadapi warga Palestina di luar negeri pada tahun 2022 tidak sama.Setiap segmen dari mereka dan setiap negara di mana mereka berada menghadapitantangan yang berbeda meskipun penyebab utamanya sama dan hasilnya sama.
Tantangan pertama adalahmempertahankan keyakinan politik dan bekerja untuk menyebarkan semangatperlawanan di antara rakyat Palestina.
Adapun tantangan kedua adalah kemiskinandan kondisi sosial sulit yang dihadapi para pengungsi Palestina. Sedangkan migrasimerupakan tantangan ketiga yang menjadi satu-satunya pilihan meskipun sulit.
Dia menjelaskan bahwa ada tantangankeempat yang terwakili dalam berkontribusi pada persatuan dan rekonsiliasinasional. Ada juga tantangan dukungan dari dalam negeri Palestina yangdiberikan kepada warga Palestina di luar negeri terutama di al-Quds dan Gaza.
Berkenaan dengan pengaktifan aksi wargaPalestina di luar negeri dia menyatakan perlunya mobilisasi dan dukunganuntuk menggerakkan rakyat Palestina di diaspora.
Dia menekankan bahwa Kongres Rakyat Palestinadi Luar Negeri berusaha dengan berbagai cara untuk mencapai hal ini melalui kegiatanrakyat konferensi elit aksi rakyat dan politik dan berupaya mengumpulkankekuatan nasional dan rakyat dalam forum inklusif untuk mencapai pemahaman dankoordinasi di antara mereka pada tujuan utama dan strategis yaitu pembebasanPalestina. (was/pip)