Badan Keamanan Umum Israel (ShinBet) mengaku telah memata-matai jurnalis melalui data komunikasi yang disimpanoleh perusahaan telepon seluler.
Menurut situs web Sebastia Shin Betmenggunakan data ini dalam penyelidikan insiden kriminal dan tidak hanya dalampenyelidikan keamanan.
Pengungkapan pelanggaran ini munculdalam tanggapan Kejaksaan Zionis atas petisi yang diajukan oleh “Hak WargaNegara” di Israel ke Mahkamah Agung.
Data ponsel disimpan dalaminventaris yang disebut “alat” dan informasi tersebut mencakuptempat di mana seorang jurnalis berada percakapan yang dia lakukan durasidan informasi lainnya.
Asosiasi “Hak WargaNegara” melalui petisi menuntut untuk membatalkan klausul dalamundang-undang Shin Bet yang mewajibkan perusahaan telepon seluler Israel agarmenyerahkan informasi kepada Shin Bet tentang percakapan atau pesan apa punyang terjadi melalui telepon.
Undang-undang Shin Bet diberlakukanpada tahun 2002 dalih bahwa itu mengatur misi (kejahatan)nya tetapi misi inisebagian besar bersifat rahasia dan tidak tunduk pada pengawasan publik.Demikian menurut apa yang dilaporkan surat kabar Haaretz.
Petisi dari asosiasi “Hak WargaNegara” menyatakan bahwa ada cacat konstitusional dalam klausul tersebutdi atas karena kurangnya kejelasan di dalamnya mengenai serangan privasi danbahwa kekuasaan yang diberikan oleh klausul ini pada Shin Bet melebihi apa yangdiperlukan untuk kebutuhan keamanan negara.
Petisi tersebut menekankan bahwaundang-undang Shin Bet tidak memiliki mekanisme yang jelas untuk melindungimereka yang menikmati kerahasiaan profesional terutama jurnalis. Karenakeputusan ketua Shin Bet dan perdana menteri di bawah ketentuan ini tidaktunduk pada pengawasan yudisial dan karena hukum Shin Bet tidak memilikisistem pengawasan yang memadai.
Mahkamah Agung Pendudukan ZionisIsrael mempertimbangkan petisi tersebut dalam sebuah panel yang terdiri daritiga hakim pada tanggal 25 Oktober lalu dan diputuskan pada akhir sesi bahwapenuntut menginformasikan pengadilan dalam waktu 90 hari tentang pengajuanmemorandum untuk mengubah undang-undang Shin Bet yang diharapkan dapat segeraditerbitkan agar masyarakat dapat menyampaikan tanggapannya setelah itubarulah pengadilan yang akan memutuskan apakah akan melanjutkan pertimbanganpermohonan tersebut.
Shin Bet dan pemerintah telahmeminta Mahkamah Agung melalui Kejaksaan 20 Oktober lalu untuk menolakpetisi tersebut.
Dalam tanggapannya penuntutmengklaim bahwa data komunikasi seluler untuk mengekstraksi informasi intelijenadalah &ldquoalat yang diperlukan untuk pekerjaan Shin Bet dan penggunaannya sangatbermanfaat untuk menyelamatkan nyawa orang.&rdquo
Direktur Unit Hak Sipil di AsosiasiHak Sipil Pengacara Gail Gan Moore menyatakan bahwa penggunaan data ponsel&ldquodapat dengan mudah mengungkap sumber jurnalistik dari laporan tertentu yangmempermalukan pihak berwenang bahkan jika itu diterbitkan di media dan bahkanjika jurnalis dan sumber informasinya tidak berbicara di telepon melainkanbertemu. “Dan telepon mereka ada di tas mereka.”
Dia menambahkan bahwa memata-mataijurnalis setiap tahun berarti memata-matai puluhan jurnalis selama sepuluh tahun atau sejak diberlakukannyaundang-undang Shin Bet dua puluh tahun lalu. (was/pip)