Sejumlah seruan dari kota Al-Quds agar hadirdan berkunjung ke Masjid Al-Aqsha terus berlanjut pada hari Minggu dan Senin (5dan 6 Juni) untuk menghadang serangan yang kemungkinan digelar warga pemukimpada dua hari ini.
Ini muncul mengingat kelompok pemukim Yahudi meluncurkanseruan baru untuk menggelar serangan skala besar ke Masjid Al-Aqsha dalam momenyang disebut Israel sebagai “Hari Raya Turunnya Taurat”.
Khatib Masjid Al-Aqsha dan Ketua Dewan Islam Eksekutifdi Al-Quds Sheikh Ikrima Sabri menekankan pentingnya melanjutkan ziarah danikatan di Masjid Al-Aqsha bertepatan dengan seruan terus-menerus dari parapemukim untuk melakukan serangan baru.
Sheikh Sabri mengatakan “Kita harusberpegang teguh mempertahanan Masjid Al-Aqsha dan terus berjalan ke sanauntuk menggagalkan seruan para pemukim yang terus menerus untuk menyerbumasjid.”
Dia percaya bahwa diamnya dunia Arab dan Islammendorong pendudukan Israel dan pemukim ekstremis Yahudi mengulangi serangan merekake Masjid Al-Aqsha selain melanjutkan upaya untuk melakukan Yudaisasi (Yahudisasai)dan melaksanakan ritual keagamaan di dalam halamannya.
Sheikh Sabri melanjutkan “Mengingatserangan-serangan ini kami tidak punya pilihan selain melanjutkan ribat (berjagaketat) dan shalat di Al-Aqsha dan mempertahankan kiblat pertama kami dan tempatisra Nabi Muhammad Yang Diberkahi.”
Puluhan ribu warga Palestina melakukan salatJumat kemarin di Masjid Al-Aqsha  Al-Mubarak pada “Jumat Agung “meskipun pembatasan militer pendudukan di Al-Quds yang diduduki.
Sumber-sumber Al-Quds mengatakan bahwa lebihdari 35.000 jamaah bisa mengakses masjid Al-Aqsha dan melakukan sholat dihalamannya dan di dalam kapel-kapelnya.
Ribuan warga Palestina dari Al-Quds dan Palestinajajahan tahun 1948 berbondong-bondong ke Masjid Al-Aqsha untuk melakukan salatJumat sementara pasukan pendudukan menghalangi kedatangan ratusan wargaPalestina setelah memberlakukan tindakan militer yang ketat di kota Yerusalem (Al-Quds)yang diduduki. (at/pip)
