Sejumlah sumbermedis Israel mengungkap pemerintah ziois tengah merencanakan untuk mendorongproyek permukiman di Tepi Barat setelah sebelumnya dibekukan pada Januari laluatas tekanan internasional dan saat ini ditegaskan kepada Presiden AS JoeBiden bahwa permukiman di kawasan E1 tak akan dilanjutkan.
Surat kabar Timesof Israel edisi Rabu (1/6/2022) menyebutkan &ldquoDepartemen sipil Israel telahmerilis agenda kerja pertemuan pada 18 Juli mendatang usai kunjungan Biden keIsrael untuk mendiskusikan penentangan atas proyek permukiman yang telahmendapat persetujuan awal.&rdquo
Rencana satu-satunyayang ada dalam agenda kerja mencakup pembangunan 3500 unit di kawasan E1 dikawasan seluas 12 KM yang terletak antara permukiman Ma&rsquoalem Adumim danAl-Quds yang disebut sebagai kawasan kota Ma&rsquoaleh Adumim tahun 1998.
Untuk pertamakalinya pada jaman mantan PM Benyamin Netanyahu tahun 2012 menyetujui proyek permukimandi kawasan E1 dan ditangguhkan sekitar 8 tahun.
Disebutkan bahwapembangunan unit permukiman dalam proyek ini akan memutus transportasi antarakawasan Palestina di kota Al-Quds Timur dengan dua kota lainnya di Ramallah (Tengah)dan Betlehem (Selatan) sehingga rencana proyek ini mendapat penentangan darimasyarakat internasional.
Sementara itugerakan Peace Now yang menentang proyek permukiman ini mengkritik pemerintahanBenet yang dianggap tengah mempromosikan kebijakan berbahaya Netanyahu.
Kebijakan inimenjadi ancaman nyata bagi proses perdamaian sehingga proyek di kawasan E1 menuaikritik keras di Israel dan juga di tingkat internasional.
Menurut perkiraanIsrael dan Palestina terdapat sekitar 650 ribu orang Israel di permukiman TepiBarat termasuk di Al-Quds Timur yang tinggal di 164 permukiman besar dan 124permukiman kecil. (mq/pip)