Kepala Hamas di luar negeri Khaled Meshaalmenegaskan bahwa nilai-nilai perjuangan  yangditanamkan oleh almarhum ulama besar Yusuf al-Qaradawi dalam ilmu pengetahuandan dukungannya untuk perjuangan perlawanan Palestina suatu hari akanmembuahkan hasil dengan membebaskan Palestina dari penjajahan dan pendudukan Israel.Kami akan membangun di lapangan di Palestina dan mercusuar dengan namaal-Qaradhawi.&rdquo
Dia menambahkan dalam pidatonya selamapemakaman Sheikh Al-Qaradawi ke tempat peristirahatan terakhirnya di ibukotaQatar Doha &ldquoKita berdiri di depan sebuah makam besar untuk seorang lelaki hebatyang menjalani seluruh hidupnya untuk Allah dan merupakan seorang imam dalamsegala disiplin pengetahuan dan bidang kerja dakwah dan jihad.&rdquo
Dia berkata “Saya mengenal SyekhAl-Qaradawi hampir 40 tahun yang lalu. Dia bukan hanya seorang ayah bagi putradan putrinya tetapi ayah bagi kita semua bagi saya dan bagi generasi saya.Kami adalah murid-muridnya yang bangga bahwa kami diajari olehnyaprinsip-prinsip ilmu moderasi dan jalan tengah dan hidup dengan cita-cita umat.Palestina Al-Quds dan Al-Aqsha hadir dalam pikiran dan hatinya. Ia hidup untuktujuan ini dan persoalan umat seluruhnya dan dia meninggal dunia di atasperjanjian itu sebagaimana dia hidup di dalamnya.&rdquo
Mishaal menjelaskan bahwa Palestina hari ini Al-Qudsdan Al-Aqsha kehilangan Syekh Al-Qaradawi karena nyatanya memang Palestina kehilangandan menjadi saksi atas perjuangan beliau. Detik ini saatnya mengungkap faktabersejarah di tahun tahun 90an abad lalu ketika kita ingin menghimpun umatuntuk berjuang demi Al-Quds dan Palestina dan tidak yang paling menemukan sosokpaling berpengaruh melebihi Syekh Yusuf Al-Qardhawi. Dimana sebagian besar ulamadan pemimpin paling di timur dan barat berusaha berjuang menghimpun umat untuk Palestinasampai terwujud harapan dan cita-cita di tahun 2001 untuk menggelar konferensidi Beirut yang diumumkan berdirinya lembaga Al-Quds Internasional.
Meshaal menambahkan bahwa ketika Zionismenyerang Gaza dalam agresi 2008-2009 Syekh Al-Qaradawi dan para pemimpinbangsa datang ke Damaskus untuk membela perjuangan dan perlawanan Palestina danmereka bertemu dengan para pemimpin wilayah untuk menuntut mereka agar tidakmembiarkan Gaza yang beliau kunjungi bersama para ulama 10 tahun lalu sebagaimanabeliau pernah mengunjunginya di saat masih remaja. Palestina bangga dengankunjungannya.
Dia menekankan bahwa generasi umat darikalangan santri Al-Banna dan Al-Qaradhawi penganut pemikiran moderat memimpinkonvoi mujahidin yang datang ke Palestina dari Mesir Suriah dan Yordania dan kinikita hari ini berbelasungkawa kepada Mesir yang telah melahirkan Al-Qaradhawidan kami berbelasungkawa kepada Qatar yang selama ini menampung dan menjaganyadan kami berbelasungkawa kepada seluruh umat yang menganggapnya sebagaipemimpin.”
Mishaal menandaskan &ldquoTidak ada ulama yangmendapatkan simpati dan dukungan melebihi yang dinikmati al-Qaradawi darikonsensus umat dan bangsa yang mencintainya karena dia tegas membela merekadan dengan kebangkitan dan revolusinya dan dengan cinta mereka pada kebebasan. Iaberkeliling ke enam benua di seluruh dunia menyerukan moderasi dan jalan tengahIslam dengan sentuhan kemanusiaan yang lembut. Bagaimana saya melihatnyamencintai orang-orang dan faksi-faksi Palestina yang tidak membedakannya dariyang lain meskipun referensi ideologisnya berbeda karena dia memeluk denganpikirannya yang besar dan dada yang lembut setiap Arab Muslim dan Palestinaseolah-olah mereka semua memiliki bagian dalam Syekh Al-Qaradhawi.
Misyal menyimpulkan dengan mengatakan”Selama saya mendapat kehormatan untuk mengunjunginya di rumahnya sampaikunjungan perpisahan terakhir beberapa minggu yang lalu saya melihat wajahnyayang cerah. Meski penyakit menghancurkan tubuhnya tetapi dia tetap memilikiwajah yang cerah tetapi Tuhan menghormatinya dengan wajah cerah. Sampai detik-detikterakhir ia mendapatkankan kharismatik dari para ulama di saat berjumpa denganAllah.&rdquo (at/pip)