Otoritas pendudukan Israel Israel pada Sabtu (7/5/2022) malam memutuskanuntuk terus memberlakukan penutupan Tepi Barat dan Jalur Gaza sebagai bagiandari kebijakan hukuman kolektif yang diberlakukan pendudukan Israel.
Surat kabar Israel Maariv melaporkan bahwa “keputusanitu diambil setelah sesi evaluasi yang diadakan oleh Menteri Pertahanan Israel BennyGantz dengan melibatkan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel (IDF) AvivKohavi.”
Surat kabar Israel itu menambahkan bahwa “penutupan akanberlanjut hingga Senin setelah situasinya dievaluasi kembali.”
Langkah-langkah penutupan tersebut termasuk memberlakukan penjagaanmiliter di Tepi Barat penutupan pos-pos pemeriksaan dan penyeberangan secaramenyeluruh di samping menutup pos-pos pemeriksaan dengan Jalur Gaza (BeitHanoun “Erez” dan Kerem Shalom).
Keputusan tersebut menyatakan bahwa selama periode penutupanperjalanan tidak akan diizinkan (dari Tepi Barat dan Gaza ke Palestina 48)kecuali dalam kasus kemanusiaan medis dan kasus luar biasa dan dengan mendapatkanpersetujuan khusus dari &ldquokoordinator operasi pemerintah Israel&rdquo di wilayah pendudukanIsrael.
Rencananya hari ini Ahad (8/5/2022) akan diadakan evaluasi “situasikeamanan” untuk membahas perkembangan terakhir dalam hal ini. Demikian menurutmedia pendudukan Israel.
Patut dicatat bahwa otoritas pendudukan Israel telah memberlakukanpenutupan menyeluruh di Tepi Barat dan pos pemeriksaan Jalur Gaza sejak Selasa (3/5/2022)sore lalu bersamaan dengan peringatan berdirinya entitas pendudukan Israelyang disebut “Hari Kemerdekaan” yang berarti hari Nakba (prahara)Palestina. (was/pip)
