Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas)Ismail Haniyeh berpidato kepada para tawanan di penjara pendudukan Israel bahwamenunggu pembebasan tawanan Palestina adalah ibadah dan bahwa pejuangperlawanan Palestina bekerja siang dan malam membebaskan tawanan dari penjara Israel.
Haniyeh menekankan dalam pidato yangdisampaikannya pada upacara penghormatan kepada para tawanan yang menghafalKitab Allah hari ini di Kota Gaza yang diselenggarakan oleh Hamas dan KantorInformasi Tawanan bahwa para tawanan mengganti ketidak hadiran mereka diAl-Aqsha dengan menghafal Al-Quran Al-Karim dan Qiyamul Lalil dan inilahpuncak keikhlasan dan kesetiaan dengan Allah.
Haniyah menambahkan “Wahai tawanan Palestinakalian menyinari dengan cahaya dan berjalan dalam cahaya Allah Yang Maha Kuasaterlepas dari konspirasi dan kezhaliman yang mengelilingimu.”
Haniyah dia melanjutkan “Kami hanya bisamemberi selamat kepada para tawanan yang telah menghafal Al-Quran. Hari ini kamimerayakan Anda dan bank kehidupan kami terbakar di bawah kaki penjajah dansaudara-saudara Anda di Gaza ditempatkan di perbatasan menunggu lompatan besarmelawan penjajah ini.”
Haniyeh menekankan bahwa perayaan dengan tawanandan orang-orang Palestina di wilayah jajahan tahun 1948 yang berpegang teguhpada hak mereka atas identitas mereka dan warga Palestina yang diluar ngerisebagai pencari suaka dan pengungsi yang diaspora memuliakan nama-nama tawanandan komitmen meninggikan kemuliaan tawanan semua bidang.
Haniyah melanjutkan bahwa berapa banyak darimereka yang menghafal Kitab Allah di penjara yang keluar menjadi ulama Al-Quranhukum-hukumnya bacaannya dan tafsirnya bersama dengan yang lainnya yangmemperoleh studi pascasarjana magister dan doktor.&rdquo
Sementara itu “Abu Hamzah” salahsatu pemimpin Brigade Al-Qassam mengatakan dalam sebuah pidatonya bahwa BrigadeAl-Qassam akan bekerja untuk mengumpulkan kekuatan meningkatkankeseimbangannya hasil pendudukan yang direbut tentara untuk memaksa merekatunduk pada kondisi perlawanan dalam masalah pembebasan para tahanan.
Abu Hamzah menambahkan dalam orasinya “Masalahpara tawanan akan tetap berada di peta perencanaan yang berkelanjutan danpermanen dan kami akan melakukan segala upaya yang mungkin untuk itu.”
Dia menunjukkan bahwa Israel masihmengulur-ulur waktu untuk mencapai kesepakatan yang mempertimbangkanfaktor-faktor standar kemanusiaan dan membohongi diri sendiri dan masyarakatnyadan mempermainkan emosi keluarga tentara Israel yang ditawan kelompok perlawanan.
Pemimpin elit di Brigade Al-ini Qassammengatakan “Kami tidak akan membiarkan musuh (Israel) mendominasi para tawanandan kami menolak untuk membiarkan kasus mereka menjadi bahan propaganda dankomoditas &ldquolelang&rdquo dan kami mengikuti perkembangan intensif dan perubahan yangakan menimpa negara gerakan tawanan sehubungan dengan pembentukan pemerintahanZionis yang baru dan kami tidak akan membiarkan para tawanan berperangsendirian dan kami memperingatkan Israel akan konsekuensi kejahatan terhadaptawanan.”
Pihaknya menganggap masalah tawanan adalah garismerah dan akan membela mereka dengan segala cara yang mungkin bahkan jika kamidipaksa untuk membuka kunci sel dengan tangan kami sendiri dan hari-hari akanmembuktikan ketulusan dan tekad kami.
Dia menambahkan “Para tawanan telahmembuktikan bahwa peran dan jejak mereka hadir di segala bidang dan bahwa haktidak diminta melainkan dicabut.” (at/pip)