Kota Al-Quds telah menjadi pemicu aksimassa dan menyalakan intifadhah menghadapi serangan terus menerus yang dilakukanpendudukan Israel dan rencana permukiman yang dilakukan secara berkelanjutan. Denganbatu-batu kuno di dindingnya kota al-Quds berdiri tegap menghadapi kebijakan penggusurandan pengusiran melawan yahudisasi dan pembagian Masjid al-Aqsha.
Sejak diduduki Israel pada tahun1967 aksi massa dan konfrontasi telah meletus untuk membela Al-Quds sebagaipusat konfrontasi dan perlawanan terhadap pendudukan Israel di Palestina mulaidari aksi terowongan dan sengitnya Intifadhah Al-Aqsha hingga memperpanjangkemenangan dalam beberapa tahun terakhir melalui aksi massa melawan penindasandan kriminalitas pendudukan Israel dan rencananya di kota al-Quds dan MasjidAl-Aqsha.
Sejak gugurnya Abu Khudeir
Tahun 2014 adalah momen pentingdalam aksi massa di Al-Quds. Setelah sekelompok pemukim pendatang Yahudi menculikdan membakar anak laki-laki Al-Quds Muhammad Abu Khudeir. Intifadhah rakyatpecah di Al-Quds yang kemudian menyebar ke berbagai tempat di Palestina dan berakhirdengan agresi Israel di Jalur Gaza.
Pada subuh tanggal 2 Juli 2014 Muhammadbernama Abu Khudeir meninggalkan rumahnya di Shuafat di uatara al-Quds menujumasjid untuk menunaikan shalat subuh setelah selesai makan sahur.
Mayat Abu Khudeir ditemukan di hutandesa Deir Yassin sebelah barat kota Al-Quds. Kejahatan tersebut memicugelombang protes dan konfrontasi yang meluas.
Aksi massa di Al-Quds
Pada September 2015 menteri perang pendudukanIsrael mengeluarkan keputusan pelarangan majlis serambi ilmu dan ribat (bersiaga)di Masjid Al-Aqsha yang disusul dengan serangan pasukan pendudukan Israelterhadap para jamaah yang bersiaga di masjid dan menyeret mereka ke halaman MasjidAl-Aqsha yang menyebabkan pecahnya gelombang aksi massa yang dikenal sebagai”Intifadhah Pisau”.
Aksi massa ini berlanjut hingga awaltahun 2017 di mana banyak pemuda Palestina melakukan aksi-aksi heroik melawanpasukan pendudukan Israel di Al-Quds dan Tepi Barat dengan pisau penusukandan penabrakan serta 84 aksi penembakan tentara pemukim pendatang Yahudi.
Aksi massa “Gerbang Asbat”
Aksi massa ini kembali lagi terjadipada 14 Juli 2017 ketika tiga pemuda dari Umm al-Fahm melakukan seranganpenembakan heroik di Gerbang Hatta dan konfrontasi meletus dengan pasukan pendudukanIsrael di dalam halaman Masjid Al-Aqsha ketiganya gugur di area Dome of theRock (Kubrah Shakhrah). Aksi tersebut mengakibatkan terbunuhnya dua tentarapendudukan Israel.
Akibat dari aksi tersebut pendudukanIsrael memasang gerbang elektronik untuk memaksa jamaah yang memasuki MasjidAl-Aqsha melalui gerbang elektronik tersebut yang menyebabkan meluapnyagelombang kemarahan Al-Quds melalui &ldquoPertempuran Gerbang&rdquo.
Selama 14 hari konfrontasi meletusdi sekitar Masjid Al-Aqsha dan di beberapa daerah di Al-Quds dan Tepi Barat. Gerbang-gerbangMasjid al-Aqsha dan jalan-jalan luarnya dipenuhi dengan ribuan jamaah yangbersiaga di Masjid al-Aqsha sampai akhirnya pendudukan Israel menyerah menghadapispirit para jamaah yang bersiaga di masjid. Akhirnya pendudukan Israel melepas gerbangelektronik dan orang-orang Palestina dapat melakukan salat Jum&rsquoat di MasjidAl-Aqsha merayakan kemenangan yang mereka capai melawan pendudukan Israel dankebijakannya.
Gerbang al-Rahma
Setelah 13 tahun gerbang al-Rahmaditutup oleh pendudukan Israel pada Februari 2019 warga al-Quds meraihkemenangan melawan pendudukan Israel melalui aksi massa “Gerbangal-Rahma” di wilayah timur Masjid Al-Aqsha dan mereka berhasil membuka bangunanmushallat Gerbang al-Rahma.
Aksi massa ini meletus setelah pendudukanIsrael menutup pintu yang menuju ke bangunan mushalla yang yang ditutup padatahun 2003 karena warga Al-Quds kembali membuka mushallaat tersebut dan shalatdi dalamnya. Penutupan pintu tersebut memaksa para pemuda melepas gembok dan meletuslahkonfrontasi di dalam masjid dan lokasi Gerbang al-Rahma berubah menjadi medankonfrontasi. Sejumlah warga Al-Quds dan penjaga masjid ditangkap dandikeluarkan perintah pendeportasian atas mereka.
Konfrontasi terkait gerbang yangberada di daerah timur Masjid al-Aqsha tersebut tidak berlangsung lama di manapendudukan Israel mengambilnya untuk pembagian secara waktu dan tempat danmengubahnya menjadi kapel bagi orang-orang Yahudi di dalam Masjid Al-Aqsha.
Lima hari setelah dimulainyakonfrontasi ribuan penduduk Al-Quds pergi ke Gerbang al-Amud dan melakukan shalatJum&rsquoat di sana. Sebagai bentuk deklarasi penolakan mereka terhadap menutupnyakembali pintu tersebut. Dan akhirnya gerbang ini tetap dibuka sampai hari inimeskipun terus menerus ada provokasi dari pasukan pendudukan Israel terhadap jamaahyang ada di dalamnya.
Gerbang al-Amud dan pertempuran “SaifAl-Quds”
Setelah eskalasi serangan pasukan pendudukanIsrael di Al-Quds dengan menempatkan penghalang besi di Gerbang al-Amud sebagaiupaya untuk menggusur penduduk kampung Sheikh Jarrah dan penyerbuan Al-Aqsha makameletuslah aksi massa “Gerbang al-Amud” pada Ramadhan 2021 di manawarga Al-Quds menyatakan solidaritasnya terhadap penduduk kampung Sheikh Jarrah.Bentrokan meletus dengan pendudukan Israel di area Gerbang al-Amud.
Dengan berlanjutnya pelanggaran yangdilakukan pendudukan Israel dan adanya seruan-seruan untuk menggelar “Pawai Bendera”Yahudi Brigade Al-Qassam mengeluarkan peringatan terakhir yang disampaikanoleh komandan umum al-Qassam Muhammad Al-Dhaif “Abu Khaled” danmenyatakan “Jika agresi terhadap rakyat Palestina di kampung SheikhJarrah tidak segera berhenti kami tidak akan berpangku tangan dan musuh akan membayardengan harga yang tinggi.”
Setelah pendudukan Israel menolakuntuk menanggapi batas waktu yang diberikan perlawanan maka tepat pada pukulenam sore hari Senin tanggal 10 Mei Brigade Al-Qassam mengarahkan roket-roketke lokasi musuh (pendudukan Israel) di Al-Quds untuk menandai dimulainyapertempuran “Pedang Al-Quds” (Saifal-Quds) yang dilakukan perlawanan Palestina untuk membela Al-Quds dan Al-Aqsha.
Pertempuran berubah menjadi gelombangaksi massa dan perlawanan meluas ke semua wilayah Palestina. Arena lapangan di Al-QudsTepi Barat dan wilayah Palestina 48 bersatu melalui konfrontasi yangmenyala-nyala di semua titik kontak dengan pendudukan Israel.
Menyusul perlawanan yang dilakukandari Jalur Gaza selama pertempuran “Saif Al-Quds” dan aksi massawarga Al-Quds dan para pejuang intifadhah di Tepi Barat dan Palestina 48 padaawal Januari tahun ini pendudukan Israel mengumumkan bahwa mereka telah menarikdiri dari mengevakuasi rumah Palestina di kampung Sheikh Jarrah di Al-Quds.
Al-Quds masih tetap eksis denganaksi massa dan konfrontasinya melawan pendudukan Israel dan kebijakan yahudisasidi kota dan Masjid Al-Aqsha aksi massa terus berkelanjutan dan perlawananterus berlangsung sampai tercapai kemenangan dan pembebasan. (was/pip)