Tanggal 1 Mei diperbarui setiap tahun untukmencerminkan realitas para pekerja dan buruh di dunia pada umumnya dan diPalestina pada khususnya pada saat para buruh menderita karena kekerasanpendudukan praktik-praktiknya serangan dan pengepungan.
Pihak penjajah Israel memberlakukan banyakkebijakan diskriminatif dalam menangani hak-hak buruh baik di dalam entitasatau pemukiman ilegal. Hak-hak mereka dibatalkan meskipun bersifat universal. Akibatnyamereka menjadi sasaran pelanggaran tiap hari dan membahayakan nyawa mereka. Sementaratanpa henti mereka mencari peluang kerja dan atau mengakses tempat kerja merekamelalui pos pemeriksaan Israel.
Pelanggaran dan penyerangan tersebut diwujudkandalam pelanggaran hak untuk hidup penyerangan penuntutan dan penganiayaanpenangkapan pengenaan denda pencegah mencapai tempat kerja pemasanganpenghalang dan penyergapan penembakan penundukan penggeledahan dan perlakuanyang tidak manusiawi dan merendahkan terutama di pos-pos pemeriksaan yangmemisahkan wilayah Palestina.
Di samping itu penyerbuan dan penganiayaanterus menerus terhadap para pekerja di tempat kerja mereka. Padahal di sisilain ada upaya penolakan upah mereka oleh majikan Israel dan eksploitasi denganmempekerjakan mereka dalam pekerjaan berbahaya tanpa peralatan minimum dan alatkeselamatan dan jam kerja di luar kewajaran.
Terkadang kompensasi mereka ditolak. Sementara tidaksedikit akibat penutupan wilayah Palestina 1948 dari wilayah Gaza yang diblokadeyang menyebabkan ketidakmampuan pekerja untuk mencapai tempat kerja merekaatau kedatangan bahan baku dari negara pendudukan ke fasilitas Palestina yangmengarah pada terganggunya bukit k instalasi. Ini membuat ribuan pekerjaPalestina tidak dapat bekerja di fasilitas ini selain menghancurkan lahanpertanian dan menargetkan fasilitas industri Palestina oleh tentarapendudukan.
Sebuah laporan resmi baru-baru ini menunjukkanbahwa jumlah orang yang menganggur di Palestina naik menjadi 372.000 pada tahun2021 dibandingkan dengan kurang dari itu sekitar 40.000 pada tahun 2020.
Di tingkat regional laporan tersebutmenyatakan bahwa tingkat pengangguran di Tepi Barat adalah 16% dan di JalurGaza adalah 47%.
Kurangnya pemanfaatan tenaga kerja menurun darisekitar 36% pada tahun 2020 menjadi sekitar 34% (524 ribu orang) pada tahun2021 karena jumlah ini mencakup sekitar 73.000 pencari kerja yang frustrasidan sekitar 26.000 setengah pengangguran.
Jumlah pekerja di Palestina tahun lalu mencapaisekitar 1.034 juta dengan 630 ribu di Tepi Barat 259 ribu di Jalur Gaza dan145 ribu pekerja di “Israel” dan pemukiman di antaranya sekitar 747ribu adalah karyawan upahan di Palestina (402 ribu karyawan bekerja di TepiBarat 209 ribu karyawan bekerja di Jalur Gaza dan 116 ribu karyawan bekerjadi Israel dan 20.000 bekerja di pemukiman Israel.
Laporan statistik menunjukkan bahwa upah harianriil rata-rata untuk pekerja berupah di sektor swasta pada tahun 2021 adalahsekitar 97 shekel di Palestina 42 shekel di Jalur Gaza dan 119 shekel di TepiBarat (tidak termasuk pekerja di Israel dan pemukiman).
Baru-baru ini Kementerian Tenaga KerjaPalestina menyetujui undang-undang baru terkait upah minimum yangmenetapkannya pada 1880 shekel bukan 1450 shekel.
Rata-rata jam kerja mingguan untuk karyawanberupah sekitar 41 jam kerja 39 jam kerja untuk karyawan berupah di sektorpublik dan 42 jam kerja di sektor swasta.
Beberapa hari yang lalu Federasi Umum SerikatBuruh Palestina memperingatkan kondisi kehidupan yang berbahaya di Jalur Gaza.
“Kami memperingatkan bahaya situasi yangtidak dapat ditoleransi di Gaza terutama mengingat penundaan pendudukan dankegagalannya untuk mematuhi pemahaman yang dibuat dengan faksi-faksi mengenaiperbaikan kondisi warga” kata Sami al-Amsi. ketua serikat pekerja diJalur Gaza.
Dia menambahkan “Gaza telah hidup dibawah blokade Israel selama 16 tahun sebagai bentuk kejahatan yang belumpernah disaksikan dalam sejarah.”
Al-Amsi melanjutkan &ldquoAngka kemiskinan di Gazatelah mencapai tingkat tertinggi mencapai 80 persen di kalangan pekerjasementara pengangguran telah mencapai lebih dari 55 persen.&rdquo
Dia mengatakan bahwa blokade Israel”mengganggu beberapa sektor tenaga kerja dan mencegah masuknya bahanmentah ke pabrik.”
Al-Amsi meminta “otoritas yang kompeten didalam dan di luar Gaza untuk memikul tanggung jawab mereka terhadap parapekerja.”
Ribuan warga Gaza mencari peluang kerja didalam wilayah Palestina jajahan 1948 untuk menghindari momok pengangguran yang disebabkanoleh blokade Israel yang diberlakukan di Jalur Gaza selama hampir 16 tahunterus menerus. (at/pip)