Tue 6-May-2025

Menara Kastil al-Quds Saksi Sejarah yang Ingin Dilenyapkan Israel

Minggu 18-Desember-2022

Beberapa hari yang lalu otoritas pendudukanZionis Israel melepas kubah dan bulan sabit menara Masjid Benteng al-Quds yangbersejarah di daerah Gerbang al-Khalil di kota Al-Quds yang merupakan menaratertinggi yang membuktikan identitas keislaman al-Quds. Semua itu dilakukanpendudukan Zionis Israel dalam kerangka melakukan proses yahudisasi sejak awaltahun lalu.

Dalam beberapa tahun terakhir pendudukanZionis Israel telah mengintensifkan kampanye untuk melakukan yahudisasi bangunan-bangunanbersejarah di kota suci al-Quds dan melenyapkan narasi Islam dan Arab didalamnya dan menggantinya dengan narasi palsu yang mengubah realitas budayayang mengakar di kota tersebut.

Di tengah ketakutan orang-orang Al-Qudsdan para ahli “Museum Sejarah Yerusalem al-Quds” telah memasang perancahbesi di sekitar menara sejak Juni lalu dengan alasan bahwa mereka sedangmelakukan proses renovasi menara yang merupakan menara tertinggi di Kota Tuadan dibangun pada tahun 1310 M di atas Mesjid Benteng al-Quds kemudiandiperbaharui pada zaman Ottoman.

Benteng al-Quds terletak di dekatGerbang al-Khalil. Dibangun pada era Ayyubiyah. Benteng ini diperbarui pada eraMamluk dan Ottoman oleh pendudukan Yahudi di namai “Castle ofDavid”.

Segera setelah kubah dan bulan sabitdilepas di bawah pengawasan “Otoritas Kepurbakalaan Israel” kontakmengalir ke menejemen museum yang terletak di dalam Benteng Al-Quds yangmenanggapi pertanyaan-peertanyaan melalui situs webnya sebagai berikut:

&ldquoMuseum &lsquoTower of David&rsquo saatini sedang melakukan proses renovasi yang komprehensif dengan biaya $50 jutadan setelah uji teknik dilakukan terhadap menara yang didirikan pada tahun 1635tersebut retakan teridentifikasi pada struktur yang mungkin disebabkan olehaktivitas seismik di atas menara selama bertahun-tahun.”

Sehubungan dengan hal iniadministrasi museum mengatakan bahwa mereka telah memulai pekerjaan renovasi menaradan saat ini sedang melaksanakan tahap akhir dari proyek renovasi tersebuttermasuk pengokohan menara.

“Kami harus memastikan kelangsungankeberadaan kastil ini selama berabad-abad sehingga akan dilakukan proyek untukmemperbaiki kerusakan yang terjadi dari waktu ke waktu dan masalah yang timbuldari keausan alami batu kastil” kata direktur dan kurator museum EilatLiber.

Sementara itu ketua Komite Al-Quds AntiYahudisasi Nasser Al-Hadmi menegaskan bahwa setiap orang yang tinggal di KotaSuci al-Quds mengetahui dan memahami upaya pendudukan Zionis Israel dan tahubahwa pendudukan Israel ingin melakukan “yahudisasi” segala hal danmengubah identitas kota termasuk kuburan dan menara dengan dalih pemugaranatau renovasi dan pembangunan taman.

Dalam pernyataan khusus kepada PusatInformasi Palestina al-Hadmi mengatakan &ldquoMasjid kastil dibangun olehSultan Al-Nasir Muhammad bin Qalawun di dalam kastil yang merupakan salah satulandmark terpenting kota suci al-Quds yang bersejarah.&rdquo

Dia menyatakan bahwa pendudukanZionis Israel tidak dapat menghapus narasi Islam dan Arab tentang kota Al-Quds besertapeninggalan dan tempat-tempat suci di dalamnya dan tidak dapat membatalkan eraini meskipun berhasil dalam beberapa hal.

Menurut al-Hadmi mempromosikan gagasanbahwa kastil itu adalah kastil Yahudi membutuhkan penghapusan segala sesuatuyang membuktikan ke-Arab-an tempat itu. Inilah yang dilakukan pendudukan ZionisIsrael.&nbsp Di mana orang-orang Silwanterkejut dengan menghilangkan menara dan kubahnya karena keberadaannya yangtertinggi di kastil dan kota tua.

Pakar urusan Al-Quds ini menegaskanbahwa pendudukan Zionis Israel tidak berusaha untuk menghapuskan sejarahmelainkan berusaha untuk membuktikan narasinya pada pondasinya yangmenampilkan dirinya sebagai pemilik hak atas tanah nenek moyang yangmenunjukkan bahwa pendudukan Zionis Israel sampai saat ini tidak pernah mampu membuktikandan mengabadikan narasi ini terlepas dari semua yang dilakukannya untukmelakukan yahudisasi kriminalitas dan pencurian yang.mendukung narasinya.

Dia menyatakan bahwa benteng ataukastil Al-Quds disebut oleh pendudukan Zionis Israel sebagai Kastil David Daud sebagaiupaya untuk mengaburkan kebenaran. Dia menyatakan bahwa hal itu tidak adahubungannya dengan Nabi Daud karena kastil tersebut dibangun selama era Romawidan riwayat yang mengatakan bahwa kastil tersebut dibangun oleh orang-orangYebus.

Dia menambahkan “Renovasi kastilal-Quds yang dilakukan oleh pendudukan Zionis Israel sama saja dengan seranganterhadap situs peninggalan Islam ini.” Dia menyatakan bahwa orang lebihutama merenovasi dan menjaganya adalah umat Islam itu sendiri. Dia menambahkanbahwa pendudukan Zionis Israel telah mengubah kastil tersebut menjadi pusatmenyebarkan narasi Zionis dan menjadi sebuah museum tempat mereka menyajikanklaim-klaimnya dan barang-barang antik yang digunakannya secara salah dan mengada-adauntuk mendukung narasinya.

Dia menekankan bahwa pendudukanZionis Israel ingin mengubah potret peradaban kota Al-Quds terutama bagiantimur kota berdasarkan klaim-klaim bahwa kota ini diakui oleh pemerintahAmerika sebagai kota yang bersatu dan kota tersebut adalah ibu kota bangsa Yahudi.Oleh karena itu pendudukan Zionis Israel berusaha untuk mengubah realita iniuntuk mengklaim bahwa kota al-Quds adalah ibukota bersatu mereka yang mereka dapatkankembali kendalinya setelah diduduki Arab dan Islam.

Dia mengatakan “Selama sepuluhtahun terakhir telah terjadi perubahan yang jelas dalam kebijakan rasis pendudukanZionis Israel untuk mengubah realita ini dan menghadirkan kota al-Quds dengan potretyang berbeda.” Dia menambahkan “Lieberman ketika dia menjadimenteri di pemerintahan Netanyahu berbicara bahwa gerbang masuk ke kota dan potretperadaban di dalamnya harus dirubah karena kota tersebut masih berbicara denganbahasa Arab dan bahsa kaum Muslimin.”

Dia mengingatkan bahwa apa yangterjadi di kota Al-Quds terjadi secara paralel di Tepi Barat melaluipembangunan jalan dan perampasan tanah Palestina untuk kepentingan para pemukimpendatang Yahudi.

Mengenai apa yang harus dilakukan untukmenghadapi rencana ini al-Hadmi menjelaskan bahwa hal itu harus dilakukan padadua level. &ldquoLevel pertama adalah level resmi dan politis sangat jelas bahwa levelini tidak konsen untuk membela kota al-Quds dan bekerja untuk menghentikankejahatan pendudukan Zionis Israel terhadap kota al-Quds dan seluruh Palestina.Seandainya mereka memiliki konsen dan perhatian tentu jalannya mudah. Karena adaresolusi PBB terkait dengan kota Al-Quds.&rdquo

Adapun level kedua adalah levelrakyat. Dia menyatakan bahwa kemampuan rakyat Palestina dalam persoalan initerbatas. Dia menyatakan bahwa rakyat Palestina hanya dapat melawan penyerbuan terhadapMasjid Al-Aqsha dan menghadang serangan para pemukim pendatang Yahudi dibeberapa kota saja. Dia menegaskan bahwa hal ini tidak menjadi alasan merekauntuk tidak melanjutkan perjuangan mereka.

Peziarah kota Al-Quds melaluimenara kastil dapat melihat kota tua dan sekitar Kota Suci al-Quds serta monument-monumendan peninggalan bersejarah yang menjadi saksi keislaman dan kearaban kotatersebut.

Menara kastil atau benteng al-Quds initerdiri dari tiga lantai batu yang pertama membentuk dasar persegi dan lantaikedua di atasnya berbentuk silinder dan kemudian lantai ketiga yang ukurannyalebih kecil dari lantai dua dan di tengahnya ada bangunan kecil yang membentuktutup menara.

Setelah pendudukan Zionis Israel mendudukikota al-Quds pada tahun 1967 kastil jatuh ke tangan mereka dan dimulai penggalianekstensif yang menghancurkan sebagian kastil tersebut dan sejumlah besar peninggalanIslam kuno di sana.

Pada tahun 1980 sekitar kastil dan masjidnyadiubah menjadi museum Yahudi dengan nama Museum “Castle of David”yang menceritakan kisah “Kuil” yang mereka klaim dan menyajikansejarah Al-Quds melalui sarana elektronik terbaru dari sudut pandang ideologiIsrael.

Masjid Kastil al-Quds merupakanmasjid terindah di Al-Quds yang terletak di luar tembok Masjid al-Aqsha denganarsitektur yang sempurna. Luasnya 144 meter persegi. Tinggi interiornya sekitar6 meter. Di sebelahnya ada sebuah menara kuno yang berasal dari periodeOttoman.

Masjid ini terdiri dari rumah untukshalat yang diakses melalui pintu masuk timur yang relatif kecil beratapseperti kubah tong dan di dalamnya terdapat mihrab dengan tampilan dandekorasi yang sangat indah.

Menara di mana adzan dilarang untukdikumandangkan merupakan status simbolis yang besar yang tidak dapatdiabaikan oleh siapa pun. Bahkan menejemen museum di dalam kastil dalam bukletpengantar museum menyatkan bahwa kastil tersebut “melalui menaranya yangtinggi adalah simbol nostalgia dan kerinduan akan kota suci ini dengan tempatini kehidupan terus berlanjut selama ribuan tahun.” (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied