Surat kabarIsrael Haaretz menyatakan sekitar 12000 imigran yahudi Ukraina tiba diwilayah pendudukan Palestina sejak Februari lalu pasca meletusnya perangdengan Rusia.
Salah seorangpengamat urusan permukiman Israel dalam rilisnya Kamis (6/10) menegaskan bahwayahudi yang eksodus dari perang Ukraina Rusia tak ingin menetap di permukimanzionis di Tepi Barat.
Surat kabarmenyebutkan hanya 1 % saja yang sepakat untuk pindah ke permukiman Tepi Baratseperti dilansir kator statistic Israel dari jumlah 12000 yahudi Ukraina yangtiba pada akhir Ferbuari lalu.
Tercatat hanya150 imigran yahudi Ukraina yang memilih untuk menetap di permukiman Tepi Barattepatnya di permukiman Maaleh Adumim yang terletak di luar Al-Quds dan Ariel(Tepi Barat utara) yang menampung para imigran berbahasa Rusia dalam jumlah besar.
Pakar demografiIsrael menyebutkan upaya menarik pengungsi Ukraina ke permukiman zionisberakhir dengan kegagalan karena jumlah yang diinginkan tak tercapai danimigran yang lari dari perang tak ingin tinggal di sana.
Pakar mengatakanpara pengungsi yang memilih permukiman di Tepi Barat menghindari permukiman kecilmayoritas mereka memilih permukiman besar mereka hanya ingin tinggal sementarasaja dan pilihan mereka ke permukiman Tepi Barat tidak didorong oleh alasanideologi mereka hanya mencari tempat dimana bahasa yang digunakan adalahbahasa Rusia.
Dengan pecahnyaperang Rusia &ndash Ukraina pada Februari lalu penjajah Israel merencanakan untukmenampung 100 ribu yahudi Ukraina dan Rusia dari jumlah 800 ribu yang ada didua negara tersebut seperti dinyatakan Eliat Shaked Menteri dalam negeriIsrael.
Pada awal tahun90-an saat pecahnya Uni Soviet penjajah Israel telah menampung 1 juta imigranyahudi Rusia. Dan saat ini memanfaatkan momen perang Rusia &ndash Ukraina Israelberencana menampung imigran Rusia dan Ukraina di permukiman zionis di TepiBarat. (mq/pip)