Tue 6-May-2025

Yahudisasi al-Quds Kenyataan Praktis yang Digesa Berpacu dengan Waktu

Minggu 3-Juli-2022

Pendudukan Israel sedang merancangrealitas baru di Al-Quds untuk menerjemahkan rencana yahudisasi yang menyertaiproyek Zionis dari tahun 1948 dan pendudukan Israel terhadap kota al-Quds padatahun 1967 menjadi langkah-langkah praktis.

Pendudukan Israel menempatkan Al-Qudsdi pusat konflik dan berpacu dengan waktu untuk menyudahi masa depan Al-Qudsdari sisi eksistensi Palestina dan untuk mendirikan kuil sebagai upaya untukmenghancurkan Masjid Al-Aqsha atau setidaknya membaginya menjadi dua secaratempat dan waktu antara orang Yahudi dan kaum muslimin.

Rencana baru

Pendudukan Israel saat ini berkonsentrasipada pendaftaran area luas Al-Quds untuk kepemilikan Yahudi melalui anggaranyang dialokasikan mencakup area di sekitar Kota Tua dan Masjid Al-Aqsha.

Langkah baru tersebut merupakanepisode dari rangkaian yahudisasi Al-Quds dan Al-Aqsha di tengah-tengahpenggalian yang terus dilakukan secara berkelanjutan selama 55 tahun dengan 58penggalian di sekitar Al-Aqsha yang bertujuan untuk segera mengakhiri yahudisasiAl-Quds.

Dr. Jamal Amr seorang ahli urusan Al-Qudsdan permukiman Israel menegaskan bahwa pendudukan Israel sebelumnya telahmengumumkan langkah-langkah teoretis untuk mencaplok (menjarah) suatu daerah diAl-Quds dan meminta penduduknya untuk mendaftarkan tanah mereka sesuai dengan prosedurhukum.

Kepada koresponden PusatInformasi Palestina Jamal Amr menambahkan “Penduduk menolak karenaitu adalah tipuan untuk menguasai tanah mereka dengan dalih untuk menguasaitanah yang ditinggalkan pemiliknya tetapi kenyataannya sekarang berbeda padainisiatif praktis dari pendudukan Israel.”

Pendudukan Israel memanfaatkankurangnya respon penduduk Al-Quds dalam mendaftarkan tanah sehingga pendudukanIsrael menyelesaikan masalah tanah Tabu dan tanah wakaf dan menisbatkan kepemilikannyakepada para pemukim pendatang Yahudi dan kelompok-kelompok radikal religius.

Jamal Amr menyatakan bahwa tujuandari program yahudisasi pada tahap saat ini adalah untuk memperkuat cengkeramanpendudukan Israel di sekitar Masjid Al-Aqsha dan apa yang ada di bawahnyaserta istana Umayyah dan Abbasiyah dan Cekungan Suci..

Sekarang ini pendudukan Israel sedangmelakukan penggalian berbahaya di sisi barat daya Masjid Al-Aqsha. Penggalian tersebuthingga dari ruang shalat Al-Qibli ke ruang shalat Al-Buraq di bawah fondasi Al-Aqshadan di bawah koridor Umayyah yang menyebabkan terjadinya lubang di teras AbuBakar Al-Siddiq baru-baru ini.

Menurut pendapat Dr. Ghassan Wishahprofesor sejarah dan peradaban di Universitas Islam pendudukan Israel telahgagal menjadikan kota al-Quds pada tahun 2022 sesuai dengan rencana sebelumnya yangbebas dari keberadaan Palestina.

Dia melanjutkan “Narasi danrencana Yahudi tidak berhasil. Orang Palestina masih 37% dari populasi Al-Quds.Bisa jadi pendudukan Israel akan segera menggunakan cara untuk membagi MasjidAl-Aqsha secara tempat dan waktu.”

Kemungkinan besar di masa depan pendudukanIsrael akan mengambil langkah-langkah ekstrim terhadap Al-Quds diselingidengan pengusiran massal dan mungkin orang Palestina dicegah memasuki Al-Aqshaselama beberapa hari sebagai persiapan untuk pembangunan kuil dan pembongkaranAl-Aqsha.

Rencana pendudukan Israel tersebut jugabertujuan untuk menyelesaikan yahudisasi daerah-daerah wakaf yang berdekatandengan Masjid Al-Aqsha yang tidak dapat dipertahankan oleh orang-orang Palestinapada saat ini.

Ekstremisme politik

Publikasi oleh beberapa perusahaanIsrael tentang gambar-gambar kuil yang diklaim di atas lokasi Masjid Al-Aqshadan gambar-gambar lain tentang kota &ldquoYerusalem Raya&rdquo untuk memuluskan rencanapemerintah radikal pendudukan Israel untuk menyelesaikan realitas Al-Quds yangmenjadi sandera ekstremisme Yahudi.

Jamal Amr menegaskan bahwa realitas yahudisasidi Al-Quds kini menjadi semakin kompleks dan medannya sedang bersiap konfrontasimenyeluruh di tengah-tengah kebisuan dan normalisasi yang dilakukan Arab yangmemainkan peran negatif di Al-Quds.

Semua panah di pemerintahan radikal pendudukanIsrael diarahkan ke jantung Al-Quds untuk mewujudkan impian &ldquoYerusalem Raya&rdquosebagai ibukota Yahudi dalam konflik terpanas sejak pendudukan Israel pada kotatersebut pada tahun 1967.

Dr. Ghassan Wishah mengatakan krisisinternal masyarakat dan pemerintah Israel mempengaruhi penguatan realitasmigrasi terbalik dari Palestina ke negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.

Dia melanjutkan “Mereka inginmenyajikan sesuatu yang praktis dan nyata di lapangan. Sebelumnya merekamemberlakukan undang-undang dari tahun 67 dan teori sabuk di sekitar tembok Al-Qudsdan melakukan yahudisasi kota tersebut dengan koloni-koloni permukiman Yahudi. Dansekarang mereka berusaha membatasi migrasi terbalik tersebut untuk meyakinkanorang-orang Yahudi agar mereka kembali ke Al-Quds.&rdquo

Kegagalan proyek Zionis ini diterjemahkanoleh banyak gambar dalam jumlah penduduk dan konflik demografis. Jumlah orangYahudi di Amerika Serikat melebihi jumlah mereka di wilayah Palestina dan keteguhanwarga Palestina untuk bertahan di Al-Quds telah mengekang keinginan syahwatpendudukan Israel untuk melakukan yahudisasi yang digesa. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied