Para aktifisPalestina dalam seminar yang digelar Pusat Al-Audah Palestina menegaskankomitmen mereka seperti halnya komitmen jutaan pengungsi Palestina terhadaphak kepulangan ke tanah air mereka dan mendesak untuk memperkuat hak ini dijiwa generasi muda Palestina.
Seminar digelarbertepatan dengan peringatan Hari Pengungsi Sedunia pada 20 Juni setiaptahunnya yang menjadi agenda rutin Pusat Al-Audah Palestina di sela-selasidang Dewan HAM ke 50 di Jenewa.
Aktifis yangjuga jurnalis Palestina Ahmad Abu Ratimah dalam seminar yang dipandu MikeNaber salah seorang pendiri Solidaritas Skotlandia untuk Palestina menyorotipenderitaan rakyat Palestina yang mengalami fase terlama sebagai pengungsi didunia.
Abu Ratimahsalah seorang penggagas pawai kepulangan akbar mengatakan &ldquoSejak 74 tahun lalukrisis pengungsi Palestina terus berlanjut tanpa ada solusi disebabkan adanyaketerkaitan politik antara krisis pengungsi dengan keamanan negara Israel.&rdquo
Menurut AbuRatimah disaat penjajah colonial barat memutuskan untuk mendirikan negara &ldquoIsrael&rdquosebanyak 750 ribu rakyat Palestina terusir paksa dari kota dan desa merekatermasuk keluarga saya.
Aktifis AbuRatimah menegaskan generasi baru Palestina tidak akan pernah melupakan haknyauntuk kepulangan ke Palestina dan saya yakin penjajah zionis seiring waktuakan mengakhiri persoalan ini dan generasi Nakbah (Prahara Palestina) akanmati berganti dengan generasi baru dan realitas baru namun hal ini tak akanterjadi.
Abu Ratimahmenegaskan bahwa generasi muda pasca Nakbah masuk terus yakin terhadap hakkepulangan dan memimpikannya untuk kembali ke Palestina.
Sementara itupeneliti Palestina yang bermukim di London Jenin Haurani mengatakan hampirseparuh rakyat Palestina yang tinggal di luar negeri saat ini tak memilikikewarganegaraan sehingga mereka tak mendapatkan hak-hak minimum dan fasilitaslainnya termasuk akses Pendidikan pelayanan Kesehatan dan kebebasanbepergian.
Haurani menjelaskanbahwa dirinya termasuk salah seorang yang terlahir tanpa kewarganegaraansebagaimana kedua orang tuanya setelah kakek neneknya terusir ke kamp pengungsial-Nairab di Suriah tahun 1948.
Menurut Hauranimenjadikan rakyat Palestina tanpa negara merupakan taktik yang disengajapenjajah Israel dengan tujuan untuk menghapus eksistensi Palestina.
Sementara itupengamat sosial dan aktifis di bidang hukum asal Palestina Asholah Sayyarahmenjelaskan sekitar 6 juta rakyat Palestina tinggal di berbagai negara halini menjadi pengalaman yang memicu pertanyaan eksistensial &ldquoSiapa Saya?&rdquo atau &ldquoSiapaKami?&rdquo.
Dan hinggakini Asholah tetap berharap supaya Palestina merdeka dan tak ada lagi lokasipemeriksaan dan pedudukan Israel sehingga dirinya bisa mengunjungi kota-kotaPalestina dan melakukan berbagai aktifitas tanpa hambatan.
Ditegaskannya hinggakini tetap bermimpi jika ditanya tentang Palestina akan dijawabnya bahwaPalestina dahulu merupakan negara terjajah dan saat ini telah merdeka pungkasAsholah.
Hari PengungsiSedunia merupakan hari internasional yang ditetapkan PBB pada tanggal 20 Junisetiap tahunnya untuk menghormati para pengungsi di seluruh dunia danorang-orang yang terpaksa melarikan diri dari negeri mereka lari dari konflikmaupun tekanan. (mq/pip)