Hamas menyambutbaik laporan organisasi Human Right Watch yang menuding penjajah zionissebagai pihak yang harus bertanggungjawab atas hancurnya ekonomi Palestina diGaza yang diblokade secara zalim sejak 15 tahun lalu lebih dari 2 juta jiwatak bisa berkomunikasi secara bebas dengan dunia luar sebagai pelanggaran nyataterhadap semua hukum dan norma internasional.
Juru bicaraHamas Hazim Qasim dalam pernyataan persnya Selasa (14/6) menyerukan kepadamasyarakat internasional dan PBB untuk menunaikan tanggung jawab hukum dankemanusiaan terhadap bangsa Palestina yang menjadi korban kebrutalan danagresi penjajah zionis serta bekerja mengakhiri blockade zalim di Gaza danmemberikan kemudahan bagi warga Palestina untuk melintas dan bepergian denganbebas.
Pada pertengahanJuni 2007 pasukan penjajah zionis memperketan blockade zalim terhadap Gazadan melanjutkan blockade hingga kini yang berdampak buruk dan memicu krisiskemanusiaan bagi warga.
Dalam laporannyamemperingati 15 tahun blockade Gaza Human Right Watch mengatakan blockade yangdiberlakukan penjajah zionis menghalangi 2 juta penduduk untuk mendapatkanpeluang perbaikan hidup ekonomi Gaza hancur yang menyebabkan krisis dikalangan bangsa Palestina serta pelanggaran besar zionis terhadap kemanusiaandengan menerapkan system Apartheid terhadap jutaan rakyat Palestina.
Blockade yangdiberlakukan zionis menghalangi mayoritas penduduk Gaza untuk pergi ke Tepi Baratdan menghalangi para pengusaha pekerja seni atlet para mahasiswa dan lainnyauntuk pergi ke luar negeri dalam meraih hak bekerja dan belajar.
Sejak 2007penjajah zionis melarang rakyat Palestina melewati perlintasan Bet Hanunkecuali hanya beberapa kondisi kemanusiaan dalam jumlah yang sangat sedikit. Perlintasanini memisahkan Gaza dan Palestina 48 yang memungkinkan mereka sampai ke Tepi Baratkemudian ke luar negeri lewat Yordania. Selain itu penjajah zionis jugamelarang operasi bandara maupun Pelabuhan laut di Gaza dan memperketat masukdan keluarnya barang-barang.
Disebabkan blockadepara pengusaha mahasiswa seniman atlet Palestina kehilangan peluang pentinguntuk maju karena ketiadaan fasilitas di Gaza. (mq/pip)
