Bahaya serius mengancam Masjid Al-Aqsha.Di tengah mobilisasi Zionis untuk melakukan penyerbuan yang terbesar dalamsejarah masjid ini menuju yahudisasi masjid secara keseluruhan untukmendirikan kuil Yahudi yang mereka klaim di tengah-tengah seruan para ulama untukmembelanya dengan segala cara.
Koresponden “Pusat InformasiPalestina” menghubungi sejumlah ulama senior tentang bahaya besar yangmengancam Masjid Al-Aqsha yang pada gilirannya mereka menekankan perlunyamempertahankan dan melindunginya dengan semua yang dimiliki termasuk darahjiwa dan hartanya.
Membela Al-Aqsha adalah kewajiban
Kepala Pusat Pembinaan Ulama diMauritania Sheikh Dr. Mohamed El-Hassan Ould El-Dado mengatakan bahwaperistiwa yang terjadi di Masjid Al-Aqsha semakin cepat. Zionis melakukan konspirasiatas masjid tersebut. Situasinya menjadi lebih sulit daripada beberapa tahunterakhir.
Dalam pernyataannya kepada “PusatInformasi Palestina” dia menekankan bahwa gerakan umat untukmempertahankan Masjid Al-Aqsha adalah kewajiban agama dan tugas bagi setiaporang yang mampu. Terlebih orang-orang Palestina yang mampu merupakankewajiban bagi mereka untuk pergi ke Masjid Al-Aqsha dan berjuang untukmempertahankannya serta untuk melindungi tempat-tempat suci dengan apa yangmereka mampu.
Dia melanjutkan “Umat harusberdiri di belakang mereka dengan memberikan dana memobilisasi dengan protesdan demonstrasi di kota-kota dan bergerak dengan semua yang dimilikinya dibidang politik ekonomi kemanusiaan hukum dan media.”
Al-Dado meminta para ulama umat untukmenjelaskan pentingnya dan kesakralan Masjid Al-Aqsha. Agar mereka tidaktinggal diam atas situasi berbahaya ini di mana pendudukan Zionis sedang berusahauntuk sepenuhnya melakukan yahudisasi Masjid al-Aqsha.
Al-Dado juga meminta para tokoh mediauntuk membuat opini publik tentang apa yang mengancam Masjid Al-Aqsha danbahaya yang sedang terjadi di dalamnya.
Dia mengatakan “Ini adalahkewajiban. Setiap orang yang mengabaikannya akan menderita bencana langsung didunia ini dan nanti pada qiamat Allah akan meminta pertanggung jawabannya.”
Mengembalikan al-Aqsha sebagai isuutama
Sheikh Abd al-Hay Yusuf KetuaMajlis Ulama Negara Sudan mengatakan &ldquoMusuh-musuh Allah berhasil menyibukkanumat ini sendiri dan rakyatnya dikuasi sebagian tiran. Hal itulah yangmendorong rakyat untuk menarik diri dan menjadi sibuk dengan kegalauan mereka.&rdquo
Kepada Pusat Informasi Palestinadia menekankan bahwa Al-Aqsha harus dibawa kembali ke garis depan isu Arab danIslam dengan para ulama yang memainkan peran yang mereka inginkan denganmengingatkan yang lalai menjelaskan nash-nash tentang kesucian tanah dankeagungan tempat itu. Serta menyatakan bahwa membela Al-Aqsha adalah kewajibanindividu dan pengabaian para penguasa tidak berarti kita harus mengabaikan danmelupakan.
Yusuf mengatakan kita harusmelakukan segala yang kita bisa untuk melindunginya. Para penulis dan pembuatopini harus takut kepada Allah dengan pena-pena mereka agar mengingatkanorang-orang tentang Al-Aqsha mengungkap mereka yang melakukan normalisasi danmenjadi kezionis-zionisan mengingatkan para penguasa akan kewajiban merekaterhadap Masjid al-Aqsha kita harus mendukung kesiagaan warga al-Quds diMasjid al-Aqsha menyantuni anak-anak yatim mereka memberi makan mereka yangkelaparan dan meninggalkan kebaikan di keluarga mereka.
Dia menekankan bahwa persoalan Al-Aqshaadalah induk dari semua persoalan. Allah swt akan menanyakannya kepada kitapada hari Qiyamat nanti.
Langkah maju yahudisasi
Adapun Dr Muhammad Ali Bayodpeneliti Aljazair dalam masalah Al-Quds dia mengatakan &ldquoPada momentumhari-hari besar Ibrani Zionis mulai merencanakan serangan yang meningkat dalamkuantitas dan kualitas. Jumlah para pemukim pendatang Yahudi yang menyerbu keMasjid al-Aqsha meningkat sampai mereka mempraktikkan beberapa ritual Talmuddi dalam dan di sekitar Masjid Al-Aqsha seperti sujud epik dan penyerbuandengan mengenakan pakaian rabi.
Dalam wawancara dengan Pusat InformasiPalestina Bayod menyatakan bahwa Zionis dengan langkah-langkah inisedang bekerja untuk memajukan jalan membangun kuil yang mereka kalim di atasreruntuhan Masjid Al-Aqsha dan sebuah langkah menuju pemaksaan pembagian masjidsecara ruang dan waktu seperti yang mereka lakukan di Masjid Ibrahimi diHebron.
Dia menyerukan kepada umat ini untukmengambil sikap yang serius dan tegah. Untuk melakukan apa yang harus dilakukanuntuk melindungi Masjid Al-Aqsha dan untuk membelanya dengan sekuat tenaga.
Normalisasi dan berdampingan denganentitas Zionis
Dr Hassan Salman Wakil Ketua Dewan Syura MajlisUlama Eritrea menegaskan “Sayangnya semua serangan Zionis yang terjadiakhir-akhir ini terjadi di tengah-tengah keheningan dan kebisuan negara-negaraArab dan Islam.”
Dalam pernyataannya kepada “PusatInformasi Palestina” Salman mengatakan “Dulu kita mendengarkecaman dan kutukan. Dan sekarang kita tidak mendengarnya laki. Bahkan kita beradadalam gelombang normalisasi besar dan upaya untuk hidup berdampingan denganentitas Zionis ini.”
Dia menambahkan &ldquoDan di antararealitas yang buruk adalah telah terjadi kriminalisasi terhadap perlawanan danmereka yang benar akan tetapi yang menyedihkankita adalah bahwa umat ini sakitdan melemah tetapi tidak akan mati. Setiap kali mereka berusaha mengepung umatini kekuatan-kekuatan perlawanan yang terkait dengan kebenaran lahir dankebenaran tidak mati.
Dia menekankan bahwa Palestinaadalah persoalan umat. Tidak bisa hilang karena keheningan dan kebisuan ini. Diamenyerukan kepada umat Islam dan kekuatan-kekuatan vitalnya untuk mengedepankanisu perlawanan melindungi Al-Aqsha dan tidak membiarkan entitas Zionis untukmemaksakan agendanya di dalamnya.
Kelemahan politik
Dr Abdul Hamid Al-Ani juru bicara MajlisUlama Negara Irak mengatakan bahwa serangan ke Masjid Al-Aqsha telah meningkatdalam periode terakhir. Hal itu disebabkan oleh kelemahan politik yang sedangdialami negara Islam yang tercermin dari perbedaan antara saudara di satusisi dan tenggelamnya beberapa negara dalam proyek normalisasi dengan Zionis.
Dalam pernyataannya kepada “PusatInformasi Palestina” dia menjelaskan bahwa hal ini tercermin dikancah Arab pada umumnya dan situasi Palestina pada khususnya.
Dia melanjutkan &ldquoTetapi dalam menghadapikelemahan politik ini kita menemukan kebangkitan kesadaran di seluruh umat. Darisini setelah kita berhatap kepada Allah adalah pada umat ini. Tugas para ulamaadalah meneguhkan umat ini. di jalan kebenaran dan mengarahkannya menuju arahyang seharusnya dilakukan melalui berbagai cara untuk mendapatkan kemenangan.”(was/pip)