Pada hari Sabtu otoritas pendudukan Israel memperbaruipencekalan Sheikh Raed Salah kepala Gerakan Islam di &ldquoPalestina 1948&rdquo daribepergian ke luar negeri.
Sumber HAM melaporkan bahwa otoritas pendudukanIsrael memperbarui perintah pencekalan Sheikh Raed Salah bepergian ke luarnegeri dengan dalih “alasan keamanan” hingga tanggal 13 Septemberini yang dapat diperpanjang hingga 6 bulan menurut “perintahpencegahan”.
Pada pertengahan Februari Menteri Dalam Negeridi pemerintahan pendudukan Ayalet Shaked mengeluarkan keputusan yangmelarangnya bepergian untuk jangka waktu satu bulan yang dapat diperpanjanguntuk jangka waktu enam bulan.
Otoritas pendudukan Israel mengatakan pada saatitu bahwa keputusan itu datang untuk mencegah Sheikh Salah melanjutkanaktivitasnya di luar negeri untuk kepentingan gerakan Islam.
Selain mencekal Sheikh Raed Salah bepergian iamenjalani tahanan rumah penangkapan dan deportasi dari Al-Aqsa. Pada 13Desember otoritas pendudukan membebaskan Sheikh Salah setelah menjalanihukuman penjara 17 bulan dengan tuduhan “penghasutan.
Selama 15 tahun terakhir Sheikh Salah tidakmemasuki Masjid Al-Aqsha di mana ia menghabiskan waktu di penjara pendudukandan memberlakukan tahanan rumah padanya dan mencegahnya memasuki Al-Quds.
Dalam beberapa tahun terakhir terutama sejak2010 Sheikh Raed Salah telah beberapa kali menjadi sasaran pemenjaraansewenang-wenang di penjara pendudukan Israel dengan latar belakang aktivitasdamainya melawan kebijakan rasis pendudukan terkait Al-Quds dan MasjidAl-Aqsha dan sikapnya sebagai benteng melawan rencana Yudaisasi danWesternisasi.
Sheikh Salah dipenjara pada tahun 2010 selamalima bulan pada tahun 2016 selama sebelas bulan dan pada tahun 2017 dalamapa yang dikenal sebagai &ldquoDokumen Prinsip Israel&rdquo selama sebelas bulan dankemudian menjadi tahanan rumah yang keras hingga Agustus tahun 202.
Semua periode penjara yang dialami Sheikh Raeddilakukan di bawah situasi yang keras di departemen tahanan isolasi yang kerasbukan karena suatu alasan tetapi sebagai balas dendam atas aktivitasnya melawanrencana agresif pendudukan.
“Syekh Al-Aqsa” menjadi sasarankampanye ekstremis hasutan oleh kalangan Israel menuduhnya berada di balikkegiatan untuk mendukung Masjid Al-Aqsa Al-Mubarak yang terakhir di bulanRamadhan. (at/pip)