Tue 6-May-2025

Ekstremisme Israel Menambah Bahan Bakar Kereta Pembebasan Palestina

Rabu 1-Juni-2022

Semua lehernya terjulurke arah al-Quds akankah ekstremisme Israel memicu babak baru bentrokan yangakan berkembang menjadi agresi terhadap Gaza dan konfrontasi dengan Palestinadi Tepi Barat dan wilayah Palestina 1948 (yang diduduki penjajah Israel sejaktahun 1948)?

Penyerbuanberulang kali ke Masjid al-Aqsha kali ini tidak direncanakan pada malam hari. Sebaliknyatelah diumumkan beberapa pekan lalu bahwa pawai bendera Israel akan diadakanuntuk merayakan pendudukan Israel atas al-Quds. Akan tetapi laju tantanganmeningkat antara Palestina dan pendudukan Israel.

Stasiun inipenting dan mengartikulasikan dalam rincian konflik antara Palestina dan proyekZionis yang beberapa hari lalu memperingati tujuh puluh empat malapetaka(nakba) Palestina dan berdirinya negara pendudukan Israel.

Semua kondisi sedangmempersiapkan lahirnya fase baru konflik yang melompati semua detail yangdiinginkannya untuk menunda kompromi politik yang goyah yang dimulai 29 tahunlalu dan tidak bisa memaksa Israel untuk mengakui hak-hak Palestina.

Babak baru

Ungkapan yangmenyatakan bahwa proyek Zionis meskipun memiliki kekuatan militer keterbukaanpolitik terhadap kawasan dan kemajuan ekonomi dan teknologi global sedangmenuju pada kehancurannya dinyatakan berulang-ulang oleh para sejarawan barudi Israel dan oleh para pemimpin politik dan keamanan.

Dr. IbrahimHabib seorang analis politik mengatakan bahwa di usia persoalan Palestinapada tahap saat ini adalah yang paling penting sejak konflik dimulai dan Nakbadimulai 74 tahun yang lalu karena beberapa alasan.

Dia melanjutkan”Pertama-tama perlawanan menyadari kekuatan dan kelemahan pendudukanIsrael dan mampu berinvestasi di dalamnya karena ada ratusan kelemahan diIsrael yang tidak dapat diatasi entitas Israel secara hukum secara geografis.&rdquo

Teori keamananIsrael yang menyertai pembentukan negara tidak ada lagi. Perang pendahuluan serangan-seranganyang menyambar seperti petir dan pemindahan pertempuran ke wilayah musuh tidaklagi berada di tangan Israel yang bisa ditarik pelatuknya kapan saja.

Habib menyatakanbahwa para pemimpin Israel dan militer yang jujur baru-baru ini mengatakanbahwa perang yang mereka lancarkan berulang-ulang di Gaza adalah kesalahanstrategis. Karena Gaza tidak lagi kehilangan apa-apa dan rakyatnya telahdilatih berperang dari tempat yang tidak mereka ketahui.

Jalur Gazamenjadi sasaran empat putaran agresi belum lagi puluhan putaran eskalasi dari2006-2021 yang memuncak pada Mei tahun lalu dengan Pertempuran Saif al-Qudsyang mengubah semua perhitungan di kepala para pemimpin pendudukan Israel.

Mustafaal-Sawaf seorang analis politik mengatakan bahwa orang-orang Palestina padatahap ini berdiri di stasiun pertama jalan menuju pembebasan secara nyata.Karena aksi perlawanan yang komprehensif dan meluas di seluruh wilayah historisPalestina telah menjadi kenyataan.

Dia melanjutkan”Di hadapan kita ada kerja militer dan perlawanan yang serius di TepiBarat dan Palestina 1948 dan revolusi Palestina yang sesungguhnya telah dimulaidalam Pertempuran Saif al-Quds di tengah-tengah kecemasan dan kekacauan internalIsrael.”

Meskipunpendudukan Israel sudah ketakutan dengan apa yang terjadi sejak Mei 2021 namunmereka semakin bertambah radikal dan arogan dalam melakukan aksi-aksiyahudisasi permukiman Yahudi pembunuhan penangkapan dan penghancuran rumah.Karena radikalisme dan ekstremisme menembus struktur masyarakatnya daninstitusi entitasnya.

Menuju jurang

Ceritanya bukantentang penyerbuan berulang kali terhadap Masjid al-Aqsha oleh para pemukimpendatang Yahudi. Ceritanya adalah tentang kegigihan Zionis melakukan agresidan semangat Palestina mati-matian mempertahankan diri dengan cara yang membuatPalestina berhasil merealisasikan tujuannya secara nyata.

Integrasispirit juang nampak nyata dan seringkali tidak direncanakan antara orang Palestinadi Gaza Tepi Barat al-Quds dan Palestina 48 menunjukkan bahwa pendudukan Israeltidak akan lagi berhasil dalam kebijakan “memecah belah&rdquo. Karena perasaanorang-orang Palestina tentang tempat-tempat suci mereka adalah interaksi dan mempertahankandiri secara spontanitas.

Habibmengatakan bahwa Gaza yang kini bersiap untuk mempertahankan al-Aqsha mengatakan:”kami siap” setelah agresi Israel mengganggu semua aspek kehidupan dikota yang terkepung tersebut.

Dia melanjutkan”Generasi hari ini berjuang sampai mati dan mereka berbeda dengan generasiera 48 dan era 67 mereka menikmati budaya perlawanan. Sementara orang Israelmenjalani gaya hidup Barat memiliki paspor asing dan bisa bepergian kapan punmereka merasa dalam bahaya.”

Entitas pendudukanIsrael sedang mengalami krisis kepemimpinan dan perselisihan di kalangan dinas keamananpolitik dan militernya dan sekarang menurut pandangan Habib dalam keadaanterlemahnya sejak berdirinya di tengah-tengah kembalinya partisipasi yang kuatdi arena bagi Palestina 48.

Amerika Serikatsebagai sekutu pertama Israel mengatakan bahwa mereka tidak ingin terjadi kemunduranke kondiri perang yang bica memicu perang regional. Namun pendudukan Israelbersikeras untuk melakukan agresi terhadap al-Quds.

Habib tidakmengesampingkan bahwa pihak-pihak seperti Iran Hizbullah dan teman-temanperjuangan Palestina akan turun tangan kali ini jika putaran agresi yang luasmeletus karena semua orang menyadari sensitivitas masalah itu.

Kompleksitas diinternal Israel mulai dari perselisihan politisi dan tentara hingga kelompokekstremis di al-Quds menyeret Israel ke dalam jurang di tengah-tengah desakanperlawanan untuk memenuhi janjinya untuk Masjid al-Aqsha.

Analis politik Mustafaal-Sawaf menyatakan bahwa semua kemungkinan terbuka dalam menghadapi agresiyang meningkat di al-Quds pada tahap di mana pihak-pihak dari dalam dan luarPalestina dapat ikut campur pada perkembangan di lapangan. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied