Kepala Biro Hubungan Arab dan Islamdi Gerakan Perlawanan Islam Hamas Khalil Hayyah menegaskan bahwa perlawanan yang menentukan kapanwaktu pertempuran dengan pendudukan Israel bagaimana dimulai dan bagaimanaberakhir. Dia menyatakan bahwa perlawanan tidak akan mengikuti apa yangdiinginkan pendudukan Israel.
Hal tersebut ditegaskan Hayyah dalamwawancara dengan Al-Aqsha TV Ahad (12/6/2022). Dia menyatakan bahwa pendudukanIsrael sangat gigih dalam melakukan yahudisasi kota Al-Quds mengosongkanpenduduknya mengusir dan menggusur semua orang yang membelanya dan Al-Aqsha sertabekerja membanjirinya dengan para pemukim pendatang Yahudi dan memperluas kampung-kampungpermukiman Yahudi.
Dia menekankan &ldquoKota Al-Quds danAl-Aqsha adalah ibu kota dan kiblat kami. Karena itu kami tidak akan menerima idepembagian keduanya dan tidak akan membiarkan serangan terjadi pada keduanya.Kami menyerukan seluruh umat untuk maju dengan segala cara untuk melindungi keduanya.&rdquo
Hayyah menyatakan bahwa pemerintah pendudukanIsrael yang rapuh ingin mengekspor krisis internalnya dengan lebih meningkatkanagresi di dalam dan di luar Palestina dan dengan meningkatkan pembangunankoloni-koloni permukiman dan yahudisasi di Al-Quds.
Petinggi Hamas ini menyerukan umat untukmaju dengan segala cara untuk membela Al-Aqsha dan mengisolasi pendudukanIsrael.
Dia menambahkan “Kami akanmelanjutkan dengan opsi perlawanan dan meningkatkan kekuatan nasional danpertahanan kami. Seruan kami kepada semua pihak untuk mempercepat prosespembangunan kembali apa yang dihancurkan pendudukan Israel di Gaza.”(was/pip)