Tokoh HamasBasim Naim mengecam keras seruan Uni Eropa kepada PM Israel Yaer Lapid untukberpartisipasi dalam menghidupkan kembali Dewan Kemitraan Eropa &ndash Israel disaat yang sama kejahatan dan rasialisme zionis terus berlanjut terhadap hakbangsa Palestina yang didengar dan dilihat seluruh dunia.
Dalam siaranpersnya Ahad (2/9) Naim mengatakan menghidupkan kembali dewan ini setelah terputuslebih dari 12 tahun dan dihadiri PM Israel Yaer Lapid yang telah melakukankejahatan perang di Gaza Tepi Barat dan Al-Quds serta melanjutkan pembangunanpermukiman di wilayah Palestina tak ada maksud lain kecuali mendorong penjajahuntuk melanjutkan kebijakan apartheid dan pelanggarannya terhadap resolusiinternasional dan HAM.
Basimmenjelaskan mengaktifkan dewan kemitraan saat ini menegaskan standar gandayang diterapkan Eropa terhadap HAM yang akan berdampak pada pengurangantekanan pada Israel setelah sebelumnya banyak organisasi HAM internasional danPBB menuduhnya melakukan kejahatan apartheid.
Naimberpendapat bahwa Uni Eropa dengan kebijakannya ini melakukan kemunafikanpolitik dalam sikapnya terhadap penjajah zionis.
Menurut Basimdi saat Uni Eropa mengklaim penentangan terhadap penjajahan dan permukimanzionis secara lisan namun secara teknis justru mendukung zionis dengan jutaaneuro lewat proyek bilateral seperti Horizon 2020 Horizon Eropa secara langsungdan tak langsung memberikan dukungan kepada Israel seperti yang dilakukaninstitusi militer dan perusahaan yang berperan dalam pembangunan permukimanzionis.
Tokoh Hamas inimeminta Uni Eropa untuk mengevaluasi rencana pengaktifan dewan kemitraan inidan tidak menjadi sekutu yang membersihkan kejahatan dan pelanggaran zionisterhadap hukum internasional dan HAM.
Naim jugamenyeru Uni Eropa untuk menekan penjajah zionis secara serius untuk mengakhiripendudukannya di wilayah Palestina mengakhiri blockade Gaza dan menghentikankejahatannya terhadap rakyat Palestina terutama di Al-Quds dan Masjidil Aqshaserta komitmen terhadap kewajibannya sebagai negara penjajah terhadap hakbangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan kebebasan dan hak menentukan nasib.(mq/pip)