Hamas membantah tuduhan itu bahwa pihaknyamenyetujui normalisasi antara Turki dan entitas Zionis penjajah.
Gerakan Hamas kembali menegaskan dalam sebuahpernyataan pers pada hari Selasa sikap penolakannya terhadap segala bentuknormalisasi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip nasional kita dankepentingan rakyat kita dan rakyat kawasan Arab dan Islam.
Jumat lalu gerakan “Hamas”menyangkal keaslian dari apa yang beberapa situs berita beredar tentangpernyataan yang diduga dan dibuat-buat atas nama Hamas dan mengklaim dukunganuntuk pertukaran duta besar antara Turki dan Israel.
Hamas menegaskan pada saat itu bahwa pernyataanini sepenuhnya dibuat-buat. Sebab sikap Hamas tegas menolak segala bentuknormalisasi dengan entitas Zionis termasuk langkah pertukaran duta besar.
Hamas meminta organisasi media untukmenyelidiki akurasi dan kredibilitas dan untuk memverifikasi situs web resmigerakan dalam menerbitkan pernyataan dan pernyataan resmi gerakan tersebut.
Pada pertengahan September 2020 UEA dan Bahrain menandatangani perjanjian normalisasi dengan pendudukan Israel dalam sebuah upacara yang dipimpin oleh mantan Presiden AS Donald Trump di halaman Gedung Putih.
Beberapa jam setelah upacara penandatanganan Gedung Putih mengeluarkan tiga teks yang mencakup pengumuman &ldquoKesepakatan Abraham&rdquo antara Tel Aviv Abu Dhabi dan Manama perjanjian normalisasi bilateral antara UEA dan entitas pendudukan Israel yang terdiri dari empat halaman 3 halaman lampiran dan sebuah naskah perjanjian Bahrain dengan pendudukan Israel.
Perjanjian tersebut didasarkan pada pembentukan hubungan diplomatik penuh dan kerja sama bersama di beberapa bidang dengan entitas pendudukan Israel tnpa penduli dengan hak-hak Palestina. (at/pip)
