Di tangan kunjungan Presiden AS Joe Biden kewilayah tersebut proyek baru yang lama yang dikenal sebagai E1 telah dibahaskembali di meja perundingan dan diusulkan yang merupakan salah satu proyekpemukiman paling berbahaya di Tepi Barat.
Pusat Informasi Palestina memantau proyek danrisikonya yang besar dalam videografik ini:
Joe Biden kembali mengusulkan rencana ini setelah10 tahun dibekukan selama pemerintah Netanyahu setelah mendapatkan tekanan daridunia internasional. Proyek pembangunan permukiman Yahudi ini mengakhiri danmenghabisi peluang berdirinya negara Palestina merdeka.
Proyek ini menggagas realisasi dan penerapanapa yang disebut sebagai &ldquoAl-Quds Raya&rdquo dengan menghubungkan kota suci inidengan permukiman yahudi Maaleh Adumin di sebelah timur sejauh 12 KM2.Kota Al-Quds akan diisolasi dari sekitarnya Palestina dan mengosongkan pemukimanpenduduk Palestina dan mengusir 25 ribuwarganya.
Rencana ini akan menciptakan perubahandemografi untuk kepentingan Israel.
&ldquoWilayah lahan E1 merupakan wilayahsatu-satunya yang kosong bagi Palestina untuk mendirikan institusi danlembaga-lembaga yang menjadi ibukota di sana dan Israel menginginkannya untukmendirikan Jerusalem Raya dalam &ldquoproyek 2050 hingga ke wilayah lembah Al-Aghwar.&rdquoKata pakar peta wilayah Khalil Tafkuji.
Wilayah utara Tepi Barat akan dipisahkan dariwilayah tengahnya. Penguasaan lahan juga akan mencakup ribuan hektar wilayah tbdari timur Al-Quds dan Ramallah hingga Laut Mati. Dan proyek ini juga akanmerampas 10% wilayah Tepi Barat. Warga Palestina akan terhalang darisumber-sumber air.
&ldquoProyek ini akan berdarah-darah dan sangatberbau zionisme. Namun sayangnya sudah berakhir. Ruang-ruang dan gedung politiktelah dibangun dan tinggal peresmiannya.&rdquo Kata pakar Urusan Al-Quds Jamal Amr.
Permukiman adalah terorisme sistematis danperlawanan atas permukiman akan terus berlanjut. (at/pip)